Teluk Bayur Bebas Antrean

Nasional | Selasa, 30 April 2013 - 12:15 WIB

Teluk Bayur Bebas Antrean
Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan saat meresmikan Terminal Peti Kemas dan pemakaian alat-alat baru di Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang, Senin (29/4/2013). Foto: sy ridwan/padang ekspres/rpg

PADANG (RP) - Percepatan modernisasi Pelabuhan Teluk Bayur digulirkan pemerintah guna menjawab keluhan dunia usaha soal lamanya waktu sandar. Bahkan, Meneg BUMN Dahlan Iskan menjamin tidak ada lagi antrean sandar kapal di pela­bu­han kebanggaan urang awak yang di­ba­ngun pemerin­tahan Be­landa pada tahun 1888 lalu itu. 

Garansi diberikan Dahlan Iskan tak lepas dari mulai ber­operasinya terminal pe­ti ke­mas (TPK) dan sejumlah per­a­la­tan modern yang me­nelan ang­garan Rp 600 miliar di Pelabu­han Teluk Bayur.

“Selama ini yang paling ba­nyak dibicarakan di Sumbar, hanya gempa dan tsunami. De­ngan mo­dernisasi Pela­buhan Teluk Bayur saat ini, saya berha­rap orang tak lagi mengenal Sumbar karena gempa dan tsu­naminya. Tapi mengenal Sumbar karena pela­yanan pelabuhannya zero an­trean,” ujar Dahlan Iskan saat meresmikan Terminal Peti Ke­mas dan pemakaian alat-alat baru di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, kemarin (29/4).

Dahlan mengajak semua elemen masyarakat Sumbar mempromosikan keberadaan TPK ini secara besar-besaran. Sehingga, minat orang kembali tinggi mengirimkan barang lewat Pelabuhan Teluk Bayur. “Saat saya buat status di Twitter, kalau saya akan datang ke Teluk Bayur melihat moder­nisasi Pelabuhan Teluk Bayur, banyak orang menyambut po­sitif, khususnya kalangan pe­ngusaha,” tutur Dahlan pada kesempatan itu yang juga diha­diri Dirut PT Pelindo II RJ Lino, Gubernur Sumbar Irwan Pra­yitno, Wali Kota Padang Fauzi Bahar, General Manager Pela­buhan Teluk Bayur Dalsaf Us­man, dan lainnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Seperti diketahui, lamanya waktu sandar di Pelabuhan Teluk Bayur sudah lama dike­luhkan pengusaha. Tak tang­gung-tanggung, waktu sandar Pelabuhan Teluk Bayur pernah mencapai lebih sebulan. Kondisi ini jelas memberatkan pengusa­ha karena bertambahnya unit cost pengeluaran. Akibat keti­dak­jelasan waktu sandar kapal ini, membuat Sumbar terus merugi. Sebaliknya, provinsi lain meraih keuntungan.

Karena itu, tambah Dahlan, kini saatnya Sumbar berjaya seperti zaman keemasan Pela­buhan Teluk Bayur puluhan tahun lalu. “Saya pastikan, tidak ada lagi waktu antrean sandar kapal berhari-hari. Saya yakin dengan modernisasi pelabuhan ini, akan banyak kapal-kapal besar memilih sandar ke Teluk Bayur. Saya akan minta 3 -6 bulan laporan, untuk melihat sejauh mana respons pemilik kapal terhadap modernisasi ini,” ucap mantan Dirut PT PLN itu.

Dia mengatakan, moder­nisasi Pelabuhan Teluk Bayur tidak untuk sementara, tapi seterusnya. “Dulu, diusulkan pengembangan Teluk Bayur. Namun, karena perhitungan dan analisa yang cermat Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino, pengembangan Teluk Bayur tak jadi dilakukan. Langkah dipilih hanya melakukan modernisasi, perbaikan sistem, serta penam­bahan peralatan. Intinya, mo­dernisasi ini telah mengubah wajah pelayanan di Pelabuhan Teluk Bayur,” tegasnya.

Jika pengembangan dila­ku­kan, menurut Dahlan, otomatis menggunakan dana triliuan. Namun melalui modernisasi, dana yang dibutuhkan hanya Rp 600 miliar. “Belum tentu dengan pengembangan Teluk Bayur akan membuat waktu sandar kapal menjadi lebih pendek, tanpa penambahan peralatan dan perbaikan sistem seperti dilakukan Pak Lino (Dirut Pe­lindo),” ujarnya.

Dahlan optimistis Sumbar bisa bangkit dan kembali men­jadi pusat pertumbuhan ekono­mi di pantai barat Sumatera. “Sum­bar akan menjadi pem­bi­caraan di tingkat nasional de­ngan zero waiting time-nya. Jadikan ini momentum yang baik,” tukasnya.

Optimisme serupa diuta­ra­kan Gubernur Sumbar Irwan Pra­yitno. Dia yakin modernisasi Pelabuhan Teluk Bayur akan meningkatkan nilai ekspor im­por Sumbar. “Ini tentu akan memacu pertumbuhan ekonomi Sumbar. Kita berharap moder­nisasi ini akan menjadikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Sumbar di atas rata-rata nasio­nal. Output-nya, kesejahteraan masyarakat akan meningkat,” ucapnya.

Dirut PT Pelindo II, RJ Lino mengatakan, efisiensi pelabuhan salah satu kunci sukses akse­lerasi pertumbuhan ekonomi nasional. “Ini yang mendasari keinginan PT Pelindo II terus mengembangkan infrastruktur pelabuhan di seantero Nusan­tara. Aktivitas pelabuhan akan terus diupayakan beralih ke sistem kontainerisasi atau peti kemas agar biaya mengangkut barang berkurang. Secara perl­ahan, pelabuhan-pelabuhan di bawah naungan PT Pelindo II, khususnya di luar Jawa, akan terus dikembangkan menjadi tombol pembangkit per­eko­nomian lokal demi pemerataan ekonomi Indonesia,” ulasnya.

Saat ini, kata Lino, Pela­buhan Teluk Bayur memiliki 12 unit dermaga sepanjang 1.613 meter. Pelabuhan ini juga telah dilengkapi beberapa fasilitas penunjang seperti gantry crane, gantry jib crane, wheel loader dan berbagai ekskavator lainnya.

General Manager Pelabuhan Teluk Bayur, Dalsaf Usman menyebutkan, peresmian terminal peti kemas ini pertama di Sumbar. Terminal seluas 46.886 meter persegi itu akan mampu menampung lebih dari 4.000 boks peti kemas.

“Arus lalu lintas kapal dan barang di Pelabuhan Teluk Bayur terus meningkat sejak tahun 2008. Jumlah peti kemas tahun 2008 hanya 48.503 TEUs. Tahun 2012 meningkat jadi 61.808 TEUs. Pelabuhan Teluk Bayur terletak di Pantai Barat Sumatera ini, adalah aset poten­sial mendo­rong pemerataan pertumbuhan ekonomi,” katanya. (cr4/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook