LIMAPULUHKOTA (RP) - Proyek pembangunan Monumen Nasional (Monas) dan Museum Bela Negara di Nagari Kototinggi, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, untuk mengenang nilai-nilai perjuangan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) 1948-1949 dalam mempertahankan kelangsungan bangsa, direncanakan selesai 2017.
”Proses pembangunan museum dan monumen bela negara dimulai sejak 2012 dan direncanakan selesai secara keseluruhan pada 2017,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro didampingi Plt Dirjen Potensi Pertahanan (Polhan) Timbul Siahaan, saat berkunjung ke Nagari Kototinggi, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh, Jumat (20/12).
Menteri Pertahanan (Menhan) berkunjung ke Nagari Kototinggi dengan menaiki helikop ter, setelah membuka balap sepeda Tour de Bela Negara dan Jamnas PDRI 1948-1948 di Payakumbuh.
Ikut bersama rombongan Menhan, Kabag Diklat Mayjen TNI Hartin Asrin, Kakorda Kantor Pertahanan Sumbar Kolonel Sidarta, Danrem 032 Wirabraja Kolonel Ainullrahman, Wagub Sumbar Muslim Kasim, Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo, Sekkab Yendri Tomas dan sejumlah pejabat TNI-Polri.
Sehari sebelumnya, Kamis (19/12), Menteri Pertahanan yang membuka Seminar Hari Bela Negara 2013 di Aula Bhineka Tunggal Ika, Kantor Kemhan, Jakarta, dalam amanat tertulis yang dibacakan Plt Dirjen Polhan Timbul Siaahaan juga menyampaikan informasi, terkait dengan rencana pembangunan Monas dan monumen bela negara.
Menurut Menhan pembangunan Monas dan monumen bela negara di atas tanah seluas 20 hektare di Nagari Kototinggi, direncanakan terdiri dari bangunan museum, monumen, masjid, penginapan, plaza, restauran dan gerbang. Anggaran yang diperlukan diperkirakan sekitar Rp579 miliar. Namun anggaran itu tidak hanya berasal dari Kemenhan, tapi juga kementerian lain dan sejumlah lembaga non-kementerian.
”Saya sudah minta Pak Mendagri Gamawan Fauzi, sebagai putra Sumbar untuk membantu, beliau bersedia. Begitu pula dengan Pak Mendikbud M Nuh. Dari TNI, Insya Allah, dapat kita selesaikan. Pada intinya, keberadaan museum dan monumen bela negara sangat penting di tengah dinamika bangsa Indonesia saat ini,” kata Menhan Purnomo Yusgiantoro saat berpidato di Payakumbuh.
Sementara, soal teknis pembangunan Monas dan Monumen Bela Negara, termasuk pekerjaan 2013 yang sudah menelan dana sekitar Rp30 miliar, Menhan yang ditanya wartawan di Payakumbuh, meminta Wagub Sumbar Muslim Kasim, membantunya menjelaskan. Menhan nampaknya juga tidak tahu soal proyek pembangunan 2013 yang diduga tidak selesai tepat waktu, sehingga terpaksa di-addendum (tambahan waktu).
”Kalau proggres-nya sendiri, nanti Pak Wagub bisa membantu saya, menjelaskan. Karena Pak Wagub kreatif. Dulu pertama, Pak Wagub yang mendorong, agar museum ini berdiri. Agar generasi muda, para turis, atau siapapun nanti, bisa melihat sejarah perjuangan bangsa kita, 65 tahun lalu. Pak Wagub juga ketua panitia,” kata Menhan Purnomo yang didampingi Wagub Sumbar Muslim Kasim dan Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi.
Terkait hal ini, Wagub Sumbar Muslim Kasim mengatakan, bahwa proses pembangunan Monas dan monumen Bela Negara pada 2013 ini, diawali dengan pembangunan auditorium dan juga museum.
”Dan ini, semuanya sudah selesai, dengan anggaran hampir Rp30 miliar, baik dari APBD Sumbar, APBD Limapuluh Kota, maupun dari Kemenhan dan Kemendikbud,” kata Muslim Kaslim.
Tidak lama berselang, Ketua Tim Pembangunan Monas dan Museum Bela Negara itu kembalu mempertegas pernyataannya.
”Itu anggaran sudah Rp30 miliar, sudah selesai 65 persen. Diharapkan, akhir tahun ini, akan tercapai. Selama-lamanya Januari 2014. Dan itu tentu pembangunan berkualitas, karena anggarannya itu dari 5 kementerian,” beber Muslim Kasim.(ade)