Kenaikan BI7DRR Berpotensi Bebani Sektor Produktif

Nasional | Rabu, 28 September 2022 - 13:50 WIB

Kenaikan BI7DRR Berpotensi Bebani Sektor Produktif
GRAFIS (DOK RIAUPOS.CO)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia 7-Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR) tentu berdampak pada pasar keuangan dan sektor riil. Sejumlah langkah strategis bakal ditempuh industri perbankan. Dengan demikian, fungsi intermediasi masih terus berjalan dan tumbuh positif.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan, peningkatan BI7DRR sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen akan ditempuh untuk menekan inflasi dalam negeri dan stabilisasi nilai tukar rupiah. "So far, hitungan kami tidak mengubah target tahun ini. Untuk tahun depan, kami masih lihat. Saya rasa itu (hawkish BI) masih akan berjalan,"  kata Lani di Digital Lounge Graha CIMB Niaga.


Saat ini pihaknya berfokus terhadap pertumbuhan dana murah alias current account savings account (CASA) berupa giro dan tabungan. Hingga Agustus 2022, CASA ratio CIMB Niaga mencapai 67 persen. Dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi juga tumbuh 6,4 persen secara tahunan menjadi Rp 231,99 triliun.

Pertumbuhan DPK itu berasal dari CASA giro dan tabungan yang naik 12,1 persen year-on-year (YoY). Dari Rp136,01 triliun menjadi Rp152,45 triliun.(jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook