JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pemerintah pusat menganalisa bahwa kabut asap yang mendera Pulau Sumatera dan Kalimantan masih berlangsung lama. Kondisi ini diprediksi akan berlangsung hingga lima pekan ke depan. Karenanya, pemerintah pusat sedang mewacanakan untuk mengevakuasi masyarakat yang rentan terpapar asap.
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan menyebutkan bahwa pemadaman api di wilayah Sumatera dan Kalimantan tidak bisa dipadamkan hanya melalui water boombing pesawat. "Apalagi kebakaran saat ini sudah mencapai kedalaman 5-10 meter sendiri. Perlu hujan dengan intensitas tinggi dan berhari-hari," imbuhnya.
Kondisi ini mendesak pemerintah untuk segera melakukan evakuasi masyarakat. Khususnya bagi daerah yang memiliki indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang melebihi ambang batas. "Penanganan harus lebih massif berfokus pada evakuasi kemanusiaan," tutur Luhut. Pihaknya, akan mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada untuk meminimalisir dampak paparan asap.
Terdapat tiga tahap dalam evakuasi kemanusiaan. Yakni, evakuasi dilakukan masih di daerah tersebut, namun mencari lokasi yang ISPU berada di batas normal. Nantinya, berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait data ISPU yang menjadi batas aman dan normal untuk kondisi evakuasi. Kedua, prioritas evakuasi warga yang terpapar adalah anak-anak.
Jika keduanya gagal terlaksana karena dampak asap yang mengkhawatirkan, maka opsi menggunakan kapal perang TNI AL atau Pelni akan dilakukan. "Akan tinggal bersama dalam satu bulan atau satu sampai lima minggu ke depan," ucapnya.
Pelaksanaan dan teknisnya pun masih didiskusikan dengan para gubernur provinsi yang terdampak dan kementerian terkait. "Saat ini sebenarnya gurbernur sudah memiliki otoritas dalam melakukan assessment terkait hal itu," ucapnya. Namun, evakuasi masih sangat dipertimbangkan untuk dilakukan.