Bocah Tewas Terpanggang

Nasional | Senin, 27 Mei 2013 - 09:45 WIB

Bocah Tewas Terpanggang
Petugas pemadam kebakaran mengevakuasi mayat korban menuju mobil ambulans saat terjadi kebakaran di Jalan SM Raja, Medan, Ahad (26/5/2013). Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS/RPG

MEDAN (RP) - Sebuah bengkel dan tambal ban di Jalan Sisisngamangaraja Medan, persis di simpang Jalan Juanda Medan, dilalap api, Ahad (26/5) pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Dalam peristiwa ini, anak pemilik tambal ban Abdika Fahlevi (6) tewas terpanggang.

Korban yang duduk di bangku SD kelas I ini, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di kamar mandi rumah tersebut. Sang ayah, Azhar (48), juga mengalami luka bakar di wajah akibat berusaha untuk menerobos kobaran api saat ingin menyelamatkan korban.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Informasi yang diperoleh RPG dari lokasi, kebakaran bermula ketika Azhar memasak air. Usai menghidupkan kompor, ia pun pergi meninggalkan rumah. Di dekat kompor tersebut, anak sulungnya bernama Indah (20) sedang memasukkan bensin ke botol untuk dijual. Memang, Azhar tak hanya membuka usaha tambal ban saja, tapi juga menjual bensin enceran.

Tak lama kemudian, korban Abdi yang merupakan anak bungsu dari lima bersaudara itu, telah bangun pagi dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Tiba-tiba, api dari kompor tersebut menyambar bensin yang sedang dituang Indah. Keberadaan bensin sebanyak 20 liter tersebut pun membuat api cepat membesar dan membakar seisi rumah berlantai dua ukuran 6 x 6 meter tersebut. Apalagi, rumah itu terbuat dari kayu.

Saat api mulai membesar, Indah bersama dan 3 adiknya dengan cepat berlari keluar seraya berteriak kebakaran. Sementara, korban terkurung di kamar mandi dan memilih bertahan di kamar mandi karena takut dengan korban api.

Azhar yang mengetahui rumahnya terbakar, langsung bergegas datang. Mengetahui anak bungsunya terkurung di kamar mandi, Azhar lalu membuka baju dan berusaha untuk menerobos masuk kobaran api, namun tak bisa menerobos karena api kian besar. Akibatnya, wajah Azhar melepuh karena sempat dijilati api.

“Waktu kejadian, kelima  anak Azhar sedang berada di rumah, yakni Indah, Raffi, Fajar dan Evi cepat keluar menyelamatkan diri, sementara korban tertahan di kamar mandi. Warga juga sudah berusaha untuk memadamkan api dengan cara mengambil air dari parit. Tapi api tak berhasil dipadamkan,” tutur warga sekitar, Iwan (50).

Dalam waktu dua jam, atau sekitar pukul 11.00 WIB, sekitar 6 unit armada pemadam kebakaran dari Dinas Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran (DP2K) Kota Medan tiba di lokasi. Meski api sudah hampir padam, namun petugas pedaman tetap menyemprotkan air untuk mencegah rembetan api, petugas lalu mengevakuasi jasad korban yang ditemukan dalam kondisi telungkup persis di depan kamar mandi.

Kakak korban yang melihat jasad adiknya itu langsung pingsan hingga terpaksa dilarikan ke rumah neneknya yang tak jauh dari lokasi kejadian. Ketika sadar dari pingsan, kakak korban Indah menangis maraung-raung di rumah neneknya. Dia sepertinya merasa bersalah atas kematian adiknya tersebut. Indah terlihat beberapa kali memukul-mukul wajahnya. Meski sudah dihibur warga, tapi tetap saja Indah tidak berhenti menangis. ”Aku juga mau ikut mati dengannya,” begitulah jerit Indah berkali-kali. Sedangkan Azhar terlihat duduk lemas sambil bersandar di dinding rumah orangtuanya tersebut. Sementara jenazah korban langsung diboyong ke RSU Pirngadi Medan.

Kapolsekta Medan Kota Kompol Paulus H Sinaga mengatakan, hasil penyeledikkan sementara, api berasal dari bensin eceran yang dijual korban selaku pemilik bengkel tambal ban. ”Namun itu masih proses dalam penyelidikan,” ucapnya.(gus/m ag-7/ade)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook