BINJAI (RP) - Perjalanan hidup yang dilalui Ecin Suparti (38), teramat tragis. Bukannnya pekerjaan yang didapatnya saat merantau ke Medan Sumatera Utara.
Namun, wanita asal Desa Sukamaju, Kecamatan Subang, Jawa Barat ini, malah dibuang oleh majikannya. Kini hidupnya luntang lantung di Kota Binjai.
Ketika ditemui RPG, Ahad (29/1) sekitar pukul 13.00 WIB, di tempat penampungan Dinas Sosial, Kota Binjai, Ecin, yang memiliki dua orang anak ini menceritakan segelintir kisah hidupannya.
Menurutnya, sejak ditinggal oleh suami tercintanya yang meninggal beberapa tahun lalu. Untuk menghidupi kedua orang anaknya, sehari-hari wanita yang memiliki rambut sebahu ini berjualan nasi timbal di Pasar Pujasera.
‘’Anakku yang paling besar namanya Lukman Suparlik (15). Ia, masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Sementara, Kedew Suparman (13), anak bungsuku, masih duduk di bangku kelas 3 SMP,” kenang Ecin, dengan mata berkaca-kaca.
Namun, tekanan ekonomi yang terus menerus menghimpitnya. Membuat Ecin, harus beralih profesi dan mulai mencari pekerjaan lain agar dapat menghidupi keluarga kecilnya itu. Karena hanya tamatan SD.
Ecin, yang tidak ingin anak-anaknya bernasib sama dengannya mencoba mencari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga. Hal itu dilakukan, agar kedua anaknya itu memiliki pendidikan tidak sepertinya dan dapat mencari pekerjaan yang layak.
‘’Penghasilan yang aku dapat dari berjualan nasi timbal hanya berkisar Rp15 ribu. Dengan uang segitu dan kedua anakku yang masih sekolah mana cukup. Aku pun berpikir untuk mencari pekerjaan menjadi pembantu rumah tangga yang memiliki penghasilan lumayan. Aku tak mau anak-anakku memiliki nasib sama denganku,” kata Ecin.
Awalnya nasib baik menghampirinnya. Ketika berjalan-jalan ke Jakarta, untuk mencari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga. Ia, bertemu dengan seorang wanita yang menawarkannya untuk bekerja di Medan, Sumatera Utara.
Bahkan, wanita yang mengaku dari PT penyalur pembantu rumah tangga ini, menawarkan gaji yang cukup menggiurkan kalau ikut dengannya.
‘’Aku tak kenal nama ibu yang membawa aku itu. Dia juga gak ada mengatakan kalau dari PT penyalur rumah tangga mana. Katanya, kalau kerja di Medan, aku bisa mendapat gaji Rp2 juta per bulannya,” jelas Ecin.
Tanpa pikir panjang, Ecin, yang baru saja mengenal wanita tersebut langsung saja mengikuti dan mau diajak wanita itu ke sebuah rumah yang dijadikan tempat penampungan.
Setelah dua hari berada di penampungan yang ada di Jakarta. Ecin, pun diberangkatkan ke Medan untuk bekerja sesuai yang dijanjikan wanita tersebut. “Aku berangkat dari Jakarta ke Medan pada 12 Januari ,” ujarnya.
Setelah menempuh perjalanan selama dua hari dan bermodalkan tas yang berisikan pakaian. Ecin tiba di Medan. Namun lagi-lagi Ecin, di endapkan di PT penyalur tenaga kerja yang ada di Medan.(eca)