JAKARTA (RP) - Pasca kerusuhan yang menyebabkan kebakaran di Lapas Kelas II A Labuhan Ruku, Sumatra Utara, sejumlah narapidana langsung dipindahkan.
Ada sekitar 167 napi yang telah dipindahkan ke enam lapas di wilayah Sumatera Utara. Sedangkan jumlah napi yang kabur sampai sekarang belum bisa dipastikan.
Kasubdit Komunikasi Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Akbar Hadi Prabowo mengatakan pemindahan itu mulai hari ini sudah dilakukan.
‘’Ada enam lapas yang akan dijadikan tempat pemindahan napi,’’ papar Akbar yang kemarin berada di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.
Akbar menjelaskan ada 167 napi yang telah dipindahkan. Mereka antara lain dibawa ke Lapas Pematang Siantar (51 napi), Tebing Tinggi (20), Tanjung Balai (50), Padang Jaya (15), Lubuk Pakam (18) dan Balige, Toba Samosir (13). ‘’Kemungkinan akan ada pemindahan ke Lapas lainnya, saat ini masih dalam koordinasi,’’ paparnya.
Kementerian Hukum dan HAM sendiri menyiapkan 13 Lapas sebagai tempat pemindahan sementara. Akbar mengatakan meskipun terbakar, namun ada sejumlah blok yang masih bisa digunakan. Beberapa napi mungkin masih akan ditempatkan di Lapas Labuhan Ruku dengan pengamanan ketat.
Hingga pukul 20.00, Akbar belum bisa memastikan berapa tahanan yang kabur. ‘’Datanya yang buron masih simpang siur. Tadi sore seluruh napi sudah diapelkan tapi kami masih belum bisa memastikan berapa yang kabur,’’ terangnya. Hanya saja ada 22 napi yang tertangkap, tiga di antaranya menyerahkan diri.
Berdasarkan data di situs smslap.ditjenpas.go.id data jumlah penghuni Lapas Labuhan Ruku sebelum kerusuhan sebanyak 867 penghuni. Jumlah ini terdiri dari sebanyak 564 orang napi dan 303 orang masih berstatus tahanan.
Lapas Labuhan Ruku sendiri didominasi penghuni dengan kasus narkotika sebanyak 440 orang.
Diduga ada 45 orang yang kabur pasca kebakaran tersebut. Sebab informasi yang dihimpun JPNN ada 822 orang yang sudah terdata pasca kejadian. Artinya ada selisi 45 orang dari jumlah semula. Terkait hal ini, Akbar mengatakan data itu masih belum valid.
Sementara itu, Wakil Menteri Hukum dan Ham Denny Indrayana membenarkan jika salah satu penyebab kerusuhan di Lapas Labuhan Ruku ialah persoalan remisi. Informasi awal keributan itu terjadi antara petugas Lapas dan napi terkait pemberian remisi. ‘’Informasi awal yang seperti itu, tapi masih perlu diverifikasi,’’ ujarnya dalam keterangan persnya kemarin.
Menurut dia hal tersebut perlu diverifikasi karena muncul beberapa hal yang diduga juga menjadi penyebab kerusuhan. Penyebab lain itu yakni adanya pemindahaan napi dari Lapas Lubuk Pakam. Menurut Denny, persoalan umum hingga terjadinya kerusuhan di dalam Lapas itu ialah masalah over kapasitas.
‘’Kasus ini perlu diinvestigasi lebih dalam agar tidak terjadi di lapas atau rutan yang lain,’’ paparnya. Denny hanya memastikan tidak ada korban jiwa dari peristiwa kerusuhan yang berujung pada pembakaran bangunan lapas tersebut.
Menurut dia secara nasional ada lima program yang kini tengah dijalankan Kemenkumham menyikapi overloadnya kapasitas Lapas. Lima program itu antara lain, pembangunan Lapas baru, pemberian hak-hak bagi penghuni dari kelompok marjinal seperti anak, lansia, dan sakit atau cacat permanen.
