TAK TAHAN MENDERITA PENYAKIT SESAK NAFAS

Pensiunan PTPN Tewas, Tikam Perut Sendiri

Nasional | Rabu, 28 November 2012 - 15:29 WIB

Pensiunan PTPN Tewas, Tikam Perut Sendiri
Jenazah Tambeng Pramuji terbujur kaku setelah menikam perutnya sendiri dengan sebilah pisau.(Foto: Asnawi)

Riau Pos Online – Tambeng Pramuji (68), pensiunan Karyawan PTPN IV, Kebun Pabatu, menikam perutnya sendiri sebanyak tiga liang, Senin (26/11) sore, sekira pukul 18.00 WIB. Korban sempat dirawat di Rumah Sakit Sri Pamela PTPN IV Pabatu, namun akhirnya tewas di perjalanan menuju Rumah Sakit Pringadi Medan.

Saat ditemukan, korban yang bermukim di Dusun I, Desa Naga Kesiangan, Kecamatan Tebingtinggi, Serdang Bedagai, ini dalam keadaan tidak sadarkan diri di kamar tidurnya, dengan kondisi pintu terkunci dari dalam, dan pisau masih tertancap di perutnya. “Pelaku diduga melakukannya sendiri. Saksi pertama melihat adalah anak korban M Khoiruddin (38) dan istri korban Amni Rosida (65). Saksi melihat korban di kamar dengan kondisi berlumuran darah,” sebut Kapolsek Tebingtinggi AKP HE Harahap, Selasa (27/11).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kapolsek mengatakan, karena pintu kamar dikunci dari dalam, istrinya pun memanggil korban, namun tidak ada sahutan. Lantas istri korban memanggil anaknya, hingga akhirnya pintu kamar didobrak.

Begitu pintu terbuka,  saksi mendapati korban dalam kondisi berlumuran darah di kamar tidur, dan pisau masih menancap di perut korban. Saksi pun histeris, lalu para tetangga pun berdatangan sambil segera mencoba melakukan penyelamatan dengan melarikan korban ke rumah sakit milik PTPN IV, Kebun Pabatu, dengan posisi pisau belati masih menancap di perut korban. Namun karena rumah sakit tidak sanggup mengobati korban yang saat itu dalam kondisi tak sadarkan diri, pihak rumah sakit merujuk korban ke RSUD dr Kumpulan Pane Kota Tebingtinggi.

“Sampai di RSUD dr Kumpulan Pane, korban masih tetap tak sadarkan diri, akhirnya dari rumah sakit itu, korban kembali dirujuk ke Rumah Sakit Adam Malik-Medan. Tapi sayang, satu jam dalam perjalanan menuju Medan, korban meninggal dunia,” ujar AKP HE Harahap.

Menurut informasi dihimpun, Tambeng nekad bunuh diri karena belakangan diketahui mengidap penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Meskipun anak dan istri korban enggan berkomentar, bahkan meminta supaya jangan diberitakan soal kasus bunuh diri tersebut, tetapi dari ucapan jiran tetangga korban diketahui kalau korban selama ini mengidap penyakit sesak nafas selama 5 tahun. “Diduga korban menikam perutnya sendiri karena galau, penyakitnya tidak sembuh walau sudah berulang kali diobati,” sebut warga yang juga tak mau menyebutkan namanya.

Pria paruh baya yang ditanyai POSMETRO MEDAN (grup koran ini) itu juga menjelaskan bahwa dua hari sebelum kematian korban, ia sempat mengetahui kalau korban sempat diopname di RS PTPN IV. “Sebelumnya, korban diopname di rumah sakit perkebunan karena penyakit sesak nafasnya, tapi korban bolak-balik minta pulang sama keluarganya, karena dibilangnya penyakitnya itu tidak akan sembuh dan akan menghabiskan uang saja di rumah sakit,” ujar tetangga korban, yang enggan menyebutkan namanya ini.

Lelaki berbadan tambun ini juga mengatakan bahwa Tambeng tidak tahan kena AC maupun kipas kalau berada di rumah sakit. Terhadap anak dan istrinya pun katanya, sudah bolak-balik ngomong; ‘bagusan aku mati sajalah daripada menderita penyakit seperti ini.’

Kapolsek Tebingtinggi AKP HE Harahap yang kembali ditanyai mengaku mendengar keterangan sejumlah saksi yang menyebutkan, korban nekad bunuh diri karena menderita penyakit sesak nafas yang tak kunjung sembuh. Namun demikian, kapolsek menjelaskan bahwa kasus kematian Tambeng Pramuji masih dalam penyelidikan pihaknya, dan sebilah pisau stainless yang menancap diperut korban dijadikan barang bukti oleh petugas. (awi/pmg/dro/ms/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook