Rendang Terdaftar di Unesco

Nasional | Rabu, 27 Juni 2012 - 19:32 WIB

Rendang Terdaftar di Unesco

PADANG (RP) - Meski Malaysia mengklaim rendang sebagai wa­­risan budaya mereka, kini tak per­lu dikhawatirkan dan diributkan lagi. Yang perlu dilakukan, bagai­mana orang­ Sumbar membuat ren­dang yang benar dan konsisten menye­but­nya rendang Padang.

“Tidak perlu diributkan orang meng­klaim rendang. Makanya kita se­but rendang Padang. Kita harus kon­sisten menyebutnya rendang Pa­dang. Ketika orang bicara rendang yang enak, ya rendang Padang. Se­dangkan ketika kita bicara ren­dang di Sumbar, baru kita bicara daerah masing-masing,” kata pakar kuliner Indonesia William Wongso kepada Padang Ekspres, di sela-sela Festival Rendang yang dihelat Dinas Ke­budayaan dan Pariwisata Sumbar di Taman Budaya, kemarin (26/6).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dia menilai, masyarakat Sumbar t­i­dak perlu banyak melakukan ino­vasi da­lam pembuatan rendang untuk di­pro­duk­si di Sumbar.  Sebab, hal itu justru akan meng­hilangkan keasliannya.

“Perlu dite­kankan, bagaimana orang Minang baik di kam­pung maupun di perantauan mengerti bagaimana membuat rendang yang benar. Sebab, membuat rendang tidak bisa terburu-buru, harus telaten dan sabar,” tegasnya.

Dirjen Pengembangan Des­ti­nasi Pariwisata Kemen­terian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Achyaruddin menga­takan, masyarakat Sumbar tidak perlu lagi khawatir soal klaim Malaysia yang mengata­kan rendang warisan budaya mereka. Sebab, rendang telah diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) sebagai makanan khas Indonesia de­ngan nomor registrasi 776.

“Tidak menjadi persoalan lagi bagi masyarakat Sumbar walaupun Malaysia telah klaim rendang sebagai warisan bu­daya. Karena, kalau ada yang berani mengaku sebagai pe­milik warisan budaya yang telah ditetapkan Unesco, maka negara yang bersangkutan bisa dituntut,” tegasnya.

Festival rendang ini diikuti 96 peserta dari kabupaten dan kota Sumbar, perantau Mi­nang di provinsi lain dan Ame­rika Serikat.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar Bur­has­man Bur mengatakan, festival ini dibagi dalam tiga kategori, Rang Ranah, Rang Rantau, dan Rang Mudo. Rang Ranah, peserta dari kabu­paten/kota se-Sumbar. Rang rantau di luar Sumbar. Rang Mudo, peserta dari kalangan remaja Sumbar.

Tim penilai dari kalangan ahli gizi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar, dosen tata boga dan pengamat pari­wisata. Yang dinilai bumbu, rasa, serta kreasi penataan di meja panitia.  Para pemenang ini akan diumumkan pada 27 Juni. Sekaligus penampilan 10 karya terbaik lomba cipta lagu rendang.

Rangkiang Rendang

Ada yang menarik saat Festival Rendang, yakni hadirnya rangkiang rendang yang dibuat tim Indonesian Chef Association (ICA) Sumbar. Rangkiang rendang yang dibuat tim ICA selama dua hari ini bentuk dukungan ICA terha­dap Festival Rendang ini. “Ba­hannya terdiri dari daging, telur dan kentang. Totalnya, 60 kg,” ungkap Ketua ICA Sumbar, Supardi.

Selama dua hari itu, sebut Supardi, pada hari pertama membuat rendang dan hari kedua merangkainya. “Tak mungkin, saat rendang panas-panas dilakukan rangkaian membuat rangkiang,” tutur­nya seraya mengatakan ICA akan membuat lebih besar lagi iven rendang ini.(ad)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook