BENGKULU (RP) - Tak terima diseret ke dalam kelas dan dipermalukan di depan muridnya, seorang guru di SDN 39 Kota Bengkulu, Zurfa Helmi, M.Pd melaporkan rekan seprofesinya, Bu ke Polres Bengkulu, Senin (29/4). Korban melapor ditemani oleh suaminya yang juga tak terima atas perbuatan Bu yang menyeret istri orang lain secara paksa.
Kepada Rakyat Bengkulu (Grup JPNN), Zurfa menuturkan, kasus ini berawal saat dia berniat untuk mengajak anak kelas 3 C berlajar di ruang terbuka. Direncanakan akan dibawa ke kawasan Benteng Marlboro, dan akan bercengkrama langsung dengan turis. Tujuannya selain untuk memberikan penyegaran dalam pengajaran, juga ingin bercengkrama langsung dengan turis, sebagai salah satu metode pelajaran Bahasan Inggris.
"Waktu itu saya merencanakan akan berangkat ke Benteng bersama anak didik saya hari Sabtu kemarin. Rencana itu sudah saya rapatkan dengan wali murid, dan 14 orang setuju. Tapi entah mengapa, belum lagi acara itu dimulai, tiba-tiba kepala sekolah saya yang sedang berada di luar kota menelpon saya dan menegur saya soal rencana ini," terang Zurfa.
Sabtu (27/4) sekitar pukul 10.00 WIB, tiba-tiba Bu yang diketahui sebagai guru olahraga ini datang ke ruangan TU, mencari keberadaan Zurfa. Selanjutnya Bu pun memarahi Zurfa terkait rencananya itu. "Saya katakan rencana itu dilakukan di luar jam sekolah, jadi itu tanggungjawab saya bukan tanggungjawab sekolah lagi, dan juga sudah disetujui wali murid. Lagi pula Bu ini kan guru olahraga, kapasitas dia apa?" lanjut Zurfa.
Diduga emosi, Bu pun lantas menarik tangan Zurfa dan menyeretnya ke dalam kelas 3 C untuk dipertemukan dengan murid-muridnya. Saat itu, Bu pun mengkronfontir keterangan Zurfa dengan anak didik. Terang saja hal ini membuat Zurfa tak senang dan merasa malu di depan anak didiknya sendiri. Akhirnya tindakan Bu ini dilaporkan ke suami Zurfa.
"Ya mohon maaf saja, saya ini sudah punya suami, jangan sembarangan tarik-tarik istri orang. Bapak Bu ini bisa kena denda adat, saya tidak senang begitupun dengan suami saya. Saya sudah menghubungi kepala sekolah atas kejadian ini tapi tidak ada jawabannya, ya sudah saya putuskan untuk dibawah ke ranah hukum saja. Tangan saya sampai berbekas usai ditarik oleh Bu," ujar Zurfa sembari menunjukkan bekas memar di tangannya.
Sementara itu, usai dilakukan pemeriksaan, Zurfa bersama suaminya pun bergegas menuju ke rumah sakit untuk melakukan visum. "Kita akan periksa saksi-saksi yang melihat kejadian itu. Sementara baru korban saja yang kita mintai keterangannya," ujar Kapolres Bengkulu, AKBP. H. Joko Suprayitno, SST, MK melalui KAsat Reskrim, AKP. Dwi Citra Akbar, ST, S.IK. (fiz)