PADANG (RP) - Meski Malaysia mengklaim rendang sebagai warisan budaya mereka, kini tak perlu dikhawatirkan dan diributkan lagi. Yang perlu dilakukan, bagaimana orang Sumbar membuat rendang yang benar dan konsisten menyebutnya rendang Padang.
“Tidak perlu diributkan orang mengklaim rendang. Makanya kita sebut rendang Padang. Kita harus konsisten menyebutnya rendang Padang. Ketika orang bicara rendang yang enak, ya rendang Padang. Sedangkan ketika kita bicara rendang di Sumbar, baru kita bicara daerah masing-masing,” kata pakar kuliner Indonesia William Wongso kepada Padang Ekspres, di sela-sela Festival Rendang yang dihelat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar di Taman Budaya, kemarin (26/6).
Dia menilai, masyarakat Sumbar tidak perlu banyak melakukan inovasi dalam pembuatan rendang untuk diproduksi di Sumbar. Sebab, hal itu justru akan menghilangkan keasliannya.
“Perlu ditekankan, bagaimana orang Minang baik di kampung maupun di perantauan mengerti bagaimana membuat rendang yang benar. Sebab, membuat rendang tidak bisa terburu-buru, harus telaten dan sabar,” tegasnya.
Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Achyaruddin mengatakan, masyarakat Sumbar tidak perlu lagi khawatir soal klaim Malaysia yang mengatakan rendang warisan budaya mereka. Sebab, rendang telah diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) sebagai makanan khas Indonesia dengan nomor registrasi 776.
“Tidak menjadi persoalan lagi bagi masyarakat Sumbar walaupun Malaysia telah klaim rendang sebagai warisan budaya. Karena, kalau ada yang berani mengaku sebagai pemilik warisan budaya yang telah ditetapkan Unesco, maka negara yang bersangkutan bisa dituntut,” tegasnya.
Festival rendang ini diikuti 96 peserta dari kabupaten dan kota Sumbar, perantau Minang di provinsi lain dan Amerika Serikat.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar Burhasman Bur mengatakan, festival ini dibagi dalam tiga kategori, Rang Ranah, Rang Rantau, dan Rang Mudo. Rang Ranah, peserta dari kabupaten/kota se-Sumbar. Rang rantau di luar Sumbar. Rang Mudo, peserta dari kalangan remaja Sumbar.
Tim penilai dari kalangan ahli gizi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar, dosen tata boga dan pengamat pariwisata. Yang dinilai bumbu, rasa, serta kreasi penataan di meja panitia. Para pemenang ini akan diumumkan pada 27 Juni. Sekaligus penampilan 10 karya terbaik lomba cipta lagu rendang.
Rangkiang Rendang
Ada yang menarik saat Festival Rendang, yakni hadirnya rangkiang rendang yang dibuat tim Indonesian Chef Association (ICA) Sumbar. Rangkiang rendang yang dibuat tim ICA selama dua hari ini bentuk dukungan ICA terhadap Festival Rendang ini. “Bahannya terdiri dari daging, telur dan kentang. Totalnya, 60 kg,” ungkap Ketua ICA Sumbar, Supardi.
Selama dua hari itu, sebut Supardi, pada hari pertama membuat rendang dan hari kedua merangkainya. “Tak mungkin, saat rendang panas-panas dilakukan rangkaian membuat rangkiang,” tuturnya seraya mengatakan ICA akan membuat lebih besar lagi iven rendang ini.(ad)