JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Ormas Muhammadiyah sudah menetapkan awal puasa jatuh Jumat (24/4) besok. Sementara itu Kemenag bakal menggelar sidang isbat penentuan awal puasa malam nanti (23/4). Menariknya untuk pertama kalinya sidang isbat digelar secara online melalui video streaming. Sidang isbat digelar secara online karena Kemenag memberlakukan protokol kesehatan di tengah wabah Covid-19. Dalam kondisi normal, sidang isbat mengundang seluruh ormas Islam di Indonesia. Selain itu juga para duta besar negara sahabat.
Sesuai jadwal yang dilansir Kemenag, rangkaian sidang isbat diawali dengan paparan posisi hilal awal Ramadan dari Tim Falakiyah Kemenag pada pukul 17.00 WIB. Kemudian disusul dengan pelaksanaan sidang isbat secara tertutup pada pukul 18.20 WIB. Untuk proses sidang utama itu, Kemenag mengundang unsur MUI, DPR,pada Fatwa MUI nomor 14/2020. Di dalam fatwa itu dinyatakan untuk di daerah atau zona kuning dan merah penyebaran Covid-19, salat wajib maupun tarawih secara berjamaah di musala dan masjid ditiadakan dahulu. Diganti dengan salat di rumah masing-masing. Sementara itu di wilayah atau zona hijau, masih bisa menggelar salat tarawih di masjid atau musala.
"Tapi tetap menjalankan protokol kesehatan," katanya.
Dia menegaskan penetapan zona hijau, kuning, atau merah harus dikoordinasikan oleh pemerintah daerah setempat. Bahkan sampai tingkat kelurahan atau desa. Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah M Agus Syamsudin mengatakan, dalam program Ramadan di Rumah akan ada tuntunan untuk pribadi, keluarga, takmir masjid dan pimpinan persyarikatan di berbagai tingkatan.
"Salah satu hal penting yang ingin saya garisbawahi adalah tentang kesalehan sosial," terang dia.
Dalam lingkup keluarga, kata Agus, Muhammadiyah mengajak untuk mengoptimalkan keluarga sebagai tempat pendidikan dan kaderisasi. Anggota keluarga hendaknya menyemarakkan Ramadan dengan kegiatan-kegiatan ibadah bersama di rumah. Seperti salat wajib dan Tarawih berjamaah disertai kultum, dan tadarus Alquran. Bagi pimpinan Muhammadiyah di berbagai tingkatan diminta agar tetap menjalankan kegiatan organisasi sebagai bagian dari dakwah amar ma’ruf nahi munkar, menyiapkan panduan atau konten-konten keislaman yang dapat dijadikan rujukan warga Muhammadiyah dalam menjalankan ibadah Ramadan. Mereka juga diminta memfasilitasi pengajian secara daring. "Dan tetap melakukan penggalangan dana melalui Lazismu untuk menanggulangi wabah Covid-19 di berbagai bidang," terangnya.
Untuk menunjang program Ramadan di Rumah, Muhammadiyah melalui Aisyiyah, Lazismu, dan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) akan membagikan paket sembako kepada warga yang membutuhkan.
Pimpinan Pusat Aisyiyah juga sudah mengeluarkan surat instruksi untuk melaksanakan kegiatan ta’awun sosial pembagian paket sembako kepada Pimpinan Wilayah Aisyiyah dan jajaran pimpinan di bawahnya sampai di tingkat cabang dan ranting. Wujud kegiatannya adalah pembagian sembako, masker dan makanan bergizi kepada guru-guru, tenaga kependidikan di lingkungan amal usaha Aisyiyah, kelompok-kelompok dhuafa dan warga yang terdampak langsung Covid-19.
Ketua PP Aisyiyah Koordinator Bidang Ekonomi Latifah Iskandar menyampaikan bahwa dengan gerakan tersebut diharapkan semakin menguatkan persaudaraan dan kepedulian. Gerakan ta’awun nasional dilaksanakan sampai tingkat ranting.(wan/lum/jpg)