JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pemerintah diminta hati-hati soal usulan melakukan lockdown yang kini masif didengungkan. Usulan tersebut bisa jadi jebakan kelompok-kelompok tertentu untuk merongrong pemerintahan Presiden Ketujuh RI tersebut.
Hal itu disampaikan pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe terkait persoalan global yang kini melanda hampir semua negara karena pandemi virus corona (Covid-19).
"Saya menyarankan Pak Jokowi berhati-hati. Usulan itu bisa saja berpotensi sebagai jebakan kelompok tertentu dalam merongrong pemerintahan Jokowi," ujar Ramses di Jakarta, Sabtu (21/3/2020).
Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini juga menyebut lockdown berpotensi menimbulkan guncangan sosial berupa kemarahan rakyat. Menurutnya, kebijakan meliburkan aktivitas masyarakat selama dua minggu saja sudah merepotkan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah, apalagi jika pemerintah sampai menerapkan lockdown.
"Lockdown itu belum urgen, meski diterapkan terbatas tak akan menyelesaikan masalah, karena Covid-19 tak menyasar daerah-daerah tertentu. Lockdown malah bisa berpotensi menimbulkan guncangan sosial berupa kemarahan rakyat," ucapnya.
Oleh karena itu, dosen di Universitas Dian Nusantara Jakarta tersebut menyarankan agar Presiden Jokowi dan jajarannya terus menerus mengajak semua pihak bekerja sama dalam penyediaan obat-obatan yang mulai diproduksi sejumlah negara termasuk Cina.
"Langkah hati-hati Jokowi untuk tidak memberlakukan lockdown sudah tepat. Imbauan kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dengan mencuci tangan, social distancing dan lain-lain perlu ditaati masyarakat," ujar penulis buku Ahok Sang Pemimpin "Bajingan" itu.
Sumber: JPNN
Editor: Hary B Koriun