JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Penunjukan Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi sebagai Menteri Agama pada Kabinet Indonesia Maju menuai protes. Salah satunya datang dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Menurut Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU KH Robikin Emhas, protes itu muncul karena menteri agama bukan dari kalangan pesantren maupun ormas Islam. Bahkan, ia mengaku mendapat banyak pertanyaan dari para kiai terkait menteri agama yang baru. Di antaranya mengaku sangat kecewa.
“Banyak kiai dari berbagai daerah yang menyatakan kekecewaannya dengan nada protes,” kata Robikin dalam keterangannya, Kamis (24/10).
Robikin menuturkan, para kiai memahami soal Kementerian Agama yang harus berada di garda terdepan dalam mengatasi radikalisme berbasis agama. Bahkan, mereka juga sudah lama khawatir dengan fenomena pendangkalan pemahaman agama yang ditandai dengan makin maraknya sikap intoleransi hingga sikap ekstrem mengatasnamakan agama.
“Padahal NU tegas dan sudah sangat lama mengingatkan bahaya radikalisme. Bahkan NU menyatakan Indonesia sudah kategori darurat radikalisme di samping narkoba dan LGBT,” ungkap Robikin.
Kendati demikian, kata Robikin, para kiai masih tak mengerti dengan dipilihnya menteri agama dari pensiunan TNI. “Para kiai tak habis pikir kenapa Jokowi memilih Fachrul Razi,” terangnya.
Usai pelantikan menteri Rabu (23/10) kemarin, salah satu pesan yang dititipkan Jokowi kepada mantan Wakil Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi agar membantu menangani masalah radikalisme di Tanah Air.
“Kalau radikalisme ini tidak segera bisa kita sisir, saya tidak bisa bayangkan bagaimana bangsa ini ke depan. Apalagi saat kita berpikir untuk mengutamakan pembangunan sumber daya manusia,” tutur Fachrul di Istana.
Editor : Deslina
Sumber: Jawapos.com