JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dua menteri melontarkan pendapat berbeda mengenai lokasi baru untuk ibu kota negara (IKN). Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil kemarin memastikan bahwa IKN akan dipindah dari DKI Jakarta ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Namun, beberapa jam kemudian, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro membantahnya.
Pernyataan bahwa IKN akan dipindah ke Kaltim disampaikan Sofyan Djalil setelah rapat koordinasi RUU Pertanahan sekitar pukul 12.00 kemarin. “Iya, Kalimantan Timur, tapi belum tahu lokasi spesifiknya di mana, ya belum,” katanya. Bahkan, Sofyan sempat mengatakan, jika nanti lokasi IKN baru sudah diputuskan, tanah di lokasi tersebut akan dibekukan pemerintah. Tujuannya, pemindahan IKN bebas dari aksi para spekulan tanah.
Namun, dalam wawancara pukul 15.35, Bambang Brodjonegoro membantahnya. Dia menegaskan, hingga kemarin belum ada keputusan soal provinsi mana yang akan menjadi ibu kota baru. “Kita tunggu aja pengumuman dari presiden,” ujar dia di Hotel Aryaduta, Jakarta, kemarin. Bambang kembali menegaskan bahwa lokasi IKN belum diputuskan.
Dia hanya memberikan penjelasan bahwa lokasinya nanti tidak akan jauh dari kota yang sudah ada. Dengan begitu, pembangunan lebih efisien. Sebab, bandara, pelabuhan, dan fasilitas mendasar lainnya sudah tersedia.
Lantas, apakah yang dimaksud di antara Kota Samarinda dan Balikpapan? Dia enggan membocorkan. Disinggung soal adanya desain kota yang sudah tersebar, Bambang menyebut itu baru sementara. Sebab, lokasi definitif belum ditentukan. Padahal, desain kota sangat dipengaruhi lokasi yang ditetapkan. “Kan kontur tanahnya bisa beda, antarlokasi dengan lokasi lain,” ujarnya.
Dia menjelaskan, tahap persiapan akan digelar tahun depan. Namun, groundbreaking dimulai pada 2021. Dari 40 ribu hektare lahan yang disiapkan, pusat pemerintahan akan memakan 6.000 hektare. Namun, hanya 3.000 hektare yang digunakan untuk bangunan. Sedangkan untuk transportasi, direncanakan dibangun transportasi berbasis rel. Desainnya elevated seperti LRT dan MRT. Dan terkoneksi dengan kota terdekat.
Sekitar pukul 17.30 kemarin Presiden Joko Widodo membenarkan bahwa lokasi ibu kota baru belum diputuskan. Dia menuturkan, kajian belum sepenuhnya tuntas. Namun, Jokowi tidak mendetailkan kajian apa yang dimaksud.
“Nunggu kajian, tinggal satu dua kajian belum disampaikan kepada saya,” ujar dia di Istana Bogor kemarin (22/8). Jokowi menegaskan, kepastian lokasi akan diumumkan pada saat yang tepat.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwir