BERAU (RIAUPOS.CO) - Ratusan warga di Kampung Merancang Ulu Kecamatan Gunung, Berau Kalimantan Timur ini ramai-ramai mengikuti ruqyah massal, Senin (21/3/2016) pukul 14.00 Wita. Kegiatan yang diikuti di salah satu masjid
Warga kampung itu jelas saja heboh dan diliputi rasa cemas. Betapa tidak selama 45 hari terakhir sudah 10 warga yang meninggal secara misterius setelah sebelumnya mengalami kesurupan. Mereka yang meninggal karena korban ilmu santet pun jadi penyebab yang santer di kalangan warga.
Tak ingin korban terus berjatuhan, warga Kampung Merancang Ulu melakukan ruqyah massal. Ruqyah dilakukan guna mengusir roh jahat atau sejenisnya yang menguasai tubuh manusia.
Seperti pantauan Bontang Post (Jawa Pos Group), sebelum dilakukan ruqyah, sekitar pukul 11.45 Wita tim Ruqyah dari Qur’anic Heling Indonesia memberikan pemahaman dan pengetahuan terkait ruqyah di ruang pertemuan kantor Kepala Kampung Merancang Ulu.
Kepala Kampung Merancang Ulu, Andi Marpai mengatakan pihaknya sangat berterima kasih atas perhatian pemerintah yang membantu mengatasi permasalahan di Kampung Merancang Ulu. “Kami senang sekali dengan adanya perhatian yang diberukan kepada kami. Dengan adanya ruqyah ini semoga warga bisa terhindar dari hal-hal yang berbau mistis,” tandas Andi.
Ke-10 warga yang meninggal misterius itu yakni Zaiun (22), Jidi (60), Nur Auliatur Rohmah (4 bulan), Nafisa (35), Irawati (25), Idris (40), Mustafa (37), Evi (35) dan bayinya serta Jumhari (61).
Kepala Kampung Merancang Ulu, Andi Marpai mengatakan, pihaknya telah melaporkan kejadian itu ke aparat kepolisian. Namun, polisi menduga para korban merupakan korban ilmu hitam dan sulit diidentivikasi.
Selain itu, beberapa warga juga telah menghubungi paranormal. Hasilnya, paranormal menyebut ada seseorang yang sedang menguji ilmu santetnya dan mengincar 41 nyawa.
“Kami sudah tanyakan kepada beberapa orang yang kami anggap orang pintar (paranormal). Mereka bilang ada yang mencoba melakukan pesugihan, dan menuntut ilmu kebal. Katanya minimal 41 nyawa manusia yang bakal jadi tumbalnya,” kata Andi.(*/ded/uki)
Laporan: JPG
Editor: Fopin A Sinaga
