TEKAN ANGKA COVID-19

Indonesia Diminta Mencontoh Malaysia

Nasional | Kamis, 23 Juli 2020 - 19:11 WIB

Indonesia Diminta Mencontoh Malaysia
Petugas yang memakai APD lengkap menunggu warga dan penghuni pasar untuk menjalani tes swab di Pasar Keputran, Senin (20/7). (DIPTA WAHYU/JAWA POS)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Peningkatan pengujian, penelusuran, dan isolasi sumber penularan Covid-19 bisa menjadi jalan bagi Indonesia bisa mengalahkan pandemi. Semakin banyak pengujian, maka sumber penularan bisa semakin ditemukan dan diisolasi.

Co-Founder KawalCovid-19 Elina Ciptadi mengungkapkan, perubahan struktur dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menjadi Satgas Covid-19 tak terlalu penting. Dia justru mengingatkan kembali komitmen Presiden Jokowi yang ingin menggenjot jumlah tes uji.


"Bagi kami struktur nggak terlalu penting. Yang penting amanat presiden melipatgandakan testing, tracing, dan treatment. Bagi kami perlu ditambah dengan isolasi berjalan dengan cepat," ujarnya kepada JawaPos.com baru-baru ini.

Sejak awal Maret sampai sekarang, kata dia, kapasitas testing Indonesia baru 12 ribuan orang per hari. Menurut Elina, angka itu masih jauh sekali dari cukup untuk penanganan pandemi berskala Indonesia. Dia menilai Indonesia harus mencontoh Malaysia.

"Kalau Malaysia mengalahkan pandemi dengan 30 ribu tes per hari dan populasi mereka 1/9 dari Indonesia," tuturnya.

Demikian juga dengan tracing. Menurut hitungan tim KawalCovid-19, daerah-daerah dan negara-negara yang berhasil menekan angka kematian karena Covid-19 melakukan isolasi terhadap setidaknya 25 orang per kasus positif. Sementara di Indonesia jumlah orang yang diisolasi baik berstatus suspek hanya kurang lebih 6 orang per kasus positif.

"Itu pun isolasi-nya banyak yang mandiri, tidak diawasi. Kita tidak tahu tingkat ketaatan mereka pada isolasi itu," jelasnya.

Data Wajib Harus Tetap Diumumkan

Data Covid-19 yang tak diumumkan lagi secara langsung bagi KawalCovid-19 juga tak masalah dan cukup dengan siaran pers kepada media. Yang terpenting data harian wajib tetap diumumkan.

"Sebetulnya yang selama ini Pak Achmad Yurianto (mantan Juru Bicara) lakukan kan mengumumkan data harian. Itu dilakukan via siaran pers saja sudah cukup memang, karena toh nggak ada tanya jawabnya. Yang penting data hariannya tetap diumumkan, dan press conference mingguan bisa dilakukan untuk pembahasan lebih dalam mengenai tren, daerah yang perlu meningkatkan kewaspadaan, daerah mana yang melakukan terobosan-terobosan yang efektif," jelasnya.

"KawalCovid-19 komitmen untuk terus membagi data dan analisa, selama pemerintah daerah maupun pusat sebagai sumber datanya terus membuka datanya," tegasnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook