Usai Dilantik, Jokowi Langsung Jajaki Kerja Sama Luar Negeri

Nasional | Senin, 21 Oktober 2019 - 18:09 WIB

Usai Dilantik, Jokowi Langsung Jajaki Kerja Sama Luar Negeri
Jokowi didampingi keluarga. Yakni, sang istri Iriana, Gibran Rakabuming, Kahiyang Ayu, Kaesang Pangarep, dan Bobby Nasution yang menggendong Sedah Mirah.(Raka Denny/Jawa Pos)

JAKARTA(RIAUPOS.CO)-Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin tak mau berlama-lama merayakan pelantikan. Begitu selesai dilantik, mereka langsung tancap gas. Sejumlah program kerja mereka jalankan. Salah satunya adalah menjalin kerja sama bisnis dengan luar negeri.

Momentum tersebut tampak dalam acara courtesy call atau kunjungan kehormatan antara Jokowi dan sejumlah kepala negara sahabat. Courtesy call dilakukan dengan 13 kepala negara dan utusan yang ditemui secara khusus. Lima kepala negara ditemui sebelum pelantikan.

Mereka adalah Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Kamboja Hun Sen, dan Raja Eswatini (Swaziland) Mswati III.


Kemudian, 3 wakil presiden dan 5 utusan negara diterima setelah pelantikan. Yakni, Wakil Presiden Tiongkok Wang Qishan, Wakil Presiden Vietnam Dang Thi Ngoc Thinh, Wakil dan Presiden Myanmar Henry Van Thio. Berikutnya, utusan presiden Republik Korea Noh Young-min, utusan presiden Filipina Theodoro Locsin, utusan PM Jepang Nakayama Norihiro, utusan presiden Uni Emirat Arab Syekh Nahyan Mabarak Al Nahyan, dan utusan presiden Amerika Serikat Hon. Elaine L. Chao.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kunjungan pemimpin negara sahabat memang dimaksudkan untuk menyampaikan ucapan selamat kepada Jokowi. ”Beliau semuanya yakin bahwa presiden dan wakil presiden dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik,” ujar Retno di Istana Merdeka. Namun, di luar itu, pembicaraan soal peningkatan kerja sama bilateral, terutama di bidang ekonomi, juga disampaikan.

”Ke depan Indonesia terus memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara tersebut,” sambung Retno. Sejumlah tawaran proyek kerja sama bahkan disampaikan. Salah satunya, menawarkan produk-produk strategis kepada PM Kamboja. ”Termasuk dari PT Inka,” tuturnya. Kereta produk Indonesia diharapkan dapat mendukung sarana transportasi di Kamboja.

Tawaran juga disampaikan Jokowi saat bertemu raja Eswatini. Presiden menawarkan agar BUMN konstruksi Indonesia bisa menggarap proyek pembangunan di negara berbentuk kerajaan itu. Apalagi, Eswatini sedang gencar membangun infrastruktur. ”Presiden mengatakan, kita tertarik untuk berpartisipasi di dalam pembangunan infrastruktur,” tuturnya. Hal itu sejalan dengan fokus politik perdagangan luar negeri Indonesia yang ingin menggarap Afrika sebagai pasar baru. ”Dan saat ini sedang dilakukan pembicaraan antara Eswatini dan PT Peruri untuk pencetakan. Terkait dengan dokumen-dokumen negara,” jelasnya.

Pengamanan Tamu Negara

Pelantikan presiden dan wakil presiden kemarin sore berjalan lancar (20/10). Tidak ada peristiwa yang memberikan ancaman signifikan. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, bersama sejumlah pejabat teras TNI dan Polri turun langsung untuk memastikan agenda lima tahunan tersebut berjalan lancar.

’’Saya mengecek rute (pengamanan) seluruhnya dan semua (anggota TNI-Polri) pada posisi di tempat dan siap,’’ ungkap Hadi kemarin. Baik personel yang ditugaskan untuk menjaga ring satu, dua, tiga, maupun pos-pos lain. Orang nomor satu di institusi militer itu menyatakan, dirinya tidak henti-henti mengingatkan rules of engagement atau ROE. Dengan begitu, seluruh personel bisa memaksimalkan tugas. ’’Semuanya berjalan lancar dan aman,’’ imbuhnya.

Pantauan Jawa Pos, petugas keamanan menjaga setiap sudut ibu kota. Tidak hanya di jalan-jalan sekitar gedung DPR, MPR, dan kawasan sekitar istana, mereka juga berada di titik-titik yang dinilai kritis. Mulai pusat perbelanjaan, stasiun, kantor-kantor pemerintah, sampai sarana-prasarana penting milik PLN dan Pertamina. Jalan utama yang dilalui Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin juga disterilkan.

TNI-Polri juga menjaga ketat wilayah udara ibu kota. Helikopter milik TNI maupun Polri tidak henti hilir mudik. Setiap 15 menit, helikopter milik dua instansi tersebut melintas di atas kompleks DPR-MPR. Hadi menyebutkan, alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut memang sengaja digerakkan untuk memastikan wilayah udara Jakarta benar-benar aman.

Mantan kepala staf angkatan udara (KSAU) itu menyatakan, instansinya bahkan mengerahkan pesawat intai untuk memantau setiap pergerakan. ’’Sehingga seluruh aparat TNI-Polri dapat memantau real time wilayah-wilayah yang dianggap kritis,’’ imbuhnya. Seluruh hasil pemantauan dari udara dilaporkan langsung ke Posko Utama Pengamanan Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.

TNI juga mengerahkan pesawat tanpa awak. Total dua pesawat tanpa awak ikut ambil bagian untuk mengamankan pelantikan presiden dan wakil presiden. ’’Masing-masing pesawat (tanpa awak) bisa terbang 8–9 jam,’’ imbuh panglima TNI. Pengamanan udara dianggap vital. Sebab, pantauan udara bisa melihat apa saja yang tidak terdeteksi di darat. Misalnya, kehadiran sniper yang bukan dari aparat keamanan.

Hadi mengungkapkan, tugas pengamanan pelantikan presiden dan wakil presiden dilaksanakan sampai seluruh tamu aman kembali ke negara masing-masing. Untuk menyemangati seluruh prajurit, Hadi mengucapkan terima kasih. Dia pun meminta personel TNI dan Polri tidak kendur dalam bertugas.

Sesuai dengan imbauan aparat kepolisian, selama pelantikan kemarin tidak ada demo di sekitar kompleks DPR-MPR. Menurut Tito, selama ini tidak ada larangan untuk berdemonstrasi. ’’Itu hak warga negara untuk sampaikan pendapat. Yang nggak boleh (demo) anarkistis,’’ imbuhnya. Dia memastikan, pihaknya akan bertidak sesuai dengan prosedur apabila muncul demo anarkistis. ’’Kalau ada yang anarkistis, kami tindak secara proporsional,’’ tegasnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook