Gempa 5,5 SR Guncang Sumbar

Nasional | Kamis, 29 Agustus 2013 - 10:03 WIB

PADANG (RP) -  Sehari sebelum dilaksanakannya gladi lapangan penanggulangan bencana yang akan diikuti 700 orang dari BPBD Sumbar dengan kabupaten/kota, serta dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, Padang dihoyak gempa yang terasa hingga ke Pesisir Selatan, Rabu (28/8) pukul 13.12 WIB.

Di Padang, sekitar 15 orang tahanan yang tengah menunggu jadwal persidangannya di tempat penahanan sementara PN Padang berteriak minta tolong dilepaskan. Saking cemasnya, mereka sampai memukul-mukul terali tahanan tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

”Pak jaksa, tolong Pak. Kalau lama bisa mati kami di dalam ini,” teriak salah seorang tahanan sembari memanggil jaksa.

Tidak saja para tahanan terkungkung di balik jeruji yang panik, puluhan pengunjung sidang pun ikut panik dan berhamburan keluar dari lokasi PN.

Kepala Seksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang, Syafrizal mengatakan, jika tergempa berkekuatan 5,5 SR, pada 2,03 Lintang Selatan dan 100,66 Bujur Timur, 74 Km Barat Laut Sungaipenuh, Jambi, dengan kedalaman 24 Km.

‘’Gempa terjadi tepatnya di daerah Airhaji, sekitar 5-10 Km dari pantai. Sedangkan patahannya berjenis patahan geser dan mendatar, sehingga tidak berpotensi tejadinya tsunami,” kata Syafrizal.

Sementara itu, Kepala Pusdalops BPBD Sumbar, Ade Edward mengatakan, meski tidak berpotensi tsunami, seluruh masyarakat khususnya yang bermukim di pinggir sungai, aliran Bukitbarisan, mesti tetap waspada. Sebab, cuaca akhir-akhir ini tidak menentu.

‘’Kita di Sumbar mesti tetap berjaga-jaga, karena bencana itu tidak terduga dan bisa datang kapan saja,” sebutnya.

Perihal gempa yang terjadi, Ade mengaku, tidak mendapatkan laporan terjadi kerusakan fisik di daerah tersebut. ‘’Alhamdulillah, meski cukup lama guncangannya, tapi tidak ada kerusakan fisik,’’ kata Ade Edward.

Di Pesisir Selatan, warga dikejutkan dengan adanya gempa. Walau tidak menyebabkan kerusakan, warga yang sedang melakukan aktivfitas kerja dan perkantoran, berhamburan keluar ruangan.

Pantauan RPG di Kantor Bupati Pessel, pegawai berhamburan keluar kantor. Mereka umumnya khawatir adanya gempa susulan yang lebih besar, namun setelah situasi tenang, mereka kembali ke ruangan masing-masing.

Kepala BPBD Pessel, Doni Guzrizal menjelaskan, gempa berpusat di Sungai Penuh Jambi.

Kekuatan gempa 5,5 SR. Menurut Doni terjadi gempa darat dan tidak berpotensi stunami. Namun  masyarakat diminta untuk selalu meningkatkan kewaspadaan sebab ancaman gempa akan selalu datang secara tiba-tiba.

Ia menjelaskan, 2013 ini Pemkab Pessel melalui BPBD Pessel telah mendapatkan jatah pembangunan dua shelter dengan alokasi anggaran Rp15 miliar dari BNPB Pusat.

Alokasi dana itu adalah membangun shelter di Sago, Kecamatan IV Jurai Rp10 miliar dan pembangunan shelter di Mapolres Pessel Rp5 miliar.

‘’Dengan dibangunnya 2 shelter, Pessel telah memiliki 7 unit shelter. Diharapkan dengan shelter itu bisa digunakan oleh warga sebagai lokasi evakuasi jika terjadi gempa yang bisa menimbulkan tsunami sebab 2 lokasi dibangun shelter itu pemukiman warga dekat laut,’’ ulasnya.

700 lebih Relawan Ikuti Gladi BPBD

Untuk implementasi Perka BPBD No 10/2008 dan Pergub Sumbar No 71/2012 tentang rencana kontijensi, sistem peringatan dini dan SOP penanganan tanggap bencana menghadapi tsunami dan peningkatan kapasitas aparat dalam penangganan bencana, BPBD Sumbar bersama Koren 032/Wirabraja melaksanakan gladi lapangan penanggulangan bencana.

‘’Tujuan kegiatan sebut sebagai acuan meningkatkan kemampuan ketrampilan, koordinasi dan komando yg lebih baik bagi BPBD Sumbar dengan kabupaten/kota dalam menghadapi bencana,” ujar Kepala BPBD Sumbar, Yazid Fadli kepada wartawan di kantor BPBD Sumbar, Rabu (28/8).

Acara rencananya dilaksanakan di Taman Budaya, Gedung Juang 45 dan Pantai Purus, pada hari ini, Kamis (29/8). Dijelaskan, dalam gladi lapangan itu juga menampilkan simulasi penanggulangan bencana yang diikuti hampir 700 peserta dari berbagai elemen.

Selain itu, gladi  juga punya tujuan khusus yakni menguji dan mengevaluasi perencanaan, kebijakan dan prosedur petugas penanggulangan bencana.

‘’Kemudian, mengidentifikasi kesenjangan sumber daya, serta memperkuat koordinasi dan komunikasi antar organisasi,” terang Yazid.(cr4/ade)  









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook