Jalur Sumbar-Riau Lumpuh 10 Jam

Nasional | Minggu, 29 Desember 2013 - 08:37 WIB

Jalur Sumbar-Riau Lumpuh 10 Jam
Ratusan kendaraan dari arah Sumbar mau pun Riau, terjebak antrean sepanjang 15 kilometer akibat banjir yang melanda Jorong Sopang dan Jorong Pauah Anok, Nagari Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar, Sabtu (28/12/2013). Foto: Padang Ekspres/PG

PAYAKUMBUH (RP) - Jalur transportasi darat penghubung Sumbar dengan Riau, Sabtu (28/12), lumpuh total selama hampir 10 jam. Ini terjadi akibat banjir yang merendam Nagari Pangkalan dan longsor yang menghantam Nagari Manggilang, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar.

Wakil Bupati Limapuluh Kota Asyirwan Yunus mengatakan bahwa banjir di Nagari Pangkalan, merendam dua jorong (setingkat dusun) yang berada di pinggir jalan negara Sumbar-Riau. Yakni Jorong Sopang dan Jorong Pauah Anok. Banjir terjadi akibat meluapnya arus Batang (Sungai) Manggilang. ‘’Batang Manggilang kembali meluap, setelah hujan deras mengguyur Kecamatan Pangkalan sepanjang Jumat (27/12) malam,’’  kata Asyirwan Yunus didampingi Kepala BPBD Limapuluh Kota Irfan AM dan Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Firmansyah, kepada RPG lokasi banjir.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Wali Nagari Pangkalan, Deswanto, menyebutkan, banjir di Jorong Sopang dan Jorong Pauah Anok terjadi sekitar pukul 02.30 WIB. Luapan air yang naik ke permukiman penduduk, mencapai setinggi pinggang lelaki dewasa. Air baru surut sekitar pukul 12.30 WIB. ‘’Hampir, 10 jam lamanya,’’ kata Deswanto.

Saat banjir terjadi, ratusan penduduk menjadi panik dan berhamburan ke luar rumah. ‘’Walau kampung kami sudah langganan banjir, tapi banjir dini hari tadi, membuat  kami panik. Apalagi, air naik ke kawasan permukiman begitu cepat,’’ kata Kepala Jorong Sopang Syafrizal dan Kepala Jorong Pauah Anok Aripon, secara terpisah.

Selain merendam pemukiman penduduk, air Batang Manggilang juga meluap sampai ke badan jalan negara Sumbar-Riau. Membuat kendaraan roda empat dan roda dua, tidak bisa lewat sama-sekali. Sehingga terjadi antrean sepanjang hampir 15 kilometer.

‘’Antrean kendaraan, terjadi mulai dari kawasan Lubuakjantan, Nagari Manggilang, sampai ke kawasan Kotopanjang, dekat areal milik PT Statika. Dalam antrean itu, sejumlah mobil dan sepeda motor yang berada di dekat luapan banjir, sempat mengalami mati mesin,’’ kata Syafrizal yang juga anggota Satgas Bela Negara Pangkalan.

Kasat Lantas Polres Limapuluh Kota Iptu Yogi menambahkan bahwa antrean akibat banjir memang mencapai 15 kilometer. Tapi, arus lalu-lintas yang benar-benar lumpuh atau tidak bisa dilewati, hanya beberapa jam. Setelah itu, kendaraan sudah dapat lewat kembali, dengan sistem buka tutup.

Walau tadi malam, arus lalu-lintas sudah mulai normal dan kendaraan tidak mengantre lagi, Kepolisian Resort Limapuluh Kota, tetap meminta pengemudi di jalur Sumbar-Riau, agar mewaspadai longsor dan banjir susulan yang berpeluang terjadi, mengingat curah hujan di kawasan Pangkalan, masih cukup tinggi.

‘’Saat ini, arus lalu-lintas di Jalan Sumbar-Riau memang sudah normal lagi. Banjir yang menggenangi badan jalan di Pangkalan, sudah menyusut. Material longsor di Manggilang dan Koto Alam, sudah dibersihkan. Tapi pengemudi, tetap diminta waspada,’’ kata Kapolres Limapuluh Kota AKBP Cucuk Trihono kepada RPG.

Sampai kemarin sore, total kerugian akibat banjir di Kecamatan Pangkalan, masih didata BPBD Limapuluh Kota yang turun bersama Taruna Siaga Bencana (Tagana), anggota Koramil dan Polsek Pangkalan. Khusus untuk data rumah penduduk yang terendam air, masih simpang-siur.

Di Nagari Pangkalan, Kepala Jorong Sopang Syafrizal dan  Kepala Jorong Pauah Anok Aripon menyebutkan, rumah yang terendam  sekitar 101 unit. Tapi, BPBD memperkirakan, hanya 60 unit. ‘’Itu pun, hanya air lewat. Tidak banyak yang mengalami kerusakan,’’  kata Kabid Penanggulangan Bencana BPBD, Firmansyah.

Sedangkan di Nagari Manggilang, rumah penduduk yang terendam banjir, menurut wali nagari setempat, Ridwan, mencapai 20 unit. ‘’Rumah-rumah yang terendam itu berada di Jorong Pasa. Umumnya, warga miskin,’’ kata Ridwan, saat dihubungi,  kemarin senja.

Di samping merendam rumah penduduk, banjir juga merusak kolam ikan, areal perkebunan dan kandang ternak. ‘’Cukup banyak hewan ternak penduduk yang mati. Di Jorong Pauah Anok saja ada 9 ekor kambing dan ratusan ekor ayam. Tapi untuk total keselurahannya, masih didata. BPBD juga mendirikan posko di sini,’’ imbuh Firmansyah.

Salah seorang pengendara tujuan Bukittinggi, Ibnu Masud, terpaksa balik arah ke Pekanbaru dan membatalkan niatnya untuk melanjutkan perjalanan. Ibnu sendiri sempat terjebak selama dua jam pada jarak 1,5 kilo meter dari titik jalan putus sebelum akhirnya pulang ke Pekanbaru.

‘’Sekitar pukul 08.00 WIB saya sampai di Pangkalan. Antrean sudah panjang. Saya berada 1,5 kilo meter dari titik jalan putus. Antrean sudah berlapis pula. Saya bertanya pada orang-orang di sana, katanya jalan baru bisa dilewati pukul 14.00 WIB. Akhirnya saya putuskan kembali ke Pekanbaru tepat pukul 10.00 WIB. Saat saya sampai di Bangkinang atau sekitar pukul 12.30 WIB, jalan sudah bisa dilalui. Rata-rata orang menunggu sampai 5 jam,’’ kata Ibnu Masud kepada Riau Pos, tadi malam.

Sementara, untuk longsor yang menerjang Nagari Manggilang dan Nagari Kotoalam, berdasarkan pantauan Padang Ekspres (RiauPos Grup), mencapai 8 titik. Di setiap titik, material longsoran tidak banyak. Hanya saja, ada beberapa pohon yang ikut tumbang bersama material longsor, sehingga menimbun badan jalan,  seperti di kawasan Manggilang.

Kemarin sore, material longsor dan pohon tumbang yang berada di badan jalan, sudah dibersihkan oleh masyarakat dibantu personel Polri, TNI,  BPBD, dan Tagana.(rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook