SETAHUN PEMERINTAHAN JOKOWI-JK

Terobosannya Lambat, Tapi Pasti

Nasional | Selasa, 20 Oktober 2015 - 16:34 WIB

Terobosannya Lambat, Tapi Pasti

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

JAKARTA (RIAUPOS.CO)-Pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah didaulat menjadi presiden ke-7 RI pada 20 Oktober 2014 lalu untuk periode 2014-2019 dan hari Selasa ini (20/10/2015) tepat setahun pemerintahannya.

Sudah setahun berlalu. Namun perjalanan setahun ini cukup berat tantangan yang harus dipikul keduanya, terutama menghadapi kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan kualitas SDM dalam negeri yang rendah sulit mengimbangi negara ASEAN lainnya yang telah maju seperti Singapura. Selain tak luput dari kritikan, Jokowi-JK dianggap telah menorehkan berbagai prestasi.

Hasil analisa Sucorinvest Asset Management, Selasa (20/10/2015) yang berjudul: Happy

Anniversary for Jokowi-JK, Slowly but Sure.

Prestasi pertama masalah pemberantasan pencurian ikan atau illegal fishing yang dilakukan oleh para nelayan asing. Pemerintahan Jokowi-JK berkibar salah satunya karena kesuksesan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Sampai sekarang ini, Susi telah berhasil menenggelamkan 70-97 unit kapal ilegal asing yang terbukti melakukan pencurian ikan. Tentu, hal ini keuntungan yang baik bagi industri kelautan dan perikanan Indonesia.

Kemudian prestasi keduanya adalah pembubaran Pertamina Energy Trading Ltd (Petral), yang merupakan anak usaha Pertamina. Pemerintah RI yakin jika eksistensi Petral tidak diperlukan lagi. Melalui pembubaran ini, Pertamina akan lebih fokus untuk menggenjot minyak dan gas menjadi lebih baik ke depan. Petral kini sudah tamat hanya tinggal riwayatnya saja, operasinya tidak lagi.

Prestasi ketiga yakni masalah peringkat investasi Indonesia di mata internasional. Lembaga rating Standard & Poor Services (S&P) telah menaikkan peringkat investasi Indonesia menjadi positif dari sebelumnya stabil. Ini menunjukkan jika iklim investasi di Indonesia sudah lebih baik dari sebelumnya.

Memang tak diragukan, naiknya peringkat investasi itu dibuktikan dengan langkah Pemerintah mempermudah perizinan investasi melalui satu pintu atau Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di BKPM. Pemerintah RI juga telah memotong budget Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dialihkan ke proyek-proyek infrastruktur, nilainya sekitar Rp290 triliun.

Kemudian, apa terobosan selanjutnya? Tentu di tahun kedua ini, pemerintahan Jokowi-JK diharapkan menjadi lebih baik, dengan prestasi yang barangkali mampu melebihi prestasi di tahun pertama. Berbagai rangsangan kebijakan ekonomi Jokowi-JK untuk percepatan diharapkan mampu mendorong perekonomian saat ini yang memang dalam kondisi belum stabil. Setidaknya, beberapa indikator ekonomi seperti neraca transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) tak  melebar terlalu dalam,

dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan tetap stabil.

Laporan : dtfinance

Editor    : Aznil Fajri









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook