Gunung Merapi Bergejolak Lagi, Status Masih Waspada

Nasional | Minggu, 28 April 2019 - 19:55 WIB

Gunung Merapi Bergejolak Lagi,  Status Masih Waspada
Gunung Merapi.

YOGYAKARTA (RIAUPOS.CO) - Gunung Merapi yang terletak di Yogyakarta bergejolak lagi. Hal ini terlihat dari aktivitasnya pada Minggu (28/4/2019). Dari pemantauan yang dilakukan setidaknya ada 2 kali luncuran lava pijar dan 2 kali guguran lava hingga pukul 12.00 WIB.

Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida sejak pukul 00.00-06.00 WIB teramati terjadi guguran lava pijar 2 kali. Jarak luncurnya sekitar 750 meter mengarah ke hulu kali Gendol, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ).
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal. Tingginya kisaran 50 meter di atas puncak kawah. Kemudian pada pukul 06.00-12.00 WIB terjadi 2 kali guguran lava ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak luncur 750-800 meter. ’’Belum ada perubahan, status masih waspada atau level II,’’ katanya, Minggu (28/4/2019).

Pihaknya hanya mengimbau agar dalam radius 3 kilometer dari puncak Merapi tidak ada aktivitas manusia. Selain itu bagi mereka yang berkegiatan di sekitar Kali Gendol untuk mewaspadai banjir lahar ketika terjadi hujan di puncak.

Sementara dari laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Yogyakarta, meski saat ini masa pancaroba namun hujan masih berpotensi terjadi. Dengan intensitas sedang hingga lebat terutama selama 1 pekan ke depan karena adanya dampak badai tropis Lorna di Samudera Hindia barat daya Pulau Jawa.

Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas dalam keterangannya mengatakan, adanya badai tropis Lorna menimbulkan terbentuknya daerah perlambatan dan pertemuan angin. ’’Menimbulkan potensi hujan sedang hingga lebat di seluruh wilayah DIJ,’’ ucapnya.(ridhohidayat/aripurnomo)

Sumber: Jawapos.com
Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook