PADANG (RP) - Musibah sepertinya tidak henti-hentinya melanda Kota Padang sehari kemarin (19/10). Usai kebakaran menghanguskan kompleks Matahari Atom Center, sore harinya giliran air bah merendam sekitar 140 unit rumah di 4 kampung di Kecamatan Bungus Taluk Kabung. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun warga terpaksa mengungsi akibat genangan air mencapai leher orang dewasa.
Empat kampung terendam itu berada di
Kelurahan Bungus Selatan, Kelurahan Teluk Kabung, Kelurahan Bungus
Barat, dan Kelurahan Bungus Timur. Selain merendam rumah, air juga
meluber ke jalan sehingga ruas jalan utama Padang-Painan tidak bisa
dilalui selama 2 jam. Akibatnya, terjadi kemacetan di jalan utama
tersebut.
Dari informasi yang dihimpun, air bah bersumber dari
meluapnya air terjun Timbalun sekitar 10 km dari jalan raya sekitar
pukul 15.30 WIB. Hanya berselang beberapa detik, air merendam Timbalun,
Labuhan Tarok, dan Sawah Laweh mencapai pinggang orang dewasa.
Pantauan di lokasi
kejadian, air bewarna kuning cokelat pekat mengalir di jalan
Padang–Painan. Kemacetan panjang pun tak terelakkan dari dua arah
berlawanan. Dari arah Kota Padang, kemacetan mengular sampai tanjakan
Bukit Lampu, dan dari arah Painan antrean kendaraan mencapai hingga
Kenagarian Sungailimau.
Di jalan kawasan Simpang Ampek Cindakir
hingga TPI Bungus Timur, turut terendam air. Akibatnya, kendaraan pun
sulit melintas, beberapa mobil dan motor mati mendadak. Nofriati, 40,
warga setempat mengatakan, kejadian serupa pernah terjadi sekitar tahun
80-an. Namun, debitnya tidak begitu besar seperti sekarang. ”Dulu
sekitar tahun 1981 kejadian ini juga pernah terjadi, namun lebih kecil,”
ungkapnya.
Ronal, 27, seorang pengendara motor memilih
berbalik arah karena takut terjadi hal-hal tidak diinginkan. ”Saya
balik saja bang, rencananya mau pergi ke tempat teman di daerah Kelok
Jariang. Baiknya, besok sajalah,” ungkap warga Gauang itu.
Kasi Ops Basarnas Kota Padang Juanda Sodo
mengatakan, pihaknya langsung bergerak usai menerima informasi dari
masyarakat. ”Kami langsung menuju lokasi membawa 3 perahu karet,”
ujarnya.
Kabid BPBD Damkar Edi Asri menyebutkan air mulai menyusut menjelang Shalat Isya dan jalan sudah dapat dilewati. Biarpun begitu, beberapa titik masih meninggalkan lumpur yang licin. ”Sekitar pukul 19.30 WIB air di jalan sudah mulai surut. Saya berharap pengendara tetap berhati-hati melalui jalan tersebut,” ujarnya. Dalam musibah ini, tambahnya, satu jembatan putus, satu rumah tertimbun, dan belasan rumah lainnya terndam. (cr2/wn/rpg)