JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi yang ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Agama (Menag), bicara tentang radikalisme usai dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10). Urusan ini menjadi salah satu penugasan dari Jokowi, selain haji dan lainnya.
Wakil Panglima TNI 1999-2000 itu mengatakan, radikalisme bukan ajaran Islam. Sebab, Islam ditegaskan Fachrul, merupakan agama yang Rahmatan Lil 'Alamin, rahmat bagi alam semesta.
"Sehingga kalau tidak rahmat pasti ada yang salah dalam menafsirkan Islam," kata pria kelahiran Banda Aceh, 72 tahun silam.
Sebagai orang yang suka membaca buku agama, Fachrul mengaku sering mengamati bagaimana agama yang mayoritas dianut bangsa Indonesia, diamalkan.
"Saya melihat betul-betul kalau sampai ada penafsiran pelaksanaan Islam yang radikal, kira-kira, pasti menafsirkan agamanya itu salah. Sudah jelas kok, Islam Rahmatan Lil 'Alamin, kok bisa ngajak musuhan apalagi sampai ngajak membunuh banyak manusia. Pasti ada yang salah," tuturnya.
Sebagai Menag, Fachrul Razi memang ditugasi Jokowi mengurusi masalah radikalisme. Pria yang juga dikenal sebagai Ketua Tim Bravo 5, kelompok sukarelawan Jokowi-Ma'ruf, menduga suami Iriana punya pertimbangan sendiri memilihnya jadi pengganti Lukman Hakim Saifuddin. Di antara dugaannya adalah karena dirinya sering memberikan khotbah tentang Islam yang damai.
"Nah, mungkin menurut saya, Pak Jokowi melihat 'wah ini Pak Fachrul bisa diajak membantu saya ini dalam membangun suasana yang damai dan membangun suasana yang penuh kekompakan, dengan penuh rasa persatuan dan lain sebagainya'," ujar lulusan Akademi Militer angkatan 1970 ini.
Selain itu, pria yang merupakan satu angkatan dengan Luhut Binsar Panjaitan ini juga merasa penugasannya sebagai Menag, karena Presiden Jokowi melihat belakangan ini potensi radikalisme cukup kuat. Sehingga diperlukan terobosan-terobosan untuk menanganinya.
"Mungkin beliau berpikir pasti Pak Fachrul, mungkin punya terobosan-terobosan dalam menangkal radikalisme ini," tutup veteran yang jadi Wakil Panglima TNI pada masa pemerintahan Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal