Dua Pendaki Marapi belum Ditemukan

Nasional | Minggu, 24 Juni 2012 - 09:19 WIB

BUKITTINGGI (RP) - Memasuki hari kedua, pencarian dua pendaki yang dilaporkan hilang di Gunung Marapi belum membuahkan hasil. Sebanyak 125 relawan pun sudah dikerahkan ke lokasi. Mereka terus menelusuri jalan yang diduga dilalui kedua korban.

Para relawan itu berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Padangpanjang, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Bukittinggi, RAPI Tanahdatar, Kepolisian IV Angkek.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kemudian, Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Syech M. Jamil Bukittinggi, BPBD Provinsi Sumatera Barat, Kelompok Siaga Bencana (KSB) Canduang, Palang Merah Indonesia (PMI) dari Bukittinggi dan Kabupaten Agam, serta PMI Tanahdatar. Saat pencarian kemarin, kondisi cuaca cukup ekstrim, kabut dan hujan deras.

Kepala BPBD Kabupaten Agam, Bambang Warsito mengatakan selain hujan deras dan berkabut, medan yang dilalui untuk menelusuri jejak pendaki juga sulit. “Medannya cukup sulit, terjal dan licin,” ujarnya.

Tim pencari dibagi menjadi empat kelompok. Tim pertama masuk dari Kacawali Batu Sampik, tim dua masuk dari Kacawali Parak Rotan, tim ketiga masuk dari Simpang Padang Tinggi ke Gadung Lareh, dan tim keempat masuk dari Batu Jolong Pasangrahan ke Labuah Panjang.

Sementara Jumat malam (22/6), jelang magrib relawan menghentikan pencarian. Malam harinya dilanjutkan mulai pukul 01.00 sampai 03.00 WIB dini hari.

Meski begitu, tim belum juga berhasil menemukan kedua pendaki yang dilaporkan hilang tersebut, yakni Abdul Hafidz, 19, warga Sanjai Banto Darano, Bukittinggi dan Alfian,16, warga Kamang Magek, Agam. Konon, keduanya sama-sama bekerja di warnet daerah Tampan, Pekanbaru.

Mereka mendaki Gunung Marapi, Selasa (19/6), dan naik dari Lasi, Canduang, Agam.

Kontak terakhir Hafidz dengan keluarganya melalui pe­san singkat (SMS) pada pukul 07.00 WIB, Rabu (20/6) malam. Dalam pesan singkat yang dikirim Hafidz ke kakaknya, Izzatilah (mahasiswai STAIN Bukittinggi) bahwa Hafidz tersesat. “Ma Afis tersesat. Kalau besok Afis tidak memberi kabar, tolong cari Afis,”. Begitu isi pesan singkat yang dikirimkan Hafidz. (rul/rdo/b)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook