PAINAN (RP) - Sulitnya medan untuk menembus lokasi kebakaran pada lahan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Silaut, Pesisir Selatan, memaksa petugas pemadam kebakaran “balik kanan”. Sebagai gantinya, empat unit eskavator dikerahkan untuk mengisolasi lokasi kebakaran dengan cara pembuatan parit selebar 3 meter. Akibat kebakaran hutan, Pessel dikurung kabut asap.
“Sampai hari ini (kemarin, red), api masih hidup. Upaya pemadaman sulit dilakukan karena sulitnya medan menuju lokasi. Sekarang empat unit eskavator milik perusahan perkebunan sedang membuat parit selebar 3 meter untuk mencegah api tidak meluas. Untuk sementara, hanya upaya ini yang bisa dilakukan,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Pessel, N Riswandi, kemarin (19/9).
Dari laporan yang diterimanya, Riswandi menyebut sumber api dari lahan masyarakat hingga menjalar ke lahan PT Sapta, PT Incasi Raya, serta lahan masyarakat di Kecamatan Silaut.
“Laporan sementara, asal api dari lahan masyarakat. Tapi ini belum pasti. Petugas di lapangan masih membuktikan kebenarannya,” jelasnya.
Pessel Butuh Floating Pump
Karena sulit menjangkau lokasi kebakaran, para petugas pemadaman mengusulkan penggunaan floating pump (pompa air). “Tapi alat ini tidak dimiliki BPBD Pessel,” keluh N Riswandi.
Floating pump sudah diusulkan tahun ini 2 unit melalui APBD Perubahan 2012. “Alat pompa air ini bisa dibawa ke mana-mana, meski lokasi yang sulit dijangkau sekalipun,” terangnya.
Kepala Dinas Kehutanan dan Energi Sumber Daya Mineral (Dishut ESDM) Pessel, Maswar Dedi mengatakan, lahan yang terbakar mencapai 250 hektare. Pada lahan seluas itu terlihat ada enam titik api.
Pessel Berkabut
Akibat kebakaran hutan ini, Pessel mulai diselimuti kabut asap. Namun, Kantor Lingkungan Hidup Pessel mengklaim kabut berasal asap kebakaran hutan di provinsi tetangga dan masih di ambang batas.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup Pessel, Khairul Ependi menjelaskan, kebakaran di Silaut memang berpengaruh terhadap kondisi kabut asap di Pessel, namun pengaruhnya sangat kecil. “Kabut asap sudah terjadi sejak tiga pekan terakhir. Tapi kondisinya masih pada ambang batas. Kabut asap ini diduga berasal dari kiriman kebakaran provinsi tetangga, bukan dari kebakaran lahan di Kecamatan Silaut sejak dua hari ini,” jelasnya.
“Bila kondisi kabut asap ini terus belanjut dan akan memberi dampak kesehatan kepada masyarakat, kemungkinan masyarakat akan diberi masker. Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan,” jelasnya. (yon)