16 Warga Sipil di Wamena Tewas Akibat Kerusuhan

Nasional | Selasa, 24 September 2019 - 09:59 WIB

16 Warga Sipil di Wamena Tewas Akibat Kerusuhan
ILUSTRASI: Aparat kepolisian berpatroli pasca kerusuhan di Jayapura, Papua, beberapa waktu lalu. Hari ini Senin (23/9/2019), kerusuhan pecah di Wamena. Sejumlah ruko dibakar, kantor pemerintah diserang massa anarkis. (Elfira/Cendrawasih Pos/Jawa Pos Group)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pasca kerusuhan di Wamena, aparat TNI-Polri mulai mengidentifikasi korban jiwa akibat insiden tersebut. Tercatat, 16 masyarakat sipil dipastikan ikut menjadi korban jiwa akibat ulah massa anarkis.

“Iya sementara kita dapat 16 meninggal dunia masyarakat sipil,” ungkap Kapendam XVII/Cendrawasih Letkol CPL Eko Daryanto saat dihubungi, Senin (23/9).


Eko menuturkan, masyarakat sipil yang meninggal ini akibat terjebak di ruko-ruko yang dibakar oleh massa. Sedangkan ada beberapa yang masih diidentifikasi penyebab kematiannya.

Aparat gabungan TNI-Polri sampai saat ini masih disiagakan di lokasi kerusuhan. Mereka mengantisipasi apabila terjadi aksi susulan.

“Situasi sudah kondusif, sudah bisa diatasi. Wamena juga Jayapura ada 300 an (massa) yang diamankan di Polda Papua,” imbuh Eko.

Selain itu, aparat juga masih melakukan evakuasi terhadap para korban tewas. Selanjutnya, jenazah akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Papua guna dilakukan otopsi sebelum dikembalikan kepada pihak keluarga.

“Baru dievakuasi kalau laporan di lapangan kan ada korban yang terjebak di kios rumah yang dibakar, jadi mungkin baru dievakuasi masih proses identifikasi,” pungkas Eko.

Sebelumnya, kerusuhan kembali pecah di Kota Wamena, Papua. Aksi unjuk rasa kelompok siswa berujung anarkis, Senin (23/9). Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, saat ini aparat sudah turun ke lokasi guna menetralisir keadaan.

“Peristiwa di Wamena kejadian pagi tadi sudah ditangani aparat polri dan TNI. Dalam rangka untuk meredam masa kemudian memitigasi agar kerusuhan tersebut tidak meluas,” ujar Dedi di kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/9).

Dedi menjelaskan, saat ini situasi di Wamena sudah mulai bisa dikendalikan. Pendekatan secara soft approach melalui tokoh agama, tokoh adat dan pemerintah daerah terus dilakukan.

Dugaan awal, kerusuhan terjadi akibat penyebaran berita hoax bernada rasisme. Namun, Dedi tidak menjelaskan detail konten rasisme tersebut. Aparat sendiri masih melakukan pengejaran kepada pelaku penyebar kabar bohong itu.

Akibat kerusuhan ini, dipastikan sejumlah fasilitas publik rusak akibat kerusuhan ini. Selain itu adapula beberapa ruko yang terbakar. “Untuk kantor pemerintahan ada juga yang diserang namun belum terklarifikasi milik siapa,” pungkas Dedi

Sumber: Jawapos.com

Editor: wws









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook