Warga Padang Krisis Air Bersih

Nasional | Selasa, 22 Oktober 2013 - 08:57 WIB

PADANG (RP) - Korban banjir bandang di empat kelurahan di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang, hingga Senin (21/10) masih sibuk membersihkan rumah dan permukiman mereka dari lumpur.

Begitu pula para murid dan guru-guru di sembilan sekolah yang terena air bah, gotong-royong membersihkan sekolah masing-masing.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Selain perlu bantuan mobil pemadam kebakaran untuk membersihkan permukiman, warga Bungus mengalami krisis air bersih. Air sumur yang selama ini menjadi tumpuan warga untuk kebutuhan minum dan memasak, keruh tertimbun lumpur. Sedangkan air PDAM belum berfungsi.

Pantauan RPG, halaman dan pagar rumah warga penuh dengan jemuran pakaian dan kasur berlumpur. Begitu juga barang-barang elektronik seperti kulkas dan televisi, juga berlumpur. Di sana-sini masih terlihat genangan air dan tumpukan material banjir seperti sampah dan endapan lumpur.

”Air sumur kami keruh. Air PDAM juga mati. Bagaimana kami mau mandi cuci kakus (MCK). Baju juga belum dicuci,” ungkap Herna (35) warga Perumahan Rambai Saiyo Bungus Barat.

Saat ini menurutnya, untuk mendapatkan air bersih, warga memanfaatkan air tadah hujan. ”Tapi, belum cukup juga untuk mandi dan kebutuhan lainnya,” ujarnya.

Herna mengakui banjir kali ini cukup besar. “Padi saya sekitar 5 karung hanyut dibawa banjir,” imbuhnya.

Anis warga lainnya, sangat berharap bantuan Pemko dan donatur membantu air bersih. ”Saya dan keluarga sudah dua hari belum mandi, dan banyak pakaian kotor karena banjir belum dibersihkan,” harap ibu dua anak ini.

Erman, Ketua RW V Kelurahan Bungus Barat mengatakan, saat ini yang paling diperlukan warganya air bersih dan sembako. “Memang dua keperluan itu yang diharapkan warga,” ungkapnya.

Di tengah hiruk-pikuk kampanye sepuluh calon pemimpin daerah ini merebut simpati publik, korban air bah di Bungus tampak terabaikan. Korban galodo di Bungus berjuang sendiri menanggung derita.

Bersihkan Sekolah

Selain di kawasan permukiman warga, aksi bersih-bersih juga tampak di SDN 09 Kayuaro, dan MAN 1 kampus II Kayuaro Bungus.

Sebagian besar ruangan belajar dan majelis guru di kedua sekolah itu, masih digenangi air dan lumpur. “Kami di sini belum bisa memulai proses belajar. Bagaimana bisa belajar, ruangan saja masih digenangi air,” ungkap Kepala MAN 1 Azwar. Sekolahnya terendam banjir setinggi 30 Cm. ”Mungkin besok (hari ini, red), kami upayakan bisa memulai kegiatan belajar,” ujarnya.

Senada dengan Azwar, Wakil Kepala SDN 09 Artati mengatakan belum bisa melaksanakan aktivitas belajar-mengajar. “Kami masih gotong royong membersihkan material banjir. Besok (hari ini, red) belum bisa dipastikan bisa mulai belajar,” ujarnya.

Artati mengatakan, 11 ruangan sekolah terendam banjir, sehingga banyak peralatan sekolah yang rusak. “Satu set komputer kami rusak, sedangkan 20 persen buku di perpustakaan juga ikut rusak,” ungkapnya.

Kabid Badan Penanggulangan Bencana Pemadam Kebakaran Daerah (BPBPKD) Kota Padang, Edi Asri mengatakan telah menurunkan satu unit mobil operasional, dan satu unit mesin portable untuk membersihkan sekolah dan permukiman warga. ”Kami telah membantu empat sekolah di Kelurahan Bungus Barat dan satu sekolah di Kelurahan Bungus Timur,” ungkapnya.

Di Bungus Barat ada empat SD yakni SD 17 10 lokal, SD 05 11 lokal, SD 11 3 lokal, dan SD 09 8 lokal. Sedangkan di Bungus Timur satu SD, yakni SD 15 13 lokal.

Lurah Bungus Barat Amrul mengatakan korban air bah telah mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial, BPBPKD, dan PMI berupa makanan instan dan air mineral, dan alat masak.

“Kami masih menunggu pendataan korban di masing-masing ketua RT. Untuk bantuan, Dinas Sosial sudah memberikan makanan instan, air mineral serta panci,” ungkapnya.

Amrul menuturkan, sekitar satu seperempat hektare dari kurang lebih 60 hektare area persawahan di Bungus Barat rusak diterjang banjir. “Kerusakan berupa tumpukan material seperti pasir yang menimbun badan sawah,” ungkapnya.

Sementara itu, Humas PDAM Padang, Richie Gautama mengaku terjadi kerusakan pada intake (jaringan pipa) PDAM. Material lumpur telah menumpuk sehingga proses pengaliran air bersih terganggu.

“Kami memperkirakan dalam dua hingga tiga hari ke depan air telah bisa mengalir. Untuk sementara waktu PDAM menyediakan mobil tangki untuk menyuplai air bersih di kawasan itu,” ujarnya.

Richi mengatakan, masyarakat bisa meminta langsung ke PDAM karena untuk kawasan Bungus telag disiagakan empat unit tangki air bersih.

“Kita upayakan secepatnya. Tidak akan lama-lama karena kita paham masyarakat di kawasan tersebut membutuhkan air bersih,” ucapnya.(ade)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook