Puting Beliung Terjang Solok Selatan

Nasional | Senin, 20 Mei 2013 - 12:22 WIB

Puting Beliung Terjang Solok Selatan
Salah satu rumah warga yang hancur pasca dihantam angin puting beliung. Foto: Arditono/Padang Ekspres/RPG

SOLSEL (RP) - Peristiwa alam menggemparkan warga Kabupaten Solok Selatan, Sabtu (18/5) pukul 17.30 WIB. Hujan lebat disertai angin puting beliung mengganas di Jorong Tanggoakar, Nagari Lubukgadang Utara, Kecamatan Sangir.

Akibatnya, puluhan rumah warga termasuk satu unit masjid hancur lebur, dan ratusan hektare kebun karet, dan kebun jagung warga daerah itu tumbang. Peristiwa itu tidak ada korban jiwa, ditaksir kerugian masyarakat mencapai Rp900 juta.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pantauan Padang Ekspres (RPG), Ahad (19/5) di lokasi kejadian, puluhan rumah termasuk pondok warga porak-poranda diterjang puting beliung. Bahkan ada yang ditimpa pohon durian, pohon kelapa, pohon pinang dan pohon karet. Amukan puting beliung itu, juga menghancurkan Masjid Baitul Muhajirin di Sungai Salak, atap, kayu dan didindingnya bertebangan.

”Ada sekitar 23 unit rumah dan pondok warga tumbang putting beliung, bahkan rubuh ditimpa pohon, satu orang warga luka-luka,” jelas Aguspa Erianto Wali Jorong Tanggoakar, Ahad (19/5) di Sungaisalak.  

Tak hanya bangunan yang hancur, ratusan hektare kebun karet dan kebun jagung masyarakat tumbang. ”Pohon-pohon patah dan rubuh, termasuk rumput sujud ke bumi,” ujarnya.

Amirudin (38),  guru MDA Masjid Baitul Muhajirin menjelaskan, saat puting beliung disertai hujan lebat terjadi, ia bersama 40 muridnya berada di dalam masjid. Tiba-tiba suara derungan menggetarkan atap masjid, tak lama kemudian atap dan dinding masjid berterbangan. Ini membuat suasana dalam masjid hiruk- pikuk, ada yang menangis ketakutan.

”Saat atap diamuk puting beliung, semua santri menjerit ketakutan. Bila saya kehilangan akal, mungkin kami tak selamat. Allah masih sayang sama kami,” tuturnya dengan wajah pucat pasi.   

Sebagian santri ada yang menyelamatkan diri melalui pintu, ada yang melompat ke jendela. Semua terpaksa lari ke semak belukar, agar atap dan kayu masjid yang bertebangan tidak mengenai mereka.

”Santri saya menjerik kesakitan, akibat duri rumput di semak itu. Bahkan selama dua jam diguyur hujan lebat, ada yang menangis dan ada yang memanggil-manggil ayah dan ibunya,” sebutnya.

Yusni (55 )warga Sungaisalak yang rumahnya ditimpa pohon kelapa, hingga terbelah dua. Ia terkejut mendengar pintu rumahnya diterjang angin, rumah pun berguncangan hingga ke atap. Saat ia lari ke pintu, pohon kelapa rubuh dan membelah rumahnya. ”Ketika saya sedang memasak, rumah bergoyang. Saat saya lari ke pintu, pohon kelapa rubuh menimpa rumah, ” ujar ibu tiga anak itu.   

Sementara rumah Asriwal (30), hancur ditimpa pohon durian sekitar pukul 17.00 WIB. Sebelum pohon durian yang berdiameter 70 dan pajangnya sekitar 20 meter rubuh ke rumah, angin kencang pun menerbangkan atap rumah. ”Bila kami terlambat lari keluar, mungkin satu keluarga sudah tak bernyawa lagi. Buktinya, perlengkapan rumah hancur lebur,” sebut Andi kakak korban.

Marjulis (45), tokoh pemuda daerah itu menyesalkan sikap Pemkab Solok Selatan, karena tidak mau tahu dengan musibah yang melanda masyarakatnya. Dari lembaga DPRD Solok Selatan pun, hanya Khamislihat yang peduli terhadap rakyatnya. ”Bupati kita tak datang, wakil rakyat tak menampakkan wajahnya kecuali Khamislihat, ” sesal Marjulis.

Anggota DPRD Solok Selatan, Khamislihat kepada RPG mengatakan, ia berharap agar masyarakat tabah dan sabar dalam menghadapi bencana alam ini. Karena musibah sebagai landasan ujian keimanan untuk manusia, dan dijadikan pembelajaran.

”Masyarakat jangan khawatir, saya sebagai wakil rakyat akan membantu semampu saya. Yang jelas dalam waktu dekat ini, masjid ini harus dibangun kembali,” ujar Ketua Fraksi Demokrat itu.

Ia melanjutkan, rumah dan pondok warga yang rusak berat dan sedang harus didata pihak Wali Jorong. Agar warga mendapat bantuan rehabilitasi pasca musibah ini. ”Ada puluhan rumah yang rusak bahkan hancur, setelah berkeliling selama empat jam di Kampung Sungaisalak itu. Puing rumah ada yang tersangkut di pohon, pohon karet putus-putus dan kebun jagung warga pun bersujud ke tanah. Ini peristiwa yang luar biasa, dan pertama kali terjadi di Solsel,” ujarnya.(mg20/rpg/ade)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook