PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Harga daging ayam broiler pada hari libur, Selasa (20/11) terpantau mengalami kenaikan hingga Rp2 ribu per kilogram. Dengan kenaikan harga tersebut, saat ini harga daging ayam tercatat Rp25 ribu per kg.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan, kenaikan harga daging ayam tersebut sudah terpantau sejak Senin lalu. Salah satu kenaikan harga tersebut disinyalir karena tingginya permintaan.
“Pekan lalu harga daging ayam di Pekanbaru harga tertingginya hanya mencapai Rp23 ribu per kilogram, awal pekan ini sudah tercatat Rp25 ribu per kilogramnya,” kata Ingot.
Selain harga daging ayam, harga telur yang dijual di beberapa pasar di Kota Pekanbaru juga mengalami kenaikan. Kenaikan harga telur terpantau hingga Rp500 per butirnya.
Kenaikan harga telur tersebut juga disinyalir karena tingginya permintaan masyarakat Pekanbaru.
Hal tersebut dibenarkan oleh salah seorang pedagang di Pasar Pagi Arengka Nur. Menurutnya, menjelang hari libur nasional kemarin, permintaan masyarakat akan dua jenis barang tersebut meningkat.
“Harga daging ayam dan telur naik karena meningkatnya masyarakat yang belanja pada libur tanggal merah ini,” jelasnya.
Harga Beras Premium Tak Kunjung Normal
Sementara itu harga beras jenis premium masih saja tetap tinggi di awal pekan. Seperti harga beras pandan wangi Rp15 ribu per kilogram. Beras mundam Rp14,5 ribu per kilogram.
Kedua jenis beras premium itu sudah lama mengalami kenaikan, sejak Oktober 2018. Harga normal beras pandan wangi Rp13 ribu per kg dan mundam juga Rp13 ribu per kg.
“Sudah naik sejak bulan lalu beras pandan wangi dan mundam. Kami tidak tahu apa penyebabnya. Harga jual kami sesuaikan dengan harga pasokan. Mereka sudah naik ya kami naikan sedikit,” ungkap Ridwan penjual beras grosiran di Pasar Arengka kepada Riau Pos kemarin.
Beras berbagai merek tersusun rapi di kedai yang ia tempati itu. Ia memang hanya menjual beras. Sehingga tokonya itu terlihat penuh dengan berkarung karung beras. Ia mendapatkan pasokan hampir di semua penghasil beras di Indonesia.
“Kami dapat pasokan dari Medan, Palembang, Pulau Jawa dan Sumatera Barat. Mulai beras premium sampai beras belida dan beras topi koki ada,” tuturnya yang terlihat sibuk merapikan tokonya itu.
Ia juga menilai panen di tingkat petani turut menjadi penyebab kenaikan beras premium. Karena ia mendapatkan kabar itu dari pemasoknya. Hasil panen sedikit mengalami kekurangan sehingga menyebabkan suplai berkurang.