Bencana Lagi di Padang Ribuan Warga Mengungsi

Nasional | Rabu, 25 Juli 2012 - 09:52 WIB

Bencana Lagi di Padang Ribuan Warga Mengungsi
Sementara beberapa warga berusaha menyelamatkan diri dengan benen sebagai pelampung, setelah rumahnya nyaris tenggelam, Selasa (24/7/2012). (Foto: Padang Ekspres/RPG)

PADANG (RP) - Suasana berbuka puasa warga Kota Padang berubah duka di hari keempat Ramadan, Selasa (24/4).

Hujan badai sejak pukul 16.30 WIB, berubah menjadi bencana banjir bandang dan menghantam pemukiman warga jelang berbuka puasa sekitar pukul 18.30 WIB.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Akibatnya, ribuan warga mengungsi ke tempat lebih aman. Warga tersebut umumnya bermukim di sepanjang aliran Batang Kuranji, Batang Latuang, Batang Limaumanih yang melewati Kecamatan Pauh, Kuranji, Kototangah dan Nanggalo hingga Sungai Babilon di Pitameh Lubukbegalung.

Banjir yang datang dari hulu Sungai Batang Kuranji merendam ribuan rumah dan toko dalam radius 100 meter dari bantaran sungai yang berada di 10 kelurahan di Kecamatan Pauh, Lubukbegalung dan Nanggalo. Ketinggian air mencapai lebih dari 2,5 meter.

Ratusan keramba ikan nila warga di sepanjang aliran sungai tersebut hanyut diseret air. Ribuan rumah dan sawah yang siap panen terendam. Jembatan, musala, dan rumah warga hanyut.

Hingga pukul 23.00 WIB malam tadi, belum ada laporan adanya korban jiwa dalam bencana ini. Namun, enam orang dilaporkan hilang dan 20 rumah hanyut.

Sebuah perahu berserta dua nelayan belum bisa dievakuasi dari tengah laut dekat kawasan pantai muara Universitas Bung Hatta, Kecamatan Padang Utara.

‘’Laporan sementara, 6 orang dikabarkan hanyut di Limaumanih, tiga orang diperkirakan anak-anak berumur 13-15 tahun. Banyak warga juga terjebak di rumah yang terendam. Dua orang terkatung-katung di mulut muara depan kampus Universitas Bung Hatta Ulakkarang di atas perahu karet sekitar pukul 20.45 WIB. Satu unit rumah hanyut di Ujungtanah, Lubukbegalung. Kapal Ambu-ambu yang akan berlayar ke Mentawai juga terpaksa balik kembali,’’ ungkap Kepala Pusdalops BPBD Sumbar, Ade Edward kepada Posmetro Padang (Riau Pos Group/RPG), Selasa (24/7) malam tadi.

Dikatakan Ade, sejumlah daerah yang ada di tepi aliran Batang Kuranji seperti Ampang, Pauh Limaumanih, Banuaran, Parakkopi dan lainnya juga terendam. Satu mushala dan jembatan kecil di Gunung Nago juga hanyut.

‘’Ada 20 jamaah di situ yang tengah Salat Magrib. Mereka berhasil menyelamatkan diri sebelum air menghanyutkan musala tersebut,’’ ungkap warga setempat, Rio yang ikut bersama Tim SAR menuju titik banjir.

Pantauan Padang Ekspres (RPG) air mulai surut sekitar pukul 21.30 WIB. Listrik di tiga kecamatan yang dilanda bencana sengaja dipadamkan PLN untuk menghindari sengatan arus listrik.

Informasi yang dihimpun, warga yang baru memulai berbuka puasa, tiba-tiba dikejutkan datangnya air bah ke dalam rumah mereka. Mereka berusaha menyelamatkan diri dengan keluar rumah dan mengungsi ke rumah warga sekitar yang tinggi. Ada pula yang ke perbukitan.

Hulu Sungai Batang Kuranji yang berada di Kecamatan Pauh, tepatnya Kelurahan Limau Manis meluap, karena diduga puluhan ribu kubik air yang berada sejauh 30 kilometer di perbukitan kawasan Kampus Unand Limaumanih, yang selama ini dikenal warga bernama Bukit Danau Karing, tidak kuat menampung debit air dan jebol.

Air yang selama ini berada di atas puncak bukit tersebut meluncur deras tanpa terbendung lagi menuju ke arah muara Sungai Batang Kuranji sehingga meluap di bagian hilir.

Akibatnya, puluhan rumah warga yang berada tidak jauh dari bantaran sungai, hanyut terbawa arus banjir bercampur lumpur. Satu unit rumah hanyut di Ujung Tanah, Kecamatan Lubuk Begalung.

Enam orang warga Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh, yang saat kejadian diduga masih berada di rumahnya, hingga tengah malam tadi belum diketahui nasibnya.

Sementara itu, luapan sungai di Kecamatan Nanggalo, juga merendam ratusan rumah dan jalan lintas dari kawasan SMA 12 Padang di Kelurahan Gurun Lawas sampai Kelurahan Surau Gadang terendam air bercampur lumpur. Begitupula di kawasan Perumahan Banda Gadang, sekitar intek PDAM, Kampung Koto, Kecamatan Nanggalo.

Banjir merendam hingga ke atap rumah warga. Sejumlah warga tampak ada yang menangis karena harta benda mereka hanyut dibawa arus banjir yang deras. Nurcahya (65), warga Surau Gadang tampak menerobos genangan banjir dan menangis. Seisi rumahnya terendam dan banyak hanyut terbawa arus banjir yang merendam hingga setinggi atap rumah.

‘’Selain peralatan rumah, 20 ekor kambing dan 40 ekor itik juga hanyut dibawa banjir,’’ ungkap Nurcahya.

Novi (40) dan Jayusdi Effendi (50), yang tinggal di Perumahan Indah Pratama menyebutkan, banjir tiba-tiba datang saat mereka baru saja mulai berbuka puasa. ‘’Air merendam rumah saya setinggi dada, seluruh isi rumah yang ada lantai bawah terendam. Kami mengungsi ke lantai atas,’’ ungkap Jayusdi Effendi yang rumahnya berjarak sekitar 100 meter dari bantaran Sungai Latung, sekitar intake PDAM Kampung Koto.

Sekitar pukul 21.30 WIB air mulai surut. Warga terlihat mulai membersihkan rumah mereka dari sisa genangan lumpur yang mencapai ketebalan 30 centimeter. Di badan jalan lintas Kelurahan Surau Gadang, tingginya ketebalan lumpur usai banjir membuat warga yang mengendarai motor dan mobil kesulitan melintas.

Tim Penanggulangan Bencana gabungan dari BPBD Kota Padang, SAR Kota Padang, Tim Pemadam Kebakaran Kota Padang, Dinas Kesehatan dan jajaran PLN serta Kepolisian tampak membantu evakuasi warga yang rumahnya dilanda banjir.

Terisolasi

banjir bandang ini menyebabkan kemacetan cukup panjang karena ratusan mobil ikut terjebak. Kawasan Kelurahan Limaumanih yang dikelilingi irigasi sungai-sungai kecil yang berasal dari Batang Limaumanih dan Ulu Gadut yang meluap, membuat warga yang berada di kawasan tersebut terisolasi.

Syaf, warga Kelurahan Limau Manih, terlihat sibuk mengangkat barang-barang di rumahnya bersama anggota keluarganya. Dia mengaku, seluruh warga di kelurahan itu hanya bisa bertahan dan mencoba menyelamatkan barang di rumahnya masing-masing.

Tiga kelurahan di Kecamatan Pauh yakni Kapalokoto, Lambuangbukik dan Limaumanih, digenangi air bah hingga setinggi dada orang dewasa. Ribuan rumah terendam air dan semua warga mengungsi ke tempat ketinggian seperti ke kawasan Pasarbaru.

Pantauan wartawan RPG di lokasi kejadian, tak hanya warga setempat yang panik, ratusan mahasiswa Unand yang indekos di tiga kelurahan itu tak kalah paniknya. Warga juga kedatangan keluarga mereka dari kelurahan lain yang ingin mengetahui langsung kondisi sanak famili mereka.

Jika air menggenang di halaman rumah warga setinggi dada bercampur dengan lumpur, maka di jalan air terlihat mengalir deras. Akibatnya transportasi dengan kendaraan bisa dibilang lumpuh. Banyak keramba berisi ikan yang ditanam di bandar-bandar tepi jalan kawasan Pauh ini hanyut. Sawah-sawah yang siap panen juga terendam air.

‘’Sementara ini kami menyiapkan dua lokasi pengungsian yakni di SMA 12 Padang di Gurunlaweh Nanggalo dan Masjid Raya Limaumanih di kawasan Kampus Unand. Ratusan rumah juga terendam akibat meluapnya aliran sungai di Batubusuk,’’ ujar staf BPBD Padang.

‘’Akibat air bah tersebut, kawasan Limau Manis seperti terlihat di RT 04/RW VIII, Kelurahan Kapalokoto, Pauh, banyak rumah rusak akibat terendam air. Kebanyakan warga mengungsi ke Masjid Raya Limaumanih. Itu dari aliran Batang Latuang,’’ kata Kapolsekta Pauh, Kompol Daeng Rahman sembari menambahkan, puluhan personel Polsekta Pauh disiapkan untuk evakuasi penduduk yang bermukim di sepanjang sungai.

Selain itu, banjir diperkirakan bakal mengakibatkan seluruh pelanggan PDAM Padang tak terlayani pasokan air bersih. Menurut Kabag Humas PDAM Padang, Suwardi, dampak terjangan banjir tersebut, membuat seluruh pipa PDAM tidak berfungsi. Kondisi ini diperkirakan bakal berlangsung hingga Rabu (25/7) pagi ini. Karena, intake PDAM di Lubuaklatuang, Kampungkoto Gunungpangilun dan Kuranji tak bisa berfungsi.

‘’Setelah air menyusut, meskipun tiga intake tersebut dapat aktif kembali, untuk pengisian resevoar-nya membutuhkan waktu enam hingga 10 jam. Kemungkinan pipa PDAM baru bisa disalurkan ke rumah warga hanya bisa dilakukan Rabu petang,’’ tuturnya.(eru/g/fan/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook