PRABUMULIH (RP) - Banyaknya praktek asusila yang melibatkan siswa sekolah di kota Prabumulih dalam beberapa pekan terakhir membuat Dinas Pendidikan kota Prabumulih mewacanakan untuk diadakannya tes keperawanan bagi siswi sekolah yang ada di kota Prabumulih.
“Kasus (asusila,red) yang menimpa siswi sekolah dalam beberapa hari terakhir sudah cukup pelik. Kita tidak mau ini terulang lagi. Mengenai perlu tidaknya tes keperawanan bagi siswi sekolah, kita tentu harus membahasnya lagi," ujar HM Rasyid, seperti diberitakan Sumatera Ekspres (Grup JPNN) seraya mengatakan akan mencari aturan terkait hal tersebut.
Rasyid pun cukup serius untuk tentang rencananya ini. Bahkan ia berencana untuk membahas dan memasukkannya ke anggaran Dinas Pendidikan 2014 mendatang apabila tidak ada aturan yang menentangnya.
“Ini semua untuk mengontrol perilaku siswa agar lebih berhati-hati dalam pergaulannya. Tentu rencana ini semata-mata untuk kebaikan para siswa,” terangnya.
Meski begitu, Rasyid masih memprioritaskan program-program pendidikan untuk tahun anggaran 2014 yang telah direncanakan sebelumnya. Sehingga rencana tersebut masih dalam tahap perbincangan.
“Biaya untuk melakukan tes keperawanan tersebut tidaklah murah. Psikotes yang kita lakukan untuk menjaring siswa masuk di beberapa sekolah saja sudah cukup banyak menguras anggaran. Makanya masih kita kaji apakah tes keperawanan ini cukup efektif bagi para siswa atau tidak,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Komisi 1 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota Prabumulih, Hartono Hamid mengatakan wacana tes keperawanan tersebut masih perlu dikaji aturannya. Pasalnya, tes keperawanan tersebut menyangkut pribadi siswa tersebut.
"Lagipula tidak seluruhnya kasus tidak perawannya seorang wanita diakibatkan hubungan suami istri. Adajuga yang disebabkan karena berolahraga dan lain-lain," terangnya.
Menurutnya masih banyak cara yang bisa ditempuh oleh pemerintah dalam membentuk kepribadian para siswa. Terlalu dini untuk memutuskan tes keperawanan tersebut terkait beberapa kasus tindakan asusila oknum siswa kota Prabumulih dalam beberapa pekan terakhir.
“Jangan sampai gara-gara ulah dari segelintir siswa, seluruh anak dikorbankan. Saya rasa rencana tes keperawanan itu tidak perlu untuk dilakukan,” pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, rencana Disdik kota Prabumulih untuk melakukan tes keperawanan bagi siswa kota Prabumulih terkait kasus asusila yang dilakoni sejumlah oknum siswa sekolah. Pada tanggal 14 Agustus, sebanyak 6 orang siswi sekolah serta satu orang pria terpaksa harus digelandang ke Mapolres Prabumulih untuk dimintai keterangan terkait dugaan perdagangan manusia.
Diduga keenam gadis tersebut akan ditawarkan kepada pria hidung belang dengan harga Rp 1 juta per orang. Namun karena tidak cukup bukti, polisi pun akhirnya membebaskan sang pria.
Lalu keesokan harinya (15/8), kamera wartawan berhasil menangkap gambar adegan mesum sepasang siswa sekolah yang dilakukan di lapangan Prabujaya. Kegiatan tersebut bahkan dilakukan dilapangan terbuka serta ditonton oleh masyarakat yang lewat tempat tersebut. Entah karena larut dalam suasana, pasangan tersebut seolah acuh dan tidak mempedulikan warga sekitar yang menonton.
Kedua kasus tersebut cukup menjadi tamparan telak bagi dunia pendidikan kota Prabumulih sehingga Kepala Dinas Pendidikan kota Prabumulih mengeluarkan statement untuk melakukan tes keperawanan tersebut. (kos/jpnn)