Ide Danau Toba Lokasi Judi, Tergantung Warga

Nasional | Jumat, 20 April 2012 - 09:46 WIB

Ide Danau Toba Lokasi Judi, Tergantung Warga
Pemandangan yang mempesona dari salah satu sudut Danau Toba, Sumatera Utara. (Foto: westeastgroup.com)

JAKARTA - Wacana mengembangkan Danau Toba menjadi lokasi perjudian dan seks, tidak perlu terlalu dalam ditanggapi dengan bingkai yuridis. Yang paling gampang adalah melihat respon warga sekitar Danau Toba, apakah siap jika di sana ada lokasi perjudian.

Menurut praktisi hukum asal Sumut di Jakarta, Junimart Girsang, dalam urusan pariwisata, sikap warga sekitar lokasi sangatlah menentukan. "Kalau lah itu jadi arena seperti itu (judi dan hiburan malam berbau seks, red), tapi warga sekitar tidak welcome, ya wisatawan tidak akan mau datang karena merasa tidak nyaman," ujar Junimart, yang diwawancarai JPNN ini dalam kapasitasnya sebagai tokoh pemuda Sumut yang merantau di ibukota, kemarin (19/4).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Jadi, menurut saudara kandung Juniver Girsang itu, wacana menjadikan Danau Toba sebagai lokasi judi dan hiburan malam, harus dikaji secara mendalam, dengan melibatkan warga sekitar Danau Toba. "Jangan hanya dengar pendapat elitnya saja," ujarnya.

Selain kesiapan warga sekitar, kesiapan pemda juga mesti menjadi pertimbangan utama. Kesiapan menyangkut pengawasan terhadap lokasi, yang mesti selektif, tidak sembarang orang boleh masuk ke kawasan judi dan hiburan seks itu.

Junimart memberi contoh kawasan Genting Highlands, Malaysia. Di sana, lanjutnya, warga muslim tidak boleh masuk ke kawasan perjudian tersebut. "Nah, bisa pemda melakukan pengawasan yang ketat. Kalau nggak siap, ya dampaknya pasti tidak baik," terangnya.

Berkali-kali dia mengatakan, wacana ini harus dikaji mendalam, dan penentunya adalah warga sekitar. Kalau warga sekitar Danau Toba menolak, maka ide tersebut harus dihentikan. Pasalnya, jika ide kontroversial itu direalisasikan tapi warga sekitar menolak, maka percuma saja. "Wisatawan itu butuh kenyamanan. Kalau tak nyaman, pasti tak mau datang," ujarnya.

Secara pribadi, Junimart berpendapat, pengembangan wisata Danau Toba jangan semata mengejar keuntungan finansial. Tapi, lanjutnya, mesti juga dipikirkan aspek-aspek sosiologis, antara lain menyangkut pola pikir dan adat masyarakat sekitar. "Juga bagaimana pola rasanya bagi warga sekitar," pungkasnya. (sam/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook