PADANG (RP) - Konflik SMP Muhammadiyah 5 dengan warga Cengkeh, Lubukbegalung belum juga tuntas. Kemarin (23/7), warga Kompleks Kehakiman RT 5 RW 4 Blok G Cengkeh bukan lagi memagar jalan masuk sekolah, tetapi membongkar bangunan kelas IX-2 SMP tersebut.
Pantauan Padang Ekspres (Riau Pos Group) pukul 10.00, belasan warga bergotong-royong menjebol dinding bangunan kelas IX-2 sekolah itu. Para guru yang standby di sekolah tak dapat berbuat banyak melihat tindakan warga tersebut.
“Dulu jalan menuju sekolah dipagari dengan seng setinggi 2 meter, sehingga siswa kesulitan menuju sekolah. Sekarang bangunan sekolah yang dihancurkan,” keluh salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya, kepada Padang Ekspres, kemarin.
Beberapa warga yang terlibat dalam pembongkaran salah satu lokal belajar SMP 5 tersebut menyebutkan, pembongkaran terpaksa dilakukan karena pihak sekolah belum juga merobohkan bangunan sekolah yang memakai jalur planning jalan kota.
“Waktu pemblokiran dulu, pihak yayasan berjanji akan membongkar bangunan lokal tersebut, makanya jalan kami buka kembali.
Tapi hingga kini, pihak yayasan tidak juga membuka akses jalan itu,” kata Eli, warga RT 5 RW 4, Kompleks Kehakiman Cengkeh, kepada Padang Ekspres, kemarin.
Eli menambahkan, pemblokiran jalan dan pembongkaran dinding sekolah ini bentuk protes warga terhadap Yayasan Muhammadiyah yang telah menutup akses jalan kompleks. “Warga hanya punya satu permintaan, membuka kembali jalan yang telah ditutup pihak yayasan,” tambahnya.
Sebelumnya, pemblokiran dilakukan pada 1 Januari lalu dan terakhir pada 14 Juli lalu. Alasannya, lokal SMP itu berada di jalur planning jalan kota yang telah ditetapkan Dinas Tata Ruang Tata Bangunan (TRTB) Padang.
“Dengan ditutupnya akses jalan tersebut, jelas menyulitkan mobilitas warga. Seandainya ada kebakaran, otomatis lokasi kompleks sulit dijangkau,” tambah Eli.
Suarni, warga lainnya, menyebutkan, jalur planning kota ini telah ditetapkan sebelum SMP ini menambah pembangunan lokal belajar. “Kami telah memakai jalan tersebut untuk keluar masuk kompleks. Karena pihak yayasan Muhammadiyah membangun lokal belajar baru di jalur tersebut, makanya jalan ke kompleks terhambat,” terang Eli.
Menanggapi persoalan tersebut, Mahyudin, Wakil Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muhammadiyah Lubukbegalung, yang juga guru SMP Muhammadiyah 5, mengatakan telah mencari jalan keluar atas persoalan ini.
“PC Muhammadiyah tidak keberatan membuka akses jalan untuk warga, asalkan planning jalan kota dari tata ruang tata bangunan dicabut. Ini agar tanah sekolah nantinya tidak terbagi-bagi karena banyaknya akses jalan di lingkungan sekolah. Namun, kami butuh waktu untuk mempertimbangkan untuk itu semua. Tapi, masyarakat terlalu cepat bertindak dan langsung melakukan pengrusakan tanpa musyawarah,” ungkapnya.
Atas kejadian itu, dia melaporkan kasus pengrusakan ini kepada Polsek Lubukbegalung. “Kami telah laporkan ke Mapolsek Lubukbegalung,” ujarnya.
Menurut Lurah Cengkeh, Yuliar, persoalan tersebut telah dimusyawarahkan dan memperoleh kesepakatan dengan pihak Muhammadiyah. “Sebelumnya mereka bersedia melakukan pembongkaran lokal yang menutup planning jalan kota tersebut pada Ramadhan ini, namun butuh waktu untuk mendiskusikannya. Sebab, Muhammadiyah suatu organisasi dan tak dapat diputuskan sendiri,” jelas Yuliar.
Karena itu, kata Yuliar, pihaknya bersama warga dan Muhammadiyah akan mendatangi kantor tata ruang dan tata bangunan kota hari ini untuk menyelesaikan persoalan ini. (b/rpg)