Kapolri Tak Mau Tanggapi Saling Serang Sambo-Hendra dengan Kabareskrim

Nasional | Sabtu, 26 November 2022 - 17:05 WIB

Kapolri Tak Mau Tanggapi Saling Serang Sambo-Hendra dengan Kabareskrim
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat mengecek kesiapan peralatan personel pengamanan KTT G20. (MABES POLRI UNTUK JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Ferdy Sambo dan Hendra Kurniawan kompak menyerang Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto terkait kasus tambang ilegal di Kalimantan Timur. Agus bahkan bereaksi dengan menyerang balik mantan koleganya tersebut dan menyebut sebagai pengalihan isu.

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memilih tak berkomentar terkait pernyataan 2 orang mantan anak buahnya itu. "Nggak ada (tanggapan)," ucapnya di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Sabtu (26/11).


Sigit mengatakan, pihaknya akan fokus pada pengusutan kasus tersebut. Rencana Direktirat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri akan memeriksa Ismail Bolong.

"Tentunya kami mulai dari Ismail bolong dulu, nanti dari sana lalu kami periksa. Karena kan kalau pidana harus ada alat buktinya," jelasnya.

Diketahui, muncul video testimoni seorang purnawirawan Polri bernama Ismail Bolong. Pria dengan pangkat terakhir aiptu itu menyebut bahwa dirinya pernah memberikan setoran dengan nilai total Rp6 miliar kepada Kabareskrim Komjen Agus Andrianto. Upeti tersebut diberikan untuk mengamankan bisnis tambang ilegalnya di Kalimantan Timur.

Namun, tak lama setelah video itu menyebar, muncul video susulan yang berisi klarifikasi dari Ismail Bolong. Dia membantah semua ucapannya di video pertama.

Dalam testimoni pertama, Ismail mengaku merupakan pengepul batu bara ilegal di Kutai Kertanegara sejak 2020 hingga 2021. Aktivitas tersebut merupakan inisiatif pribadinya. Dia menyebutkan bahwa keuntungan dari tambang ilegalnya mencapai Rp5 miliar hingga Rp20 miliar per bulan. Menurut dia, aktivitas tersebut telah diketahui Kabareskrim Komjen Agus Andrianto. "Karenanya, saya menyetor uang sebanyak tiga kali, Oktober 2021 setor Rp2 miliar, September Rp2 miliar, dan November memberikan Rp2 miliar," jelasnya.

Ismail mengaku menyerahkan langsung uang tersebut kepada Komjen Agus Andrianto saat bertemu di ruang kerjanya di gedung Bareskrim. "Saya juga memberikan bantuan Rp200 juta ke Kasatreskrim Polres Bontang AKP Asriadi yang diserahkan langsung ke beliau," jelasnya.

Namun, dalam video testimoni kedua, dia membantah semua pernyataannya tersebut. Dia menyatakan bahwa dirinya adalah anggota Polri yang pensiun dini sejak Juli 2022. "Saya minta maaf dan saya klarifikasi bahwa berita itu (testimoni di video pertama, Red) tidak benar," ujarnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook