Kebakaran di Pessel Terus Meluas

Nasional | Kamis, 20 September 2012 - 13:37 WIB

PAINAN (RP) - Sulitnya medan untuk menembus lokasi kebakaran pada lahan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Silaut, Pesisir Selatan, memaksa petugas pemadam kebakaran “balik kanan”. Sebagai gantinya, empat unit eskavator dikerahkan untuk mengisolasi lokasi kebakaran dengan cara pembuatan parit selebar 3 meter. Akibat kebakaran hutan, Pessel dikurung kabut asap. 

“Sampai hari ini (kemarin, red), api masih hidup. Upaya pemadaman sulit dilakukan karena sulitnya medan menuju lokasi. Sekarang empat unit eskavator milik perusahan perkebunan sedang membuat parit selebar 3 meter untuk mencegah api tidak meluas. Untuk sementara, hanya upaya ini yang bisa dilakukan,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Pessel, N Riswandi, kemarin (19/9).

Dari laporan yang diteri­manya, Riswandi menyebut sumber api dari lahan ma­syarakat hingga menjalar ke lahan PT Sapta, PT Incasi Raya, serta lahan masyarakat di Kecamatan Silaut.

“Laporan sementara, asal api dari lahan masyarakat. Tapi ini belum pasti. Petugas di lapangan masih membuk­tikan kebenarannya,” jelasnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pessel Butuh Floating Pump

Karena sulit menjangkau lokasi kebakaran, para petugas pemadaman mengusulkan penggunaan floating pump (pompa air). “Tapi alat ini tidak dimiliki BPBD Pessel,” keluh N Riswandi.

Floating pump sudah di­usulkan tahun ini 2 unit mela­lui APBD Perubahan 2012. “Alat pompa air ini bisa dibawa ke mana-mana, meski lokasi yang sulit dijangkau sekali­pun,” terangnya.

Kepala Dinas Kehutanan dan Energi Sumber Daya Mineral (Dishut ESDM) Pessel, Maswar Dedi mengatakan, lahan yang terbakar mencapai 250 hektare. Pada lahan seluas itu terlihat ada enam titik api.

Pessel Berkabut

Akibat kebakaran hutan ini, Pessel mulai diselimuti kabut asap. Namun, Kantor Ling­kungan Hidup Pessel meng­­klaim kabut berasal asap keba­karan hutan di provinsi tetang­ga dan masih di ambang batas.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup Pessel, Khairul Ependi menjelaskan, kebakaran di Si­laut memang berpengaruh ter­hadap kondisi kabut asap di Pessel, namun pengaruhnya sangat kecil.  “Kabut asap sudah terjadi sejak tiga pekan terakhir. Tapi kondisinya ma­sih pada ambang batas. Kabut asap ini diduga berasal dari kiriman kebakaran provinsi tetangga, bukan dari kebaka­ran lahan di Kecamatan Silaut sejak dua hari ini,” jelasnya.

“Bila kondisi kabut asap ini te­rus belanjut dan akan mem­be­ri dampak kesehatan kepada masyarakat, kemungkinan ma­sya­­rakat akan diberi mas­ker. Ka­mi akan berkoordinasi de­ngan Di­nas Kesehatan,” jelasnya. (yon)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook