4 Investor Minat Bangun Tol Sumbar-Riau

Nasional | Minggu, 21 Oktober 2012 - 18:22 WIB

PADANG (RP) - Pemerintah Provinsi Sumbar terus berupaya mencari investor yang berminat menanamkan modal di proyek jalan tol Sumbar-Riau. Saat ini, telah ada 4 investor yang berminat dalam pembangunan jalan bebas hambatan yang digagas pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu.

Namun, Pemprov belum memutuskan investor yang mengerjakan proyek prestisius tersebut. Pemprov masih melakukan kajian kerja sama proyek yang diusulkan empat investor itu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

"Kemarin malam (Kamis, red) kami melakukan pertemuan dengan calon investor yang berminat membangun jalan tol di Sumbar. Pembahasan dilakukan sampai pukul 00.00. Kami melakukan pertemuan dengan PT Nusatama Infrastruktur dan ASEAN Foundation. Memang ada penjajakan kerja sama dengan mereka, tapi itu belum final dan masih dalam tahap pengkajian," ujar Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.

Pada 28 Oktober mendatang, Pemprov juga akan mengadakan pertemuan dengan PT Hutama Karya, perusahaan yang ditunjuk oleh Kementerian BUMN untuk proyek pembangunan jalan tol di Indonesia. "Tentunya kami juga akan melihat apa saja kerja sama yang mereka tawarkan dalam proyek pembangunan jalan tol ini. Kini semuanya memang masih dalam proses," ucap mantan anggota DPR RI ini.

Sedangkan ASEAN Foundation, kata Irwan, menawarkan kerja sama dalam bentuk pinjaman lunak. Selain pembangunan jalan tol, mereka juga tertarik bekerja sama untuk pembangunan shelter di Sumbar. "Selasa depan (22 Oktober) kita akan rapat dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) terkait rencana ini," paparnya.

Saat ini, jelas Gubernur, Pemprov mengupayakan internal rate of return (IRR)-nya kecil. IRR adalah indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. "Kami memang telah menjajaki kerja sama dengan PT Jasamarga untuk pembangunan jalan tol tersebut. PT Jasamarga minta IRR 14 persen, sementara perjanjian awalnya hanya 12,5 persen," ulasnya.

Terkait adanya anggapan jalan tol belum kebutuhan mendesak di Sumbar, Irwan memaparkan, jalan tol sebagai alternatif prasarana transportasi darat dalam upaya  mengurangi kepadatan lalu lintas. Jalan tol berfungsi meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan jasa distribusi produk dari pusat pengolahan ke pusat pemasaran melalui koridor Sumatera, dan sebaliknya menuju Sumbar, khususnya Pelabuhan Teluk Bayur.

Rencana Pembangunan jalan tol Padang-Riau telah  diakomodir secara nasional. Antara lain, pada rencana pembangunan Sumatera Highway 2011- 2029 yang dikeluarkan oleh Bappenas, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 (Perpres  No 32 Tahun 2011) serta SK Menteri  PU Nomor 631/KPTS/M/2009  tentang Penetapan Ruas Jalan menurut Statusnya sebagai Jalan Nasional.

"Rencana Pembangunan jalan tol juga telah diakomodir dalam dokumen perencanaan daerah, yakni RPJPD Provinsi Sumbar 2005 sampai 2025, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2009 sampai 2029 dan RPJMD Provinsi Sumbar 2010-2015," ucapnya.

Pembangunan jalan tol Padang-Pekanbaru direncanakan melewati Padang, Padangpariaman, Padangpanjang, Tanahdatar, Agam Payakumbuh dan Limapuluh Kota. "Jika ini selesai, waktu tempuh Padang-Bukittinggi (dihubungkan feeder jalan tol) dari 2 sampai 3 jam menjadi 1 ½ jam. Dengan demikian, pengguna jalan tol akan mendapatkan keuntungan berupa penghematan biaya operasional kendaraan (BOK) dan waktu. Hal itu lebih baik dibanding melewati jalan non tol," ujar Irwan.

Tol juga mendukung percepatan pertumbuhan wilayah pembangunan pada sektor pariwisata, sektor perekonomian, sektor pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Sumbar . "Pembangunan jalan tol tersebut akan menghabiskan anggaran Rp 10 triliun. Pembangunan jalan tol direncanakan akan selesai selama 4 tahun," ucapnya.

Pembangunan jalan tol didukung Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah  VIII (Sumbar, Jambi, Riau dan Kepri), Joko Wardoyo. Menurutnya, pembangunan jalan tol Sumbar-Riau dapat memacu perekonomian Sumatera bagian tengah (Sumbagteng).

"Sumbar memiliki keunggulan di sektor pertanian serta perdagangan. Sedangkan Riau kaya dengan sumber minyak dan gas serta  kelapa sawit. Jambi unggul di sektor pertanian dan Kepulauan Riau merupakan  pusat  kawasan industri dan perdagangan. Nah, jalan tol membuka peluang integrasi pembangunan ekonomi di  Sumbagteng. Dengan begitu, inflasi di Sumbar yang biasanya tinggi, akan mudah ditekan karena  akses barang ke Sumbar se¬makin lancar," ulasnya.  (ayu)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook