JAKARTA(RIAUPOS) – Adamas Belva Syah Devara mundur dari jabatannya sebagai staf khusus (stafsus) presiden. Keputusan itu disampaikan menyusul polemik kartu prakerja. Muncul tudingan adanya konflik kepentingan karena Ruangguru, khususnya Skill Academy, terlibat dalam program kartu prakerja.
Belva merupakan pendiri dan CEO RuangGuru. Skill Academy adalah salah satu platform yang dikembangkan Ruangguru. Saat ini Skill Academy termasuk satu di antara delapan mitra kartu prakerja.
Dalam surat terbukanya kemarin (21/4), Belva menjelaskan bahwa dirinya mengajukan surat pengunduran diri pada 15 April lalu. Dua hari kemudian, surat itu sampai di meja Presiden Joko Widodo. ’’Saya berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah memahami dan menerima pengunduran diri saya,’’ katanya.
Belva tidak ingin membuat konsentrasi presiden yang sedang berfokus mengatasi Covid-19 terpecah akibat polemik, asumsi, maupun persepsi publik terkait dengan posisinya sebagai stafsus. Dia juga kembali menegaskan bahwa proses verifikasi mitra kartu prakerja sudah sesuai dengan ketentuan. Sebagaimana yang telah disampaikan PMO Kartu Prakerja, tidak ada keterlibatan siapa pun yang bisa menimbulkan konflik kepentingan. ’’Di mana pun saya berada, di posisi apa pun saya bekerja, saya berkomitmen mendukung presiden dan pemerintah untuk memajukan NKRI,’’ ujarnya.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung membenarkan, presiden sudah menerima pengunduran diri Belva. Presiden memahami alasan Belva. ’’Sejak awal, Bapak Presiden menginginkan anak-anak muda yang berpotensi seperti Belva untuk bergabung dalam pemerintahan,’’ terangnya.
Ada dua misi presiden ketika merekrut stafsus milenial. Pertama, mereka berkontribusi dengan gagasan yang segar dan kreatif. Kedua, memberikan ruang belajar bagi anak-anak muda itu terkait dengan tata kelola pemerintahan.
Pramono menegaskan, keterlibatan Ruangguru dalam program kartu prakerja tidak menyalahi aturan. Khususnya dalam proses verifikasi mitra. ’’Tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan dalam hal ini,’’ jelasnya.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengapresiasi mundurnya Belva dari posisi stafsus presiden. Langkah tersebut mencerminkan bentuk tanggung jawab sebagai generasi milenial untuk lebih profesional menjalankan bisnis.
’’Belva menunjukkan bahwa generasi milenial harus memiliki integritas dan bisa menghindari konflik kepentingan yang muncul ketika berada dalam pemerintahan,’’ ungkap Bhima melalui pesan singkat kemarin.
Bhima berharap jejak Belva diikuti stafsus milenial lainnya yang memiliki konflik kepentingan. Harus tegas dan berintegritas. Memilih salah satu antara mengemban jabatan publik atau berfokus mengembangkan bisnis.
Meski begitu, mundurnya Belva, kata Bhima, tidak lantas menyelesaikan masalah. MoU sebagai mitra pelaksana kartu prakerja masih perlu diselidiki.
Laporan: JawaPos.com
Editor: Deslina