Jangan Ada Lagi Menteri Yang ’Sekolah’ di KPK, Ini Harapan Pemuda Muhammadiyah

Nasional | Senin, 21 Oktober 2019 - 17:28 WIB

Jangan Ada Lagi Menteri Yang ’Sekolah’ di KPK, Ini Harapan Pemuda Muhammadiyah
Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto alias Cak Nanto (kanan) dan Ketua Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oki Nugroho (kiri) dalam Literasi Politik Seri II yang digelar Kominfo PP Pemuda Muhammadiyah di Jakarta, Jumat (19/10/2019). (Fedrik Tarigan/Jawa Pos)

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf harus menyiapkan sosok menteri yang bisa menghilangkan catatan buruk pada periode sebelumnya. Sebab, Kabinet Kerja I terdapat sejumlah catatan negatif. Yakni, ada beberapa menteri tersangkut kasus korupsi. Hal itu membuat mereka harus “sekolah” di KPK.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto memberi catatan kepada Presiden Jokowi dalam menetapkan siapa pembantunya. “Hal terpenting jangan sampai ada lagi menteri “sekolah” atau “mondok” di KPK,” ungkap Sunanto kepada JawaPos.com, Senin (21/10).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Diketahui pada Kabinet Kerja I, sejumlah oknum menteri yang tersangkut kasus korupsi adalah Idrus Marham, mantan Menteri Sosial; dan Imam Nahrawi, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Keduanya terpaksa dicopot karena tersangkut kasus dugaan kasus korupsi yang ditangani KPK. Untuk Idrus Marham pada kasus dugaan suap PTLU Riau-1 dan Imam Nahrawi dalam kasus dana hibah KONI.

Cak Nanto–begitu Sunanto–disapa menyoroti pidato Presiden Jokowi pada pelantikan, Minggu (20/10). Pada pidato itu, kata Cak Nanto, Presiden menyoroti pembangunan sumber daya manusia (SDM). Artinya, SDM dari komposisi menteri di Kabinet Kerja II ini harus memumpuni di bidangnya. Sebab, sosok yang hebat di luar pemerintahan belum tentu cakap ketika berada di pemerintahan.

Dia mencontohkan Nadiem Makarim. Founder Gojek itu adalah salah seorang figur yang dipanggil ke Istana Merdeka pada Senin (21/10). Dia disebut-sebut sebagai calon menteri. Potensi Nadiem Makarim menjadi menteri terlihat dalam keberhasilannya membangun bisnis digital Gojek.

Menurut Cak Nanto, kapasitas Nadiem Karim di Gojek perlu diuji nantinya ketika berada di pemerintahan, jika dia benar-benar dilantik sebagai menteri.

Begitu juga dengan Wishnutama Kusubandio. Meski dia dikenal dengan orang yang berhasil dalam dunia pertelevisian, belum tentu dia bisa menata birokrasi dan menerjemahkan visi misi presiden-wakil presiden, Jokowi-Ma’ruf Amin.

Selain Wishnutama dan Nadiem Makarim yang dipanggil ke Istana, Presiden Jokowi juga mengundan Erick Thohir. Figur ini dikenal dengan keberhasilannya ketika memimpin pelaksanaan Asian Games 2018. Kesuskses Asian Games 2018 tidak terlepas dari tangan dingin Erick Thohir.

“Ke depan kita lihat saja nanti sejauh mana kompetensi mereka jika benar-benar berawda di kabinet,” kata Nanto. Dia berharap figur-figur ini mampu membawa Indonesia ke level lebih baik lagi di dunia internasional sebagaimana bidangnya masing-masing di kementerian nanti.

Editor : Deslina

Sumber: jawapos.com









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook