JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Pelantikan menteri-menteri kabinet Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin memang baru dilakukan hari ini. Namun, kemarin formasinya sudah cukup jelas. Sudah ada 32 calon menteri yang diundang ke istana pada Senin(21/10) dan Selasa(22/10).
Dari 32 nama tersebut, jatah untuk parpol sudah bisa ditebak. PDIP sebagai partai utama pendukung Jokowi-Ma’ruf mendapat jatah empat menteri. Lalu Golkar 3 menteri, Nasdem (3), PKB (3), Gerindra (2), dan PPP (1). Kemudian, ada 12 wajah lama yang kembali masuk kabinet.
Mereka adalah Airlangga Hartarto, Pratikno, Sri Mulyani, Budi Karya Sumadi, Agus Gumiwang, Siti Nurbaya, Basuki Hadimuljono, Yasonna Laoly, Sofyan Djalil, Tjahjo Kumolo, Bambang Brodjonegoro, dan Luhut Binsar Pandjaitan. Selain itu, Pramono Anung dan Retno Marsudi juga disebut berpotensi masuk. Hanya, berdasar informasi yang dihimpun, Retno masih mendampingi Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Jepang dan Pramono tengah berkabung karena salah seorang anggota keluarganya wafat.
Meski ada yang berpindah, sebagian besar nama lama tetap memegang jabatan sebelumnya. Misalnya, Sri Mulyani kembali menjabat menteri keuangan. Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, dia diminta melanjutkan tugas mengelola keuangan negara. ”Presiden menugaskan saya tetap menjadi menteri keuangan,” ujarnya seusai pertemuan.
Sejumlah pekerjaan sudah diberikan kepada Ani, sapaan akrabnya, untuk lima tahun ke depan. Mulai mendorong perekonomian untuk menciptakan lapangan kerja, memperkuat UMKM, mengatasi current account deficit, hingga menggunakan anggaran yang efisien.
”Dibutuhkan policy terus-menerus dalam rangka menjaga ekonomi kita dari tantangan pelemahan global,” kata Ani. Soal kebijakan-kebijakan makro yang diambil, Ani menyebut akan menyesuaikannya dengan kondisi.
Basuki Hadimuljono juga akan melanjutkan kiprahnya sebagai menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Sejumlah proyek pembangunan infrastruktur sudah diperintahkan untuk dikerjakan. Di antaranya mengoneksikan infrastruktur utama dengan pariwisata dan kawasan industri. ”Kawasan industri Brebes, Magetan, pembangunan infrastruktur destinasi wisata,” ucapnya. Selain itu, pembangunan fisik ibu kota baru menjadi tugas yang harus dikerjakan.
Kemudian, ada nama Yasonna Laoly yang kembali diminta menjabat menteri hukum dan HAM. Kepada Yasonna, Jokowi meminta sejumlah pekerjaan rumah dituntaskan.
Budi Karya Sumadi juga melanjutkan kiprahnya sebagai menteri perhubungan. Luhut Binsar Pandjaitan juga kembali menduduki posisi menteri koordinator bidang kemaritiman. Bedanya, Luhut juga akan menangani urusan investasi menyusul adanya perubahan nomenklatur kementerian.
Sementara itu, Airlangga Hartarto, Tjahjo Kumolo, Pratikno, dan Agus Gumiwang belum mendapatkan kepastian jabatan di kabinet. Namun, berdasar keterangan mereka, Airlangga berpotensi bergeser ke menteri koordinator bidang perekonomian (Menko Perekonomian) dan Agus menggantikannya di posisi menteri perindustrian.
Di pos menteri-menteri bidang ekonomi, nama Bahlil Lahadalia berpotensi menduduki posisi menteri koperasi dan UMKM. Mantan ketua umum Hipmi itu mengaku diajak bicara Jokowi soal pertumbuhan kawasan ekonomi baru, pemerataan ekonomi, dan UMKM. Namun, untuk kepastiannya, dia menyerahkan ke Jokowi. ”Presiden paling tahu karena saya sejak kecil bergelut di bidang ekonomi,” ungkapnya.
Syahrul Yasin Limpo dipercaya menjamin kebutuhan dasar masyarakat. ”Intinya, kita harus jamin besok 270 juta jiwa itu kebutuhan dasarnya terhadap makan dan lainnya, damai, dan sebagainya bisa terpenuhi,” ujarnya.
Nama lain yang masuk adalah politikus Partai Golkar Zainudin Amali. Oleh presiden, mantan ketua Komisi II DPR itu diminta memimpin pengembangan SDM dan peningkatan prestasi di bidang keolahragaan. ”Kita bangsa yang besar. Tetapi, jumlah yang besar belum bisa kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk pengembangan SDM kita untuk kreativitas anak muda kita,” kata dia.
Sementara itu, Abdul Halim Iskandar mengisyaratkan untuk duduk di posisi menteri desa. Bersama Jokowi, dia berdiskusi terkait masalah ekonomi, infrastruktur, dan sosial. ”Beliau paham saya orang Jawa Timur dan desa,” ungkapnya memberi kode.
Nama baru lainnya adalah dr Terawan yang juga ketua RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Oleh presiden, Terawan diminta mengisi menteri kesehatan. Persoalan defisit BPJS dan pemberantasan stunting menjadi tugas khusus yang disampaikan Jokowi.
Respons Pasar
Sementara itu, pemanggilan Sri Mulyani yang kembali didapuk sebagai menteri keuangan membawa angin segar pada pasar saham. Pada pembukaan perdagangan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 0,14 persen ke level 6.207,49.
IHSG pada pukul 10.00 WIB bergerak ke level 6.202,95 atau menguat 0,06 persen dibanding saat penutupan Senin (21/10). Bahkan, IHSG sempat menyentuh level tertingginya di 6.229,39 atau menguat 0,49 persen. Pada penutupan perdagangan sore kemarin, IHSG ditutup menguat 0,43 persen menjadi di level 6.225,49. Dengan penguatan itu, IHSG berarti sudah menguat delapan hari berturut-turut dan tercatat naik 3,3 persen.
Kenaikan juga terjadi pada sejumlah emiten yang memiliki afiliasi terhadap tokoh-tokoh yang digadang-gadang sebagai calon menteri. Saham-saham yang naik itu antara lain ADRO, ABBA, SRTG, MPMX, MDIA, dan MARI. Bahkan, saham PT Mahaka Media Tbk (ABBA) yang terafiliasi dengan sosok Erick Thohir menjadi salah satu top gainers dan tercatat naik Rp 14 atau 6,42 persen ke Rp 232.
Bukan hanya IHSG, nilai tukar rupiah juga ditutup menguat jelang pengumuman susunan kabinet baru. Rupiah ditutup menguat 40 poin atau 0,28 persen menjadi Rp 14.041 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 14.181 per dolar AS.
Ekonom Indef Abra P.G. Talattov menyebutkan, pasar memang merespons positif nama-nama calon menteri yang dipanggil Jokowi. ”Kalau yang saya baca ini memang Pak Jokowi ingin memberikan kejutan ke pasar. Melihat track record nama-nama itu yang sebelumnya sudah santer terdengar, menurut saya memang bisa diterima cukup baik oleh pasar,” ujarnya kepada Jawa Pos.
Selain itu, Abra menjelaskan, Sri Mulyani maupun wajah-wajah baru seperti Nadiem Makarim, Wishnutama, maupun Erick Thohir adalah sosok yang layak dijadikan menteri di bidang ekonomi. Sebab, sepak terjang mereka tak perlu diragukan lagi. ”Nama-nama yang sudah dipanggil cukup kredibel,” imbuhnya.
Tetapi, Abra mengimbau agar siapa pun yang menduduki posisi Menko Perekonomian harus bisa mengarahkan dan menyinergikan kepentingan investasi dalam satu irama. Sebab, sosok Menko Perekonomian merupakan kunci yang diharapkan bisa memperbaiki iklim investasi dan daya saing RI ke depan.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menuturkan, Sri Mulyani lebih pas menjabat Menko Perekonomian, bukan menteri keuangan. Dia menganggap Menko Perekonomian yang kini dipercayakan kepada Airlangga Hartarto akan menyulitkan sinergi dan koordinasi dengan menteri keuangan. ”Saya pesimistis sinergi antara Menko Perekonomian dan Menkeu bisa berjalan baik. Kemungkinan terbesarnya, Menko Perekonomian tidak banyak berfungsi. Kalah wibawa dengan Menkeu,” jelasnya kemarin.