SETIAP BERTEMU KAPAL PERANG ASING, DIAJAK LATIHAN

Yudo Ajak Bicara KSAL Cina dan KSAL AS

Nasional | Selasa, 24 Agustus 2021 - 11:25 WIB

Yudo Ajak Bicara KSAL Cina dan KSAL AS
Yudo Margono (ISTIMEWA)

BAGIKAN



BACA JUGA


JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Perkembangan situasi di Laut Cina Selatan (LCS) tidak pernah luput dari perhatian TNI AL. Dalam forum dua tahunan, International Maritime Security Symposium (IMSS) 2021, kemarin (23/8) LCS menjadi salah satu topik yang dibahas. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan bahwa TNI AL selalu berperan aktif menjaga stabilitas keamanan di perairan tersebut.

Maklum, LCS merupakan perairan yang berbatasan langsung dengan Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau. Sehingga yang terjadi di sana, sedikit banyak akan berpengaruh terhadap Indonesia. Untuk itu, TNI AL tidak pernah menarik mundur kapal perang mereka dari Natuna. "Seperti dulu saya sampaikan waktu awal menjadi KSAL, saya standby-kan empat KRI di sana (Natuna, red) yang setiap saat melakukan patroli," imbuhnya.


Kebijakan tersebut diambil Yudo untuk memastikan kedaulatan Indonesia terjaga. Natuna Utara sebagai wilayah perairan yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan bukan cuma rawan pelanggaran aturan. Banyak kapal-kapal asing melintasi perairan tersebut. Termasuk di antaranya kapal perang asing. Untuk memantapkan hubungan dengan negara-negara lain, KSAL memerintahkan seluruh komandan KRI latihan bersama kapal perang asing yang melintasi daerah operasi mereka.

Menurut Yudo, latihan bersama kapal perang asing merupakan salah satu strategi diplomasi. Tujuannya menjaga hubungan baik antar negara. "Setiap ketemu (kapal perang asing) menyapa, kemudian latihan," ujarnya. Mantan panglima Komando Armada (Koarmada) I itu menyatakan, kebijakan itu mendapat sambutan baik dari Angkatan Laut negara lain. Buktinya, latihan bersama selalu terselenggara dengan. "Itu juga sebagai sarana diplomasi bagi kita semuanya untuk menjaga keamanan maritim," beber dia.

Di samping kerja sama yang sudah berjalan, Yudo menilai, forum seperti IMSS turut mempengaruhi respons Angkatan laut negara lain terhadap kebijakan yang diambil TNI AL. Lewat forum tersebut, TNI AL bersama angkatan laut berbagai negara membahas beragam persoalan di lautan. Bersama-sama, mereka mencari jalan keluar atas persoalan yang bermunculan. "Khususnya di dalam menjaga stabilitas keamanan di laut," ujarnya.

Berkaitan dengan dinamika situasi dan kondisi di Laut China Selatan, Yudo menyatakan bahwa dirinya sudah berbicara dengan kepala staf angkatan laut Tiongkok dan Amerika Serikat (AS). "Saya sudah sepakat dengan KSAL AS, dengan KSAL China saya sudah berbicara, dan juga KSAL-KSAL (negara) ASEAN," ujarnya.

"Saya ajak mereka untuk sepakat menjaga stabilitas khususnya di LCS," tegas dia.

Dalam IMSS kemarin, tidak kurang 36 perwakilan dari berbagai negara hadir. Bahkan, ada 22 KSAL dari negara-negara sahabat mengikuti forum tersebut secara daring. Di antara perwakilan 36 negara itu, hadir perwakilan dari Cina dan AS. Bahkan perwakilan dari Korea Utara juga ikut serta. Pun demikian dengan India, Rusia, Inggris, Jepang, Belanda, dan Australia. Semua duduk bersama untuk mencari solusi dari persoalan di lautan.

Lewat forum tersebut, Yudo ingin semua pihak bertukar pandangan. Kemudian menguatkan komunikasi, koordinasi, dan kerja sama. Sebab, itu menjadi salah satu kunci terjaganya stabilitas keamanan di wilayah perairan. "Semua wilayah lautan di negara yang berpotensi terjadi konflik, kami bahas di sini. Sehingga tidak terjadi konflik dan bisa dikoordinasikan dan dikomunikasikan," ujarnya.

Senada dengan Yudo, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan bahwa stabilitas keamanan di wilayah perairan sangat penting untuk terus dijaga. Utamanya di masa pandemi Covid-19. Kerja sama antar negara sangat penting untuk memerangi virus corona.

"Dalam beberapa dekade terakhir keamanan maritim menjadi isu yang sangat penting terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini," ungkap Hadi lewat keterangan yang dibacakan oleh Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Eko Margiyono.(syn/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook