JAKARTA(RIAUPOS.COM)– Ketersediaan bahan pangan menjadi perhatian saat momen Natal dan tahun baru (Nataru). Satgas Pangan mengantisipasi permainan yang bisa berdampak pada kenaikan harga.
Kabagpenum Divhumas Polri Kombespol Asep Adi Saputra menuturkan, saat ini Satgas Pangan telah melakukan pengawasan ke sejumlah daerah. Terutama di daerah yang rawan terjadi kenaikan harga pangan. ”Seperti di Indonesia Timur,” kata dia kemarin (28/11).
Satgas Pangan akan menindak pedagang yang mencoba mengambil untung dengan cara yang melanggar hukum. ”Karena itu, diimbau para pedagang tidak main-main,” tegasnya.
Modus yang biasa dilakukan pedagang nakal, misalnya, menimbun stok atau mengurangi kualitas bahan pokok. ”Yang mengurangi kualitas juga pasti akan ketahuan. Harga sama, tapi kualitas diturunkan,” paparnya.
Polri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Bulog bekerja sama untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya kenaikan harga. ”Kami tidak ingin masyarakat merugi akibat ulah nakal yang ingin mengambil keuntungan,” katanya.
Sementara itu, wilayah Indonesia Timur juga mendapat perhatian untuk urusan ketersediaan angkutan Nataru. Misalnya, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) yang merancang penambahan frekuensi pelayaran di sejumlah ruas yang berpotensi mengalami lonjakan penumpang. Di antaranya, Papua Port–Ambon, Bitung–Jayapura Port, dan Batam–Belawan.
Di wilayah tengah, Pelni berencana menambah ruas pelayaran untuk KM Lambelu dan KM Bukit Siguntang untuk rute Tarakan–Nunukan–Balikpapan–Makassar–NTT. Sementara di wilayah barat, akan ditambah ruas pelayaran dengan tujuan Padang dan Sibolga. ”Pelni juga akan menambah ruas untuk KM Nggapulu pada wilayah timur, khususnya Maluku, dengan penambahan ruas Ambon, Banda, dan Tual,” ujar Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni Yahya Kuncoro.
Editor : Deslina
Sumber: Jawapos.com