Padang Terendam Banjir

Nasional | Jumat, 19 Oktober 2012 - 09:38 WIB

Padang Terendam Banjir
TERJEBAK: Dua pengendara sepeda motor terpaksa mendorong kendaraanya karena mati mendadak akibat terjebak genangan air di kawasan Kampungnias, Padang, Kamis (18/10/2012). Foto: Ridwan/rpg

PADANG (RP) -Hujan lebat yang mengguyur Kota Padang sepanjang Kamis (18/10) petang kemarin, membuat sejumlah ruas jalan dan ratusan rumah warga, tergenang.

Beruntung, tak ada korban jiwa dan banjir bandang seperti yang ditakutkan warga Batubusuk dan Nanggalo.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Tinggi air di sejumlah ruas jalan, rata-rata setinggi lutut orang dewasa. Akibatnya, banyak motor dan mobil pengendara mati di tempat.

Tergenangnya air di sejumlah ruas jalan Kota Padang, disebabkan tersumbatnya aliran drainase dan sungai.

Pantauan RPG, kawasan yang paling parah, yakni Pondok, Kampung Nias, Raden Saleh, Lolong, Lapai, HOS Cokroaminoto, Khatib Sulaiman, Tarandam, Purus, Sisingamangaraja, dr Sutomo, Gunungpangilun dan Seberangpadang.

Karena mesin mati di tempat, banyak pengendara yang memarkir kendaraanya di tepi jalan. Bahkan, ada juga sebagian warga yang memarkir kendaraannya di tengah jalan.

Seperti di kawasan Lolong, dan Raden Saleh. Tak sedikit pula pengendara yang mendorong kendaraannya. Akibatnya, sejumlah ruas jalan yang tergenang, menjadi macet. Tak hanya macet, penumpang angkutan kota pun terlantar.

Demikian juga halnya dengan rumah warga. Banyak yang tergenang, seperti di kawasan Raden Saleh, Pondok, Lolong, Purus, Aiartawa.

Di antara warga juga bersiap-siap untuk mengungsi. Namun, karena hujan sudah reda sekitar pukul 17.00 WIB, niat mengungsi tersebut tak jadi dijalankan.

‘’Kami masih was-was, takut banjir susulan datang saat tengah malam nanti,’’ kata Afrizal, warga Raden Saleh.

Kawasan lainnya yang tergenang, yakni Kompleks Perumahan Araipinang. Ada 16 unit rumah warga dimasuki air setingginya setengah meter.

Warga di perumahan tersebut terpaksa menyelamatkan harta benda berharga agar tidak terendam banjir. Sebagian warga juga ada yang mengungsi ke rumah sanak familinya.

Wahid (45), warga Kompleks Arai Pinang mengatakan, air naik secara perlahan-lahan sejak pukul 17.00 WIB. Warga pun menjadi panik. ‘’Banyak juga warga yang tidak bisa menempati lagi rumahnya karena air telah masuk ke dalam rumah,’’ ujarnya.

Mira Ance (46), warga Jalan Niaga Pondok mengatakan, setahun belakangan jika turun hujan lebat, kawasan Pondok selalu banjir.

‘’Dulunya tidak pernah. Ketinggian air mencapai lutut,’’ ujarnya.

Ia menyebutkan, sebelumnya jika hujan lebat rumahnya selalu dimasuki air, karena air yang menggenangi ruas jalan meluber.

‘’Saya mengakalinya dan meninggikan teras rumah. Meluapnya air tersebut, disebabkan banyaknya drainase yang berada di kawasan Pondok tidak terawat,’’ ulasnya.

Manajer Pusdalop Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Sumbar Ade Edward mengatakan tingginya curah hujan kemarin, hanya terjadi di bagian hilir, tidak terjadi di hulu sungai.

‘’Curah hujan tidak tinggi. Kepastian ini, diperoleh setelah  dilakukan pemantauan dengan alat Closed-Circuit Television (CCTV) di Batang Kuranji dan Batang Arau. Tidak terlihat pergerakan air yang cukup tinggi di sana. Sehingga potensi banjir bandang juga relatif kecil,’’ ucapnya.

Ade mengatakan tergenangnya air di sejumlah ruas jalan, dikarenakan drainase kota tidak maksimal menampung debit air.

‘’Genangan air  itu, dengan sendiri akan hilang, seiring berhentinya hujan. Rata-rata daerah yang terkena banjir sekarang ini, daerah yang biasa tergenang saat hujan lebat. Ini sudah menjadi persoalan yang terjadi selama bertahun-tahun di Kota Padang,’’ ucapnya.

Ade mengimbau masyarakat yang tinggal di hulu Batang Kuranji dan Arau, tak perlu panik dengan hujan deras yang terus menerus mengguyur Kota Padang.

‘’Justru yang paling terdampak dengan banjir ini adalah warga yang tinggal di tepi pantai,’’ ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Hermen Peri mengatakan genangan air di ruas jalan karena curah hujan tinggi, dan mengakibatkan air pasang, sehingga air pasang juga menyebabkan sejumlah sungai menguap. Akibatnya, drainase tidak lagi berfungsi seperti biasanya.

‘’Drainase tidak lagi berfungsi karena air sudah melebihi ketinggian drainase, sehingga air tidak bisa lagi mengalir,’’ ujarnya.(ayu/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook