Temukan Gerabah 3.000 Tahun

Nasional | Rabu, 25 Desember 2013 - 07:49 WIB

ACEH (RP) - Para peneliti dari Balai Arkeologi (Balar) Medan yang melakukan penelitian jejak prasejarah di kawasan Samarkilang, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah, Selasa (24/12) menemukan sisa gerabah dan alat batu yang diperkirakan berusia sekitar 3.000 tahun lalu dan berasal dari zaman neolitik.

Para peneliti yang sebelumnya telah menemukan adanya kehidupan prasejarah pada 7.525 tahun lalu di kawasan Loyang Mendale Aceh Tengah, kini ingin mencari hubungan migrasi manusia masa lalu yang hidup di Gayo, melalui penelitian lanjutan yang dipusatkan di kabupaten tetangga.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menurut Ketua Tim Balar, Taufik, ekskavasi yang dilakukan di Samarkilang tergolong sulit akibat faktor lokasi yang harus melalui jalan lumpur, hingga masih menghasilkan sedikit temuan.

”Kita ingin mencari jalur migrasi budaya ras Australomelanasoid di Bener Meriah, seperti yang kita temukan di Takengon. Untuk itu masih perlu penelitian mendalam,” kata Taufik.

Ia menyebutkan ada tiga lokasi yang telah diteliti selama berada di Samarkilang. ”Gua Jamur Atu Wih Pakang, Loyang Keri dan Ceruk Pepalang,” ungkap Taufik.

Namun hasil temuan saat ini dari penelitian di Samarkilang, kata Taufik, belum bisa dikaitkan dengan hasil penelitian di Loyang Mendale Aceh Tengah.

”Itu karena usia temuan di sini masih jauh lebih muda dibanding yang kita temukan di Loyang Mendale,” ujarnya.

Temuan sisa gerabah di Samarkilang memiliki corak hiasan dan pola garis yang lebih rapi, mengindikasikan teknologi manusia pada waktu itu sudah cukup maju.

”Kita bandingkan dengan pecahan gerabah di Mendale, polanya tidak beraturan karena berasal dari zaman yang jauh lebih tua,” jelas Taufik.

Sementara pakar arkeologi Balar Medan, Ketut Wiradnyana, yang merupakan pembimbing tim peneliti tersebut, mengatakan survei jalur migrasi di Bener Meriah, dilakukan lantaran sebelumnya telah ditemukan adanya budaya Gunung Kerang di Loyang Mendale.

Menurutnya, temuan tersebut memiliki kemiripan dengan Bukit Kerang yang pernah diteliti di Aceh Tamiang.

”Ini yang menjadi dasar dugaan kami bahwa migrasi manusia prasejarah pernah melalui daratan Bener Meriah sepanjang daerah aliran sungai di sana,” kata Ketut.(rpg/ade)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook