JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Beredar kabar Universitas Trisakti (Usakti) bakal menganugerahkan Presiden Joko Widodo dengan gelar ‘Putera Reformasi’. Itu tertuang dalam surat Trisakti yang ditujukan kepada Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Dalam surat tertanggal 12 September 2019 itu disebutkan, penghargaan ini diberikan sebagai bagian rangkaian acara Dies Natalis Usakti ke-54 Februari lalu.
“Penghargaan ini kami persembahkan atas karya dan keberhasilan dalam mendukung cita-cita gerakan reformasi yang diawali peristiwa 12 Mei 1998 di kampus Trisakti,” demikian petikan surat tersebut.
Namun, ketika JawaPos.com mengonfirmasi Universitas Trisakti. Pihak kampus mengatakan tidak bisa menjelaskan rinci soal alasan pihaknya hendak menganugerahkan gelar tersebut kepada Presiden Jokowi.
“Mohon maaf, belum bisa memberikan jawaban pastinya,” kata Humas Universitas Trisakti, Rully Besari kepada JawaPos.com, Ahad (22/9).
Surat penganugerahan itu telah beredar luas di lingkungan internal Trisakti. Para alumni memastikan surat itu valid, namun mereka mempertanyakan latar belakang penganugerahan ini.
Penganugerahan ‘Putra Reformasi’ ini pun mendapat penolakan dari alumni Trisakti Andre Rosiade. Alumnus Fakultas Ekonomi Usakti itu menilai, Jokowi tidak layak diberikan penganugerahan tersebut.
“Pak Jokowi itu penikmat reformasi, bukan putera reformasi. Di zaman Jokowi ini lah semangat reformasi mulai menurun,” ucap Andre melalui pesan singkatnya.
Wakil Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Universitas Trisakti (IKA USAKTI) ini menyebutbpada rezim Jokowi semangat reformasi mulai pudar, Menurutnya, disahkannya revisi UU KPK sebagai contoh Jokowi tidak mendukung agenda reformasi.
“UU KPK di revisi, padahal reformasi mengingikan pemberantasan korupsi. Kebebesan berpendapat semakin menurun, yang kritis terindikasi banyak yang dikriminalisasi,” sesal Andre.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal