Laporan Kasmedi, Rengat kasmedi@riaupos.co
Kepergian Yulia Mistati (30) warga Rengat Kabupaten Indragiri Hulu ke Bukittinggi untuk belanja pakaian untuk dijual kembali, ternyata pergi untuk selama-lamanya.
Bahkan sebelum kecelakaan naas travel yang ditumpanginya saat pulang ke Rengat, sempat SMS-an dengan suaminya Iwan (35).
Ali Usman, salah seorang keluarga korban ketika dikonfirmasi Riau Pos, Senin (29/7) mengatakan, sejak satu bulan ini korban jualan pakaian keliling dalam Kota Rengat.
”Pakaian sudah banyak yang terjual dan berencana menambah jualan pakaian dengan belanja ke Bukittinggi,” ujarnnya.
Belanja pakaian ke Bukittinggi bukan hal baru bagi korban. Karena di luar jualan pakaian, korban sebelumnya sudah pernah ke Bukittinggi untuk tamasya.
Bahkan sejak jualan pakaian, sudah beberapa kali korban ke Bukittinggi. Korban ke Bukittinggi dan pulang ke Rengat menaiki travel dari Tembilahan. ”Pergi dan balik ke Rengat, korban menaiki travel dari Tembilahan,” sambungnya.
Ketika pulang itu tepatnya, Ahad (28/7) malam, korban sempat SMS-an dengan suaminya. Sempat beberapa kali pesan dari keduanya terkirim dan setelah itu langsung tidak dibalas.
”Pengakuan suaminya kepada kami pihak keluarga, korban sempat SMS-an. Namun tidak menceritakan isi SMS tersebut,” ungkapnya. Masih katanya, ketika SMS suaminya tidak balas, langsung ditelepon ke nomor Hp istrinya.
Bahkan beberapa kali ditelepon, tidak pernah diangkat oleh istrinya. Kondisi itu pula membuat suaminya mulai was-was dan takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Ternyata setelah sekitar satu jam kemudian, baru nomor Hp isterinya telepon balik ke suaminya. Berharap dari balik telepon itu istrinya, ternyata yang ada hanya suara laki-laki ini tentu saja kian menambah was-was suaminya. Suara dari Hp istrinya itu yakni dari seorang polisi di Sumatera Barat yang menyebutkan travel yang ditumpangi istrinya mengalami kecelakaan di Sijunjung. Bahkan polisi tersebut memintanya datang ke Sijunjung.
”Iwan (suami korban, red) saat itu masih di Kecamatan Batang Gansal, karena sehari-hari bekerja di tambang batu bara,” ungkapnya. Lebih jauh disampaikannya, mayat korban yang sampai pada Ahad (28/7) dini hari pada Senin (29/7) langsung kebumikan.***