KEPULANGAN JAMAAH HAJI

Ck...ck...ck... karena suhu 40 Derajat, Garuda Kurangi 9 Ton Muatan

Nasional | Senin, 19 Oktober 2015 - 00:18 WIB

Ck...ck...ck... karena suhu 40 Derajat, Garuda Kurangi 9 Ton Muatan
Ilustrasi.

MAKKAH (RIAUPOS.CO) - Pemulangan jamaah haji dari bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz di Madinah terkendala suhu panas. Karena suhu mencapai 40 derajat celsius, pesawat Garuda Indonesia yang sedianya mengangkut pulang jamaah terpaksa mengurangi muatan.

Kepala Daker Airport Jeddah-Madinah Nurul Badruttamam mengungkapkan, akibat pengurangan muatan, 293 koli koper bagasi dengan berat 9.055 kg (9 ton) milik jamaah haji UPG 16 diturunkan dan tidak bisa dibawa ke Tanah Air.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Nurul menyatakan menerima surat resmi dari Manager on Duty Garuda Indonesia Rudita Yuswana Sabtu sore (17/10). Isi surat itu memberitahukan bahwa penerbangan pesawat yang membawa jamaah haji asal Sulawesi Selatan harus tertunda. Jamaah baru diterbangkan ke tanah air pada Minggu (18/10) pukul 15.05 waktu Arab Saudi (WAS) dari bandara Madinah.

Menurut Nurul, surat Garuda Indonesia tersebut menjelaskan bahwa temperatur di Kota Madinah pada Sabtu pukul 13.30 mencapai 40 derajat celsius sehingga sangat memengaruhi kondisi pesawat pada penerbangan GA 1314 tersebut.

"Sehubungan dengan kondisi tersebut, kami (GA, Red) harus menurunkan beban agar bisa berangkat dengan selamat,’’ terang Nurul, membacakan surat yang diterimanya.

"Beban yang kami turunkan sejumlah 4 palet bagasi penumpang sebanyak 293 koli dengan berat 9.055 kilogram (9 ton)," tambahnya.

 Sesuai dengan keterangan pihak Garuda Indonesia, Nurul menambahkan bahwa bagasi-bagasi tersebut akan dikirimkan ke debarkasi UPG dengan penerbangan berikutnya secara berangsur-angsur. Terkait dengan hal itu, dia mengimbau jamaah haji UPG 16 yang bagasinya tidak terangkut pada penerbangan GA 1314 segera berkoordinasi dengan pihak Garuda setiba di debarkasi Makassar. Tujuannya, memperoleh penjelasan soal mekanisme pengambilan bagasi saat pesawat haji selanjutnya sudah tiba di Makassar.

Pada bagian lain, keluarga Fatimah binti Abdul Hamid mendapat kepastian bahwa Fatimah telah meninggal dan disemayamkan di Muaishim (tempat pemakaman umum jamaah haji). Jamaah perempuan dari embarkasi Banjarmasin (BDJ 1) tersebut sempat dirawat di rumah sakit (RS) Arafah.

"Pukul 15.00, kami mendapatkan informasi dari tim identifikasi bahwa mereka menemukan jenazah atas nama Fatimah binti Abdul Hamid. Di situ jelas sekali, ada gelang identitasnya, nomor paspornya juga terlihat," terang Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat Sabtu malam lalu.

Menurut Arsyad, jenazah jamaah dengan nomor paspor B 0964338 itu ditemukan di tempat pemulasaraan jenazah di Muaishim. "Dengan temuan tersebut, laporan selama ini bahwa Fatimah hilang sudah bisa diidentifikasi. "Kami meminta pihak keluarga segera diberi tahu bahwa ibu Fatimah sudah ditemukan dalam kondisi wafat di Muaishim," jelasnya.   

Meski ditemukan di Muaishim, Fatimah binti Abdul Hamid tidak termasuk korban peristiwa Mina. Fatimah kali terakhir diketahui dirawat di ICU RS Arafah pada puncak haji 23 September lalu. Dengan ditemukannya jenazah Fatimah, Arsyad menegaskan bahwa sudah tidak ada lagi jamaah haji Indonesia yang dilaporkan hilang pada penyelenggaraan ibadah haji 1436 H ini.(end/c11/kim)

Laporan: JPPG

Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook