Kapolres Dharmasraya Disandera

Nasional | Senin, 26 November 2012 - 09:00 WIB

PADANG (RP) - Ratusan warga di Trans Sitiung 5, Jorong Aur Jaya, Kecamatan Koto Baru, Dharmasraya, Sumatera Barat, terlibat bentrok dengan polisi, Sabtu (24/11) siang.

Belasan polisi dan warga terluka dalam bentrok yang dipicu penangkapan dua pelaku illegal mining itu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Bahkan, Kapolres Dharmasraya AKPB Chairul Aziz bersama lima anggotanya disandera masyarakat setempat. Beberapa motor anggota polisi juga dibakar.

‘’Kondisinya kacau. Kapolres dan lima anggotanya sekarang disandera warga,’’ kata Hendra, seorang warga.

Sampai pukul 20.00 WIB kemarin, kondisi di lokasi bentrok masih panas. Sekitar 500 warga standby di jalan-jalan kampung, yang jaraknya 40 kilometer dari Koto Baru ibu kota Dharmasraya.

Sementara, di jalan lintas, sekitar 200 personel gabungan kepolisian dari Polres Sijunjung, Dharmasraya dan Sawahlunto berkumpul dan berusaha masuk ke dalam perkampungan.

Hingga malam, Kapolres Dharmasraya Chairul Aziz masih disandera. Warga baru akan melepaskan Kapolres kalau dua rekannya juga dilepaskan. Selain itu ada pelarangan bagi anggota polisi, untuk tidak masuk ke dalam kampung.

Mereka hanya menerima jika yang masuk adalah Wakapolres Dharmasraya Kompol Ari untuk melakukan negoisasi. Hampir setengah jam, Kompol Ari akhirnya bisa masuk kampung serta melakukan negosiasi.

Akhirnya Kapolres dilepaskan warga, dua tahanan juga dilepaskan polisi.

Informasi yang diterima, bentrokan bermula kala anggota Polsek Koto Baru menangkap dua pelaku illegal mining. Namun, upaya penangkapan itu dihalangi warga sekitar. Mereka meminta, polisi melepaskan dua rekannya tersebut.

Kondisi semakin memanas karena polisi bersikeras untuk menahan keduanya. Akibatnya, warga yang emosi melempari polisi dengan batu.

Hal ini dibalas dengan tembakan ke udara. Akan tetapi, tembakan peringatan yang awalnya untuk menenangkan massa malah semakin membuat warga marah. Perang batu antara kedua kubu tidak terelakkan.

Bentrok sempat terhenti saat anggota polisi meninggalkan kampung. Setelah itu, AKBP Chairul Aziz turun ke lokasi untuk menyelesaikan masalah bersama beberapa petugas.

Namun, kedatangan mantan Kapolres Limapuluh Kota itu malah menyulut emosi. Lagi-lagi, bentrok terjadi dan Kapolres ditahan.

Beberapa polisi terluka parah dan dilarikan ke rumah sakit karena terkena lemparan batu dan pukulan. Kedua kubu bertahan dengan argumen masing-masing.

''Kami, tokoh masyarakat sudah berusaha menenangkan, tapi tidak bisa,’’ tutur tokoh masyarakat Jorong Aua Jaya, Ampin lewat hubungan seluler.

Ampin berharap, kedua kubu. Baik polisi atau masyarakat menahan diri, agar tidak terjadi lagi bentrokan. Dia berharap, upaya negoisasi dilaksanakan untuk mencari jalan perdamaian.

‘’Kita tidak ingin lagi jatuh korban. Kedua kubu mesti menahan diri. Sekarang masyarakat inginnya, tidak ada rombongan polisi yang masuk ke kampung. Itu untuk mencegah lagi bentrokan. Sekarang kita berusaha menenangkan warga,” sebut Ampin melalui hubungan seluler.(eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook