KETUA KPK

Nikmati Jamuan Khusus, Firli Bahari Dianggap Eks Pimpinan KPK Kurang Etis

Nasional | Jumat, 24 Januari 2020 - 17:02 WIB

Nikmati Jamuan Khusus, Firli Bahari Dianggap Eks Pimpinan KPK Kurang Etis
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri. (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)

JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Kunjungan kerja Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mendapat kritik dari sejumlah mantan pimpinan KPK. Sebab dalam kunjungan kerjanya ke Sulawesi Barat, Firli mendapat jamuan makan malam sekaligus ramah tamah di rumah dinas Gubernur Sulbar.

Mantan Ketua KPK Abraham Samad, menyampaikan, seharusnya Firli sebagai Ketua KPK bisa menjaga marwah dan kredibilitas lembaga antirasuah. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga prilaku dan etik sebagai pimpinan KPK.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Seharusnya Ketua KPK bisa menjaga marwah dan kredibilitas KPK, salah satunya menjaga prilaku dan etika yang telah digariskan oleh budaya organisasi KPK,” kata Samad kepada JawaPos.com, Jumat (24/1).

Ketua KPK periode 2011-2015 ini menegaskan, dirinya sama sekali tidak pernah melakukan pertemuan maupun mendapat jamuan khusus dari kepala daerah maupun pejabat setingkat menteri dan lembaga. Menurutnya, hal itu semata dilakukan untuk menjaga independensi KPK.

Meski kepala daerah yang ditemui maupun pejabat setingkat menteri dan lembaga bukan yang sedang menjalani perkara hukum di KPK. Hal ini menjadi penting dapat dihindari pimpinan KPK.

“Harusnya pimpinan KPK itu lebih fokus dalam tugas melindungi dan menjamin pegawai KPK di dalam melaksanakan tugas penegakan hukum pemberantasan korupsi, supaya tidak mendapat hambatan dalam menjalankan tugas pemberantasan korupsi,” tegasnya.

Senada juga disampaikan oleh mantan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang. Dia menilai, seharusnya Firli dapat menghindari pertemuan khusus dengan pejabat daerah. Sebab untuk menghindari pelanggaran etik pimpinan KPK. “Tanya ke pengawas internal KPK dan Dewas seperti apa kode etik KPK saat ini,” ucap Saut.

Saut pun menegaskan, pada periodenya menjabat tidak pernah mendapat jamuan khusus dari kepala daerah maupun pejabat setingkat menteri dan lembaga. Hal ini pun semata untuk menjaga independensi KPK. “Seingat saya jilid IV tidak pernah melakukannya,” jelas Saut.

Sementara itu, anggota Dewas KPK Syamsuddin Haris belum bisa menilai jamuam khusus Gubernur Sulbar kepada Ketua KPK Filri Bahuri. Namun, dia menilai itu hal biasa dalam kunjungan kerja. “Saya nggak bisa beri komentar demikian (dugaan pelanggaran etik), itu kan kunjungan kerja ya,” ucap Syamsuddin ditemui di kawasan Sudirman, Kamis (23/1) kemarin.

Untuk diketahui, Ketua KPK Firli Bahuri menggelar kunjungan kerja ke Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (22/1). Kedatangan jenderal bintang tiga itu mendapat penyambutan dari Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar, Kapolda Sulbar Brigjen Pol Baharuddin Djafar, Bupati Mamuju Habsi Wahid, Kajati Sulbar Darmawel Aswar, dan Wakapolda Sulbar Kombes Pol Endi Sutendi.

Agenda kunjungan Ketua KPK di Mamuju yakni melakukan pertemuan dengan jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulbar dan pemerintah kabupaten se-Sulbar dan dialog dengan Tema “Strategis Penguatan Pencegahan Korupsi untuk Sulawesi Barat yang Maju dan Bermartabat Tahun 2020”. Kemudian jamuan makan malam sekaligus ramah tamah bersama ketua KPK RI dan rombongan di rumah dinas Gubernur Sulbar sekitar pukul 19.00 WITA.

Editor :Deslina

Sumber: Jawapos.com









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook