Wartawan-Dewan Dikeroyok Oknum Marinir

Nasional | Rabu, 30 Mei 2012 - 07:41 WIB

PADANG (RP) - Kekerasan terhadap wartawan kembali terjadi di Kota Padang. Sekitar 12 wartawan media cetak dan elektronik usai meliput penertiban pondok-pondok mesum, di Kecamatan Lubukbegalung dan Bungus Teluk Kabung, dikeroyok dan dipukuli oknum anggota marinir, Selasa (29/5).

Satu wartawan dari Global TV Budi Sunandar telinganya berdarah karena dipukuli oknum marinir, dan dirawat di RSUP M Djamil Padang. Selain memukul Budi, belasan oknum aparat yang beringas itu juga merampas dan memecahkan kamera Budi.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Julian dari Trans7 juga dipukuli di bagian punggung, sedangkan Yamal dari Favorit TV kameranya pecah. Fotografer Padang Ekspres Syamsu Ridwan pun tak luput dari aksi brutal oknum memakai baju yang di bagian belakangnya bertuliskan Marinir.

Memori kamera yang berisikan rekam peristiwa penertiban dan pengeroyokan milik Ridwan, juga diambil bersama tanda pengenal wartawan (ID-Card).

Wartawan Padang Ekspres Ricco Machmudi yang ikut meliput ketika itu dan berhasil menyelamatkan diri menjelaskan, awalnya razia gabungan melibatkan Satpol PP, polisi, TNI AD dan masyarakat sekitar pukul 14.00 WIB itu berlangsung lancar.

Tim gabungan pertama kali menyisir sejumlah bangunan liar yang diduga digunakan sebagai tempat mesum di kawasan Gates, Lubukbegalung. Setelah itu, tim bergerak ke kawasan sekitar Pantai Nirwana, Bungus Telukkabung.

Sampai di sini, razia masih berjalan aman. Kemudian, tim kembali bergerak ke kawasan Bukit Lampu, masih di Bungus Telukkabung.

Di lokasi ini tim menemukan sejumlah pondok-pondok yang diduga digunakan sebagai tempat mesum. Pondok-pondok itu lalu dibakar. Namun, tindakan aparat gabungan itu ditendang pemilik pondok. Tim tak menggubris itu, dan terus membakar melakukan pembakaran.  

Kemudian tiba di salah satu kafe bermerek kafe Haris, masih di kawasan bukit lampu, saat tim razia gabungan melakukan penertiban dan pembongkaran, dicoba dihalang-halangi oleh pemilik kafe. Bahkan pemilik kafe itu mengaku seorang anggota marinir.

Sempat terjadi persitegangan antara pemilik kafe dengan tim razia gabungan. Suasana semakin memanas. Tanpa dinyana, terjadilah bentrok dan sempat terjadi pelemparan batu di lokasi. Bersamaan dengan itu datang gerombolan orang menghadang wartawan yang mencoba mengambil gambar dan meliputi razia tersebut. Jumlahnya sekitar 15 orang. ‘’Kata warga mereka menggunakan baju olahraga yang bermerek marinir di bagian punggungnya,’’ kata Ricco.

Mereka dengan membabi buta memukul dan merebut kamera wartawan yang meliput. Akibatnya beberapa wartawan mendapatkan pemukulan, bahkan salah satu dari wartawan yakni wartawan dari Global TV Budi Sunandar mengalami luka di telinga bagian kanannya.

Selain itu, seorang anggota DRPD Padang Asrizal dari Fraksi PAN ikut bersama tim razia gabungan juga menjadi korban pemukulan. Aksi oknum tersebut tak sampai di situ saja. Mereka juga mencampakkan tiga unit sepeda motor warga yang diparkir di sektiar tempat kejadian ke dalam laut.

Warga yang tak puas terhadap tindakan oknum itu kemudian membalas dengan mengejar oknum marinir itu yang melarikan diri menggunakan sepeda motor ke arah Bungus.

Setelah kejadian itu, wartawan yang terluka diantarkan ke RSUP M Djamil Padang. Sementara wartawan lain bersama warga melapor ke Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) II Padang, di Bungus.

Ratusan warga juga membawa serta anak-anak mereka. Mereka meminta ganti rugi atas motor yang telah dibuang ke laut. Mereka juga meminta diberi perlindungan karena merasa diintimidasi.(bis/kd/di/eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook