JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menyebut, ada sekitar 50 mahasiswa yang hilang usai mengikuti demonstrasi di depan Gedung DPR, Jakarta pada Selasa (24/9). Hal itu diketahui setelah pihaknya menerima aduan dari berbagai perwakilan mahasiswa.
"Datanya bervariasi, yang pasti lebih dari 50 orang sampai 100 orang. Mereka belum bisa diketahui kontaknya oleh teman-temannya," kata Asfinawati di Gedung LBH, Jakarta Pusat, Rabu (25/9).
Saat berlangsung aksi unjuk rasa, kata Asfinawati, kordinator dari masing-masing kampus tak fokus untuk melindungi para mahasiswa yang ikut dalam aksi tersebut. Hal itu dikarenakan situasi ketika itu memaksa mereka harus menyelamatkan dirinya masing-masing.
"Teman-teman mahasiswa sangat resah sebetulnya, karena mereka kan terpencar-pencar. Mereka harus bertanggung jawab atas kelompoknya masing-masing," ucap Asfinawati.
Menurut Asfinawati, mahasiswa yang diduga hilang itu sebagian sedang menjalani perawatan di rumah sakit setelah mendapat tindakan kekerasan dari aparat kepolisian.
"Karena itu kepada rumah sakit, kepolisian, dan seluruh instansi yang ada di Jakarta khususnya dan daerah lain harus segera membuka akses agar ada kejelasan tentang nasib teman-teman mahasiswa," ucap Asfinawati.
Sehingga, lanjutnya, hal ini tidak menimbulkan kesimpangsiuran informasi yang beredar di masyarakat. Karena di khawatirkan bisa menjadi bahan hoax atau informasi palsu yang meresahkan.
"Ingat, teman-teman mahasiswa hanya menyuarakan suara rakyat, menyuarakan demi tegaknya konstitusi, bukan berniat melawan aparat," tukasnya.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi