PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Banyak cerita dan kesan tak terlupakan, mulai dari homesick, kendala soal makanan hingga menyesuaikan diri dengan cuaca. Namun semuanya terbayarkan dengan ilmu tentang leadership, bisnis dan pengalaman berharga lainnya yang di bawa pulang ke Tanah Air.
Hal ini yang dirasakan tiga siswa SMA Mutiara Harapan Pangkalankerinci yakni Chiara Aishabyna Firasty, Farah Naila Salma, dan Putu Satya Maharani. Mereka siswa berprestasi kelas 12 jurusan IPA. Mereka terpilih menjadi penerima Summer School Wharton Summer High School Programs: Leadership in the Business World the Wharton Global Youth Program, University of Pennsylvania melalui proses seleksi yang ketat.
Dikatakan Chiara, ia mengetahui program ini dari Instagram Tanoto Foundation. Sejak awal, sebenarnya ia ragu untuk mengikuti program ini karena merasa insecure.
"Saya sudah pesimis tidak akan keterima. Namun, ibu saya
terus mencoba membujuk saya untuk mengambil kesempatan ini,"ujar gadis kelahiran Pekanbaru, 5 Juli 2005 ini. Hal yang sama pun dikatakan Farah. Meski awalnya tak tertarik, gadis kelahiran Jakarta, 13 Mei 2005 ini akhirnya mendaftar. "Setelah mendapatkan dorongan dari orang-orang sekitar, saya memutuskan untuk mencoba mengikuti seleksinya,"ujarnya.
Sementara itu, Putu mengaku sejak awal ia sudah tertarik dan mempersiapkan semua persyaratan yang diperlukan. Adapun persiapan dan persyaratan yang harus dipenuhi di antaranya form pendaftaran, nilai rapor, bukti prestasi akademis dan nonakademis yang berkaitan dengan bisnis dan kepemimpinan.
Selain itu, peserta juga diminta untuk menyertakan dua essay, yaitu essay tentang diri sendiri dan sosok pemimpin yang dikagumi. "Saya memilih Pak BJ Habibie sebagai sosok pemimpin yang saya kagumi,"terang Putu, gadis kelahiran Pekanbaru, 26 Januari 2005 ini.
Singkat cerita, ketiganya pun berhasil lolos seleksi. Meski sama-sama tak percaya, ketiga mengaku senang atas pencapaian tersebut. Setelah mempersiapkan visa dan berbagai keperluan, srikandi SMA Mutiara Harapan ini pun terbang ke Amerika. Di sana, mereka stay selama tiga pekan.
Berbagai aktivitas pun mewarnai hari-hari mereka saat mengikuti program ini. Adapun kegiatan yang wajib diikuti contohnya adalah lecture dengan Professor Flavio Serapio dan Marissa Sawicki, case study, diskusi team final project, team simulation game dan lain-lain.
Sedangkan materi yang dijelaskan meliputi materi mengenai aspek-aspek utama dalam bisnis dan kepemimpinan. Kegiatan pembelajaran berlangsung setiap hari Senin-Jumat dari jam 9 pagi sampai pukul 16.00.
Tak mau menyiakan waktu di sana, di luar jam kegiatan, mereka juga mengikuti kegiatan seperti melukis, meditasi, pilates, spa, berlari, karaoke dan lainnya. Pada akhir pekan, mereka juga mengunjungi tempat yang diatur oleh penyelenggara, yang meliputi taman bermain, mal, bioskop dan pusat kota dengan berjalan kaki. "Kami mengeksplor area University City di sekitar asrama. Saya bersama teman-teman suka mencoba berbagai macam restoran dan belanja keperluan sehari-hari,"kenang Farah.
Selama di sana, ketiganya mendapatkan fasilitas menginap bersama peserta lain dari berbagai negara. Mereka tinggal di dorm yang berada di area kampus. Dengan isi kamarnya terdiri dari 5-6 orang. Di dalam dorm tersebut, terdapat lobby area berkumpul, lapangan outdoor untuk bermain atau bercengkerama, ruang laundry, ruang belajar, ruang musik, ruangan kesehatan, meja biliar untuk bermain dan banyak lagi. Tak tanggung-tanggung, Chiara, Farah, dan Putu juga mengunjungi Akademi Militer Amerika, West Point.
Berinteraksi dengan siswa dari negara lain, membuat mereka turut memperkenalkan Indonesia dalam kegiatan itu. Kebanyakan, siswa dari negara lain memiliki pengetahuan tentang Indonesia. Meskipun tak begitu banyak. "Rata-rata mereka mengetahui tentang Bali dan Indomie. Bahkan ada yang sangat menyukai Indomie,"ujar Putu.
Namun, jarak antara Riau dan Amerika yang begitu jauh dan menempuh waktu lama di perjalanan membuat teman-teman mereka cukup tercengang dan kagum dengan perjuangan tiga srikandi ini. Bahkan, saat sampai di AS, Farah dan Putu sempat mengalami jetlag. Tapi, hal itu tentunya tak mempengaruhi semangat mereka.
Selain bersosialisasi dengan teman-teman, ketiganya juga harus beradaptasi dengan banyak hal. Misalnya saja cuaca dan perbedaan waktu. Chiara bahkan sempat masuk angin di awal ketibaan. "Di hari kedua, saya di sana saya langsung merasa tidak enak badan akibat masuk angin. Tetapi setelah itu tidak ada masalah,"ceritanya.
Sedangkan Putu mengaku sangat menyukai cuaca di Philadelphia pada siang hari. "Walaupun terik karena matahari, suhunya dingin, berkisar 20-25 derajat dan sangat berangin,"sambung Putu.
Soal makanan, ketiganya mengaku cukup tertantang. "Sedikit menantang untuk memilih makanan yang enak, namun tetap halal di sana. Pihak kampus selalu menyediakan opsi makanan vegan yang memudahkan tantangan itu,"tambah Chiara lagi.
Sedangkan Putu, si picky eater mengaku, terkadang makanan yang disediakan tidak sesuai dengan seleranya. "Akibatnya, saya sering kali memilih untuk makan di restoran atau membeli makanan di food truck yang ada di sekitar kampus,"ujar gadis berusia 17 tahun ini.
Meski tiga pekan waktu yang tak terlalu lama, gadis-gadis belia ini tak luput dari rasa homesick. Kangen dengan keluarga dan teman-teman di Indonesia hinggap di waktu-waktu kosong mereka. Tapi, ketiganya tak mau larut dan justru ingin terus fokus mengikuti program tersebut.
Terlepas dari kendala-kendala kecil yang mereka alami di sana, ketiganya kompak menikmati masa-masa mereka di Amerika. Mereka jadi memiliki teman dari berbagai negara. Kesempatan merasakan hidup di negeri Paman Sam juga tak kan terlupakan bagi mereka.
Belum lagi segudang ilmu tentang kepemimpinan dan bisnis yang bisa mereka bawa pulang. Putu mengaku ada satu materi yang paling ia ingat tentang investasi. "Salah satu instruktur berkata, "A dollar tomorrow is worth less than a dollar today." Sehingga, investasi sangat penting untuk mempertahankan nilai uang kita. Kami juga diberikan tips-tips dalam berinvestasi dan ditunjukkan data-data mengenai investasi,"paparnya. Sedangkan Chiara menilai, ilmu tentang leadership menjadi yang paling menarik bagi dirinya. "Materi yang paling menarik bagi saya adalah tentang leadership. Di mana kami diajarkan tentang seputar kepemimpinan dan beragamnya gaya kepemimpinan dari berbeda beda perusahaan besar yang dibahas di kelas," sambung gadis berhijab ini.
Sementara itu, Farah memiliki pandangannya sendiri. Menurutnya, materi pelajaran yang paling menarik menurut saya adalah Firing Techniques. "Karena tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa untuk memecat orang saja ada ilmunya,"terangnya.
Mereka berharap, kepada siswa-siswa lainnya untuk mendaftarkan diri jika nantinya program ini kembali dibuka. "Jika ada kesempatan untuk mengikuti program ini, ambil saja. Karena menambah pengalaman yang sangat membuka pikiran dan pandangan kita serta menambah wawasan dari segala aspek. Ini merupakan pengalaman yang tak tergantikan bagi saya dan pastinya sama dengan pelajar-pelajar Indonesia yang lainnya juga,"terang Chiara.
Hal itu pun diamini Putu. Program ini sangat membantunya dalam membuka pikiran dan menambah perspektif tentang dunia luar. "Program ini juga meningkatkan kemampuan leadership dalam diri saya. Selain itu, pengalaman mengunjungi tempat baru bersama dengan teman-teman tentunya menjadi pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan,"ceritanya.
Farah pun tak mau kalah membagikan kesan dan pesannya. Ia pun merekomendasikan program ini untuk para siswa. "Program ini bisa dibilang seperti once in a lifetime experience. Jadi aku rekomendasikan buat ikut program ini. Dijamin nggak bakal nyesel,"serunya.
Program Summer Program Leadership in the Business World diadakan oleh Tanoto ASEAN Initiative of Wharton School of the University of Pennsylvania. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan talenta-talenta terbaik di Indonesia pada pembelajaran global.
Juga memberikan kesempatan mengembangkan kemampuan kepemimpinan sekaligus mengikuti program studi bisnis di salah satu universitas Ivy League di Amerika Serikat. Beasiswa yang diberikan mencakup keseluruhan. Mulai dari biaya program hingga akomodasi.
Lebih lanjut, Head of Strategic Planning and Partnership Tanoto Foundation, Michael Susanto mengatakan, Tanoto Initiative of the Wharton School of the University of Pennsylvania baru-baru ini memberikan kesempatan kepada 10 siswa kelas 11 di Indonesia untuk mendapatkan beasiswa program musim panas Leadership in the Business World (LBW) selama 3 pekan.
Program yang diadakan di kampus Wharton School, Philadelphia, Amerika Serikat pada 5-25 Juni 2022 ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan siswa pada topik-topik perkuliahan yang berhubungan dengan jurusan bisnis, tetapi juga untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka. Keikutsertaan mereka dalam program ini tentunya juga akan memberikan pengalaman tersendiri bagi masing-masing individu untuk dapat merasakan langsung kehidupan kampus di Amerika dan berbaur dengan siswa yang berasal dari negara lain dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
"Kami sangat bangga karena 3 dari 10 siswa berprestasi yang mendapatkan beasiswa tersebut berasal dari Sekolah Mutiara Harapan, Pangkalankerinci yang merupakan binaan RAPP. Harapannya partisipasi mereka dalam program LBW dapat menjadi pengalaman tak terlupakan dan memberikan manfaat bagi pendidikan dan pendewasaan mereka di masa yang akan datang. Prestasi Chiara, Farah, dan Putu pun diharapkan dapat memberikan motivasi kepada adik-adik kelas SMA Mutiara Harapan untuk dapat ikut serta dalam program sejenis di tahun-tahun selanjutnya," papar Michael.
Ketiga srikandi SMA Mutiara Harapan sudah merasakan langsung manfaat dan kebaikan dari program ini. Tujuan mereka untuk mendapatkan pengetahuan tentang dunia bisnis dan meningkatkan aspek-aspek kepemimpinan melalui program ini pun telah tercapai.
Kepala SMA Mutiara Harapan, Lei Suang ST MPd mengaku bangga atas kesempatan yang diperoleh oleh Chiara, Farah dan Putu. "Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi ketiga murid kami tersebut, yang akan bermanfaat bagi kehidupan mereka saat ini maupun di masa depan,"ujarnya.
"Sebagai satu-satunya SMA berstatus SPK di Provinsi Riau, SMA Mutiara Harapan telah memiliki alumni di berbagai perguruan tinggi di luar negeri, namun kesempatan mengikuti summer program di Wharton dengan beasiswa merupakan sejarah baru bagi sekolah kami dan kami berharap program ini akan terus berlanjut ke depannya," tambahnya.Diharapkan, program kerja sama Tanoto Foundation dengan Wharton School of the University of Pennsylvania ini bisa melahirkan sosok-sosok anak muda yang mampu bersaing di kancah internasional. Khususnya di bidang kepemimpinan dan bisnis.***
Laporan SITI AZURA, Pekanbaru