Selain itu, Kemenkumham juga sedang koordinasi dengan instansi terkait mengenai rehabilitasi bagi pemakai dan korban narkotika. Menurut dia hampir di semua Lapas di Indonesia, napi terbanyak merupakan kasus narkoba.
Nah menurut Denny tidak semua napi narkoba itu harus menjalani hukuman pidana. ‘’Banyak di antara mereka yang seharusnya sesuai undang-undang harusnya ada di rehabilitasi,’’ terangnya. Denny menyebutkan di kota-kota besar, napi kasus narkoba jumlahnya di atas 50 persen.
Selain itu, menurut Denny program lain yang tengah diupayakan Kemenkumham ialah mendorong penegakan hukum pidana alternatif. Dijelaskan dia, dengan begitu tidak semua pelaku tindak pidana dihukum di penjara.
Menurut dia bisa saja mereka dihukum alternatif seperti misalnya kerja sosial. ‘’Selain itu kami juga tengah berupaya memindahkan napi-napi dari Lapas. Misalnya dari yang terlalu over ke lapas yang tingkat over-nya belum tinggi. Tapi hal ini juga bukan solusi terbaik,’’ terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ahad sore, kerusuhan di Lapas kembali terjadi. Kali ini lokasinya berada di Lapas Labuhan Ruku, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Kerusuhan terjadi sekitar pukul 17.00.
Peristiwa itu bermula dari aksi sejumlah napi yang secara spontan menerobos ke pos pengamanan dan melakukan penyerangan kepada petugas jaga. Para napi lantas melakukan pembakaran ruang Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) dan ruang registrasi.
Penjagaan Perbatasan Riau Diperketat
Sejak Ahad (18/8), seluruh jajaran Polda Riau diperintahkan untuk memperketat menjagaan di perbatasan sebagai antisipasi masuknya napi yang kabur dari Lapas Kelas II A Labuhan Ruku, Batubara, Sumatera Utara.
Hal itu dikatakan Kabid Humas Polda Riau, AKBP Hermansyah SIK, Senin (19/8). ‘’Penjagaan di perbatasan diperketat, terutama antara Riau dengan Sumatera Utara. Seluruh jajaran Polres sudah diperintahkan untuk menurunkan personel,’’ jelas Hermansyah.
Dari seluruh Polres yang ada menjadi atensi adalah kawasan perbatasan di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). ‘’Karena daerah itu langsung berbatasan dengan Sumatera Utara. Meski begitu, Polres di kabupaten lain di Riau tetap juga kita minta untuk melakukan razia,’’ lanjutnya.
Selain penurunan personel untuk menjaga perbatasan tersebut, Hermansyah juga berharapkan bantuan dari masyarakat dalam bentuk informasi-informasi.
‘’Jika masyarakat menemukan orang-orang yang mencurigakan di lingkungan tempat tinggal, segera informasikan.
Gelar Sketsa Wajah
Di sisi lain, untuk membantu pengungkapan aksi penembakan terhadap dua polisi di Jakarta hingga tewas beberapa waktu lalu, Polda Riau juga menyebar sketsa wajah pelaku penembakan tesebut. Sosialisasi ini dilakukan jika ada masyarakat yang mengenali dapat segera melaporkan pada aparat kepolisian.
‘’Ini merupakan instruksi dari Mabes Polri, membantu pengungkapan. Kita juga menyebarkan sketsa wajah orang yang diduga sebagai pelaku penembakan pada masyarakat luas,’’ imbuh Kapolda Riau, Brigjen Pol Condro Kirono MM MHum melalui Kabid Humas, AKBP Hermansyah SIK.
”Sketsa wajah pelaku juga ditempelkan di pusat-pusat perbelanjaan. Tempat-tempat keramaian dan terminal-terminal kedatangan orang yang masuk dan keluar dari Riau,’’ paparnya.(ade